Chapter 18 : Kemarahan Tanjirou

168 37 56
                                    


Tak butuh sayap membentang untuk menjadi pelindung orang yang kau sayang
🦋 Inosuke-sama 🦋




Anak lelaki itu melesap melewati tangga dan melangkah lebar-lebar menuju gedung kelas XI MIPA 2.
Tujuannya satu dan sudah jelas. Bersiap mengirim Chouji Akamichi ke dasar neraka paling mematikan.

Tidak ada yang boleh mengusik Kanao. Meskipun cewek lembut itu sudah menolak Tanjirou menjadi pacar tersayang nya.
Tanjirou akan selalu jadi pelindung nya walau cewek itu berniat menolak sekeras apapun.

Sementara di belakang Tanjirou, Inosuke dan Zenitsu kewalahan juga gugup akibat memikirkan aksi nekat yang bakal dilakukan cowok itu.
Tidak ada satu sifat jelek pun yang mampu Tanjirou sembunyikan pada mereka berdua. Begitu pula sebalik nya.
Mereka lebih dari sekadar paham, Tanjirou tidak akan berlepas tangan jika ada yang berani mengusik miliknya.

Miliknya.

Tanjirou tidak pernah bilang 'kan, jika dia akan menyerah setelah penolakan Kanao tempo hari?

Deru napas memburu bersahutan. Mereka bertiga sudah tiba di depan kelas XI MIPA 2 dengan peluh juga rasa yang campur aduk.

🦋🦋🦋


Tanjirou masuk tanpa permisi menuju target yang sudah terkunci.
Di sana, Chouji si cowok tambun sedang merapikan ransel nya yang berantakan.
Kondisi kelas yang agak ramai tidak membuat Tanjirou yang masuk seenaknya mendapat perhatian.

Merasa ada yang menuju ke arahnya, Chouji otomatis menatap cowok berhelaian merah itu.
Bingung juga, sebab dia nggak tau itu siapa. Tanpa tedeng aling-aling, sebuah kepalan tinju justru melayang mengenai pipi cowok tambun itu.

Bugh!

"Kyaaa!"

"Woi, kenapa tuh!"

Sontak banyak pasang mata mencari pusat keributan.
Saat mereka menemukannya, pukulan demi pukulan sedang dilayangkan ke wajah Chouji yang belum tahu apa-apa.

Layaknya petarung andal. Sulung Kamado menyerang tanpa memberi kesempatan pada Chouji untuk membela diri.
Jangankan balik menghantam, celah untuk berdiri aja nggak ada.

"Brengsek Lo, SIALAN!"

"Tanjirouu! Aduh, udah Tan, udah! Lo nggak usah adu mekanik gini. Bisa gawat kalo ketauan guru!" Zenitsu berusaha melerai.
"UDAH BEGO!"

Sementara Inosuke membantu Chouji yang terbaring di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Inosuke membantu Chouji yang terbaring di lantai. Dia bingung, kesakitan, dan merasa teraniaya.

"Apa-apaan Lo bangke! Siapa Lo, berani-beraninya nonjok gue! Jangan sok jago, anying!"
Kesempatan emas yang didapat Chouji langsung dipergunakan untuk menyerang balik. Sayang sekali, hanya satu pukulan di pipi. Nggak sebanding dengan hasil pukulan Tanjirou di wajah tembam nya.

"Kak, udah kak, jangan diladenin. Kita minta maaf buat yang tadi," Inosuke kini sibuk meminta maaf pada Chouji. Anak itu tidak ingin masalah adu mekanik ini jadi makin melebar.

Kalo bukan demi Tanjirou, ogah banget dia mengiba minta maaf kek gini.

Para cewek yang ada di kelas merapat pada daun pintu. Ada juga yang merekam secara live di Hp masing-masing.

Tak mengindahkan usaha Kedua sahabat nya untuk mengehentikan keributan, Tanjirou justru semakin menjadi.
Seperti berubah menjadi Iblis selama beberapa menit.
Kini senjatanya adalah kaki pemuda itu sendiri yang langsung menendang tulang kering lawannya.
Chouji pun kembali mengaduh kesakitan sembari mengeluarkan umpatan kasar.

Sial.

Inosuke dan Zenitsu sungguh kewalahan. Emosi jiwa membuat Tanjirou bertingkah bagai Iblis buruan yang sedang lepas kendali. Mereka sungguh capek naik tangga. Ketambahan lagi mesti nenangin Tanjirou yang berulah brutal.
Beruntunglah, di saat genting seperti itu Naruto dan Murata muncul ke dalam kelas. Begitu pula Hinata dan kedua bestie nya yang langsung  tercengang.

Tak ingin baku hantam kian memanas, kedua nya ikut andil melerai dan menyeret Tanjirou keluar bersamaan.
Diikuti pula oleh duo Kamaboko lainnya, dan Hinata seorang diri.


🦋 SHUT 🦋

Naruto tak habis pikir. Tanjirou yang dia kenal sebagai adik kelas kalem dan ramah, bisa-bisanya nyelonong ke kelas orang dan main hajar aja.
Gila. Dia kesambet apaan?

"Heh bocah. Lo ada apa maen sikat aja sama Chouji? Ketahuan guru, bisa musnah reputasi baik Lo!"
Naruto mencoba menegur sebagai Kakak kelas yang peduli.
Namun demikian, Tanjirou bukannya menjawab malah mendengus kesal.

Seperti mendapat pencerahan, Hinata pun angkat bicara yang membuat kedua teman sekelasnya menoleh bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti mendapat pencerahan, Hinata pun angkat bicara yang membuat kedua teman sekelasnya menoleh bersamaan.
Sama halnya dengan Inosuke dan Zenitsu.

"Apa ... ini semua gara-gara insiden kemaren ya? Tentang foto Kanao?"

Sontak Tanjirou membeku. Apa semua orang udah tau kejadian memalukan itu?
Ya Tuhan. Bagaimana keadaan cewek idamannya sekarang? Apa dia baik-baik aja?

"Jadi, semua orang udah tau soal foto Kanao itu? Bangsat."
Murata kembali menahan Tanjirou yang hendak berdiri.
Sudah cukup. Dikira nggak capek turun naik tangga demi adik kelas mereka yang super BuCin ini.

"Sini, duduk dulu. Jangan ngabisin energi Lo buat nonjok Chouji yang udah dapet hukuman setimpal."

"Hinata bener Tan. Ini hari terakhir si gendut masuk sekolah. Seminggu dari sekarang, dia udah gak bakal keliatan lagi di sini. Dia di D.O sama Bu Kepsek."
"Tindakannya udah keterlaluan."

Ada kelegaan saat Murata dan Hinata memberi penjelasan panjang lebar.

"Nggak asik Lo pada. Masa baru tau sih? Emang nya nggak di share ya, di grup kelas Lo?"
Kali ini Naruto menimpali.

Inosuke berdiri dengan pose menantang sambil berkacak pinggang.
"Nggak ada Bang Nar. Kayak nya cuma anak kelas XI aja yang dapet info itu."

"Kalo Lo penasaran sama kabar nya Kanao, mending Lo ke UKS aja sono. Sekalian ngobatin hidung Lo yang mimisan."

Refleks Tanjirou menyentuh sekitar bibirnya. Benar saja, darah kental kembali membuat bibir atasnya basah.
Sejak kapan dia mimisan lagi? Saking terbakar emosi, sampai nggak sadar seperti ini.

Bersambung....





Tanjirouuuu... Aku padamu 😍
Maaf ya Chouji, peranmu cukup sampai di sini saja. Adios! 😅

Sepotong Hati Untuk Tanjirou ✔️ || TanjiKanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang