15

50 7 0
                                    

Kila yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya segera menghampiri Karel yang sudah duduk anteng di meja makan. Kakaknya itu juga sudah rapi dengan pakaian casual nya, terlihat sangat tampan. Pantas saja Bella sampai tergila-gila meskipun di tolak beberapa kali kehadirannya.

Ngomong-ngomong tentang Bella, subuh tadi Bella chat di grup jika hari ini gadis itu izin tidak masuk sekolah karena masih sakit.

"Pagi kak Karel." sapa Kila dengan senyum lebarnya. Gadis itu mendudukkan dirinya di samping Karel.

"Pagi adeknya kakak yang paling cantik." balas Karel dengan senyuman yang tak kalah lebarnya.

"Bella sakit loh kak." beritahu Kila. "kak Karel nggak mau jengukin Bella?" tanyanya.

"Bukan urusan kakak." jawab Karel.

Memang ada hubungan apa sampai-sampai Karel harus jengukin Bella?

"Kak Karel jahat banget ngomongnya, perasaan waktu kak Karel sakit Bella jengukin kak Karel tuh." kata Kila.

"Kakak nggak nyuruh, dianya aja yang mau." kata Karel.

Kila menghela nafas kasar, ia juga tidak bisa memaksa Karel. Kakaknya itu susah di tebak, entah kenapa Kila terkadang merasa bahwa sebenarnya Karel tertarik dengan Bella, hanya saja Karel gengsi untuk mengakuinya. 

Tapi kembali lagi pada diri Karel, hanya cowok itu sendiri yang paham dengan perasaannya.

°°°

Kelas 12 IPA 1 seketika jadi riuh karena konser dadakan Revan dan Ariel, padahal masih jam setengah tujuh pagi. Teman-temannya tidak ada yang protes bahkan mereka juga ikut menikmatinya. Kapan lagi mereka bisa merasakan momen seperti ini, mengingkat sebentar lagi mereka akan lulus.

Bahkan tak jarang dari mereka yang sengaja mengabadikan momen ini dengan memvidiokannya di handphone.

Ariel sudah berdiri di atas meja guru bersiap menyumbangkan suara merdunya, dengan bermodalkan gagang sapu yang menjadi mic.

Tak jauh berbeda dengan Ariel, Revan juga berdiri di atas mejanya sendiri dengan gulungan buku menjadi mic nya.

"PAS AKU DOLAN JEBUL KETEMU KOWE NENG DALAN." nyanyi Ariel.

"KOWE KONANGAN GENDAKAN." sahut Revan.

"NGOMONGO JALOKMU PIE
TAK TURUTANE, TAK USAHAKNE." nyanyi Ariel lagi.

"Aku ramasalah... Yen kon berjuang dewe." suara Revan terdengar lirih.

"Sing penting kowe bahagia endinge." sambung Ariel tak kalah lirihnya.

Wajah Ariel yang tadinya berseri-seri seketika berubah menjadi murung.

"Anjay! kenapa jadi sad gini dah." kata Revan. Cowok itu turun dari atas meja, lalu pindah gelesoran di lantai.

"Gue keinget mantan gue Van! Kemaren gue lihat Anya gandengan sama selingkuhannya... Hiks." Ariel juga turun dari meja guru, bergabung gelesoran di samping Revan.

"Lo putus sama Anya?" tanya Revan tak percaya.

Di samping Revan, Ariel mengangguk lesu. "Gue putusin kemarin. Sakit Van lihat dia sama cowo lain... Hiks. Gue nggak sanggup." lirihnya.

AQILA DEWANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang