7

123 72 126
                                    

Dewa yang baru saja selesai mandi mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil berwarna putih. Melihat dirinya di pantulan cermin, tangannya bergerak menyentuh luka kecil di pipinya.

"Sial." umpatan kecil itu keluar dari bibir Dewa.

Kemarin malam saat Dewa pulang dari latihan sepak bola tiba-tiba saja ada yang mengadang jalannya. Cowok itu tahu betul siapa yang menyerangnya.

Untung saja kemarin malam kedua orangtuanya sudah tidur, jika tahu bisa-bisa Dewa terkena omel. Tapi bagaiamana dengan pagi ini? tidak ada pilihan lain untuk menghindar.

Dewa turun dari kamarnya bergabung dengan Salsa dan kedua orangtuanya yang sudah berkumpul di meja makan.

"Good morning." ucap Dewa, cowok itu menarik kursi di sebelah Salsa.

"Morning son." jawab Tama dan Mila sembari tersenyum.

Sedangkan gadis kecil di sebelah Dewa langsung beranjak berdiri mengecup pipi Dewa. Dewa terkekeh kemudian membalas mengecup pipi kanan dan kiri Salsa, sangat menggemaskan.

"Pipi kak Dewa kenapa?" tanya Salsa sembari menekan luka di pipi Dewa dengan tampang polosnya. Seketika Dewa meringis, bukan hanya lukanya saja yang di tekan tapi karena tatapan kedua orangtuanya yang seakan siap menghabisi dirinya.

Dewa menyengir ke arah kedua orangtuanya.

"Berantem lagi?" Tama menaikan alis sebelah, memandang anaknya dengan sinis. Sebenarnya sih luka di pipi Dewa hanya goresan kecil tapi tetap saja membuat mereka khawatir.

"Biasa lah pa. Anak papa kan ganteng wajar kalau banyak yang iri." Dewa terkekeh.

Tama menendang kaki Dewa dari bawah meja membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Ma! Papa nendang kaki Dewa." adu Dewa kepada Mila. Tama mendelik ke arah anak sulung nya, bisa-bisanya malah ngadu.

"Pa! Jangan kasar ya sama anak ku." Mila mencubit perut suaminya, tatapannya mengunus sampai ke relung hati rasanya.

Tama meringis melihat tatapan istrinya. "Maaf sayang." di usaplah rambut Mila dengan lembut, bisa gawat kalau istrinya sampai marah dan mendiamkannya.

"Hmm" Mila berdehem.

Kini tatapan Tama kembali ke arah Dewa. "Hari ini kamu ada acara?" tanya Tama.

Dewa menggelengkan kepalanya. "Nggak ada pa." jawab Dewa.

"Papa titip jagain adik kamu ya, papa sama mama mau ngehadirin pernikahan anak temen papa." ucap Tama.

"Aman pa." jawab Dewa.

"Sekalian ajak Salsa jalan-jalan, takutnya Salsa bosen di rumah." kata Mila.

"Siap ma." jawab Dewa.

Setelah selsai makan kedua orangtuanya segera berangkat, menyisakan Dewa dan Salsa di meja makan.

"Mau jalan-jalan sama kak Dewa nggak?" tanya Dewa. Saat ini Salsa sudah berada di pangkuan cowok itu.

Salsa menganggukkan kepalanya. "Mauu!" seru Salsa dengan semangat.

°°°


Minggu pagi di gunakan para ciwi-ciwi untuk melakukan joging di sekitar komplek Kila, kata Bella sih sekalian cuci mata siapa tahu ada cowok ganteng lewat. Memang dasarnya Bella itu mata keranjang. Kata nya mau pedekatean sama Karel tapi lihat cowok ganteng dikit langsung tergiur, membuat Kila, Manda dan Nisa menggelengkan kepala heran.

"Astaga, tuh cowok senyumin gue!" pekik Bella spontan saat seorang cowok melintasi mereka menggunakan sepeda. Jantung Bella berdebar-debar tak kala cowok itu tersenyum ke arahnya.

AQILA DEWANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang