2

134 68 53
                                    

Setelah dari toilet Kila kembali ke kelasnya dengan kepala menunduk, seisi kelas menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan dan itu membuatnya risi. Memangnya dirinya salah apa sampai diperhatikan seperti itu.

Masih dengan kepala menunduk, Kila berjalan ke bangkunya. Kila tidak suka distuasi ini yang menjadikan dirinya sebagai bahan tontonan. Apa karena baju yang gadis itu pakai kebesaran? Jika benar berarti ini salah cowok tadi!

"Kila." Panggil Bella dengan suara berbisik. Bella kini sudah menempati bangku kosong disebelah Kila disusul Manda dan Nisa yang ikut mendekat.

Mendapat tatapan dari ketiga teman barunya membuat Kila mengerutkan dahinya. "Kenapa? "

"Lo tau gak siapa cowok tadi? " Tanya Bella.

Kila menggelengkan kepalanya. "Nggak tau. "

"Kalau lo nggak tau biar biar gue kasih tau. " Kini Nisa yang menyaut.

"Kenapa harus kasih tau aku, memangnya penting ya? " Tanya Kila dengan tatapan polos.

"PENTING!" Seru ketiganya secara bersamaan.

Kila mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menatap ketiga temannya secara bergantian. "Kenapa teriak sih, kan jadi pusat perhatian lagi. " Ucap Kila dengan lesu.

Ketiganya meringis, saat melihat sekitar dan benar saja mereka bertiga kini sudah menjadi pusat perhatian.

"Ya sorry Kil, spontan hehe." Ucap Manda diakhiri dengan cengiran.

"Tapi beneran lo harus tau berita ini, lo dengerin cerita gue ya. Awas sampai lo potong omongan gue." Ini ceritanya Nisa mau cerita atau ngancam sih. Kila jadi garuk-garuk kepala mendengar nya.

"Iya." Pasrah Kila dengan merebahkan kepalanya di atas meja.

"Ishh jangan tidur Kilaaa." Nisa menggoyang-goyangkan bahu Kila agar gadis itu mendengar ceritanya.

"Iya-iya." Kila kembali menegakkan kepalanya menatap kearah Nisa dengan tangan menumpu dagu.

Nisa berdehem sebelum memulai ceritanya.

"Cowok yang nabrak lo tadi namanya Dewa." Nisa memulai ceritanya.

"Kak Dewa." Koreksi Manda.

"Gue belum selesai cerita ish jangan dipotong dulu." Nisa Mengerucutkan bibirnya kesal.

"Oke lanjut." Kata Manda.

Nisa menarik nafas panjang kemudian lanjut bercerita.

"Kak Dewa itu kelas 12 IPA 1 idolanya satu sekolah. Selain sifatnya yang cuek, cool dan dingin dia juga merupakan kapten kesebelasan sepakbola disekolah kita. " Jelas Nisa.

"Yang lebih parahnya lagi lo adalah cewek pertama yang diperlakukan istimewa sama kak Dewa." Lanjutnya dengan perasaan menggebu-gebu.

"Istimewa gimana? " Tanya Kila sambil mengernyitkan dahinya bingung.

"Ya istimewa Kilaaa! Soalnya lo cewek pertama yang mendapat perhatian kayak tadiiii!" Nisa jadi greget sendiri menjelaskannya.

"Ya...ya mungkin karna dia merasa bersalah." Ucap Kila.

"Gak mungkin! Kak Dewa bukan tipikal orang yang merasa bersalah saat melakukan kesalahan." Ujar Bella.

"Tau dari mana kalian? Kan kita nggak tau gimana hati seseorang." Kata Kila. "Lagian kalian kan nggak kenal sama kak Dewa? " Lanjut Kila dengan alis yang saling bertautan.

"Pas lo ditarik kak Dewa tadi, kantin langsung heboh Kil. Mereka bilang lo beruntung banget bisa deket sama kak Dewa padahal mereka yang udah kenal lama jangankan deket ditegur aja untung. " Kata Manda.

AQILA DEWANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang