Kila sudah sampai di depan rumah Dewa, matanya menatap kagum pekarangan rumah Dewa yang begitu luas dan lebar. Rumah Dewa terbilang sangat mewah berbeda dengan rumahnya yang sangat sederhana.
Kila tidak datang sendiri, ada Rafael dan juga Revan. Tadi saat mengubungi Rafael ternyata cowok itu masih berada di parkiran. Jadilah Rafael dan Revan mengajak Kila pergi bersama karena kebetulan kedua cowok itu akan ke rumah Dewa.
Rafael menekan bel rumah Dewa, tak lama kemudian keluarlah wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik di mata Kila. Kila yang berdiri di belakang punggung Rafael dan Revan jadi gugup sendiri. Apa itu mamanya kak Dewa? Kila membatin.
"Eh ada Rafael sama Revan." Mila tersenyum menyambut kedatangan Rafael dan Revan. Kedua cowok itu pun ikut tersenyum, lalu mencium punggung tangan Mila. "Mau jenguk Dewa ya?"
"Iya tante." jawab Rafael dan Revan.
Fokus Mila kini jatuh pada gadis yang berdiri di belakang punggung Rafael dan Revan. Mila baru menyadari keberadaannya.
"Kamu temennya Dewa juga?" Kila yang merasa di tanya menganggukan kepalanya.
"Iya tante." jawab Kila. Kila maju kedepan mencium punggung tangan Mila dengan sopan.
"Nama kamu siapa?" tanya Mila. Suaranya terdengar begitu lembut di telinga Kila.
"Kila tante." jawab Kila.
Bibir Mila spontan terbuka, ternyata ini gadis yang selalu di ceritakan Dewa padanya. Dan hari ini akhirnya Mila dapat melihat langsung gadis itu. Pantas saja anaknya begitu menyukai gadis ini, terlihat cantik, imut dan menggemaskan.
"Jadi kamu yang namanya Kila?" tanya Mila.
"Iya tante." jawab Kila sembari tersenyum.
"Aqila Queenzia anak kelas 10 IPA 2, bener?" tanya Mila lagi.
"Kok tante bisa tahu?" Kila terkejut. Bagaimana bisa mamanya Dewa mengetahui nama lengkap dan kelasnya. Padahal mereka bertemu baru hari ini.
Mila terkekeh melihat ekspresi terkejut dari wajah Kila, bahkan Rafael dan Revan yang menyimak pun sama terkejutnya tapi mereka memilih diam.
"Tahu dong! Apa sih yang nggak tante tahu. Kamu juga adiknya Karel kan?" Kila kembali terkejut, bahkan mamanya Dewa mengetahui kakaknya juga.
"Iya tante." jawab Kila. Kila menggaruk tengkuknya, bingung sekaligus grogi menjadi satu.
"Tante sampe lupa suruh kalian masuk." Mila tertawa. "Ayo Kila, Rafael, Revan masuk dulu." kata Mila.
Mila masuk duluan di ikuti Kila, Rafael dan Revan di belakangnya.
"Kalian langsung ke kamar Dewa aja, nanti tante bawain minumannya ke atas." kata Mila. "Oh iya Kila, nanti jangan pulang dulu ya. Tante mau ngobrol-ngobrol sama kamu."
Kila tersenyum kikuk. "Iya tante."
"Yaudah kalian langsung ke atas, tante pergi ke dapur dulu." kata Mila yang langsung di angguki ketiganya.
"Njir! Baru juga ketemu langsung akrab gitu. Auto jadi calon mantu lo Kil." kata Revan sembari tertawa.
Wajah Kila bersemu merah mendengar perkataan Revan. "Apaan sih kak!"
"Cie salting! Cieee!" Revan kembali tertawa. "Seratus persen langung dapat restu ini mah." lanjutnya.
°°°
"Dewa! Yuhuuuuu! Revan ganteng dateng nih!" teriak Revan saat sudah berada di depan pintu kamar Dewa. Spontan membuat Kila dan Rafael yang ada di dekatnya menutup telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQILA DEWANGGA
Teen Fiction"Aduh." Kila spontan memegang kepalanya saat sebuah bola tepat mengenai kepalanya. Entah bola itu datangnya dari mana Kila tidak tau. "Ambilin bola gue. " Seketika gadis itu reflek menoleh kebelakang mendengar suara bas yang dimiliki cowok yang se...