4. Gagal Deeptalk

199 94 11
                                    

Jarrel memberhentikan motornya di tepi jalan raya yang sudah lumayan sepi karena sekarang sudah menunjukkan jam dua belas malam.

"Kenapa Gal, bensin lo abis?" tanya Ella turun dari motor Jarrel dengan dibantu cowok itu.

"El, gimana kabar ayah lo?" tanya balik Jarrel menghiraukan pertanyaan Ella barusan. Jarrel duduk di pembatas jalan dengan memeluk kedua lututnya lalu Ella juga ikut duduk di samping Jarrel.

"Baik kok, Minggu depan ayah gue bakal pulang...." Ella menghela napasnya berat.

"Gue yakin, kita gak bakal bebas buat jalan sama-sama lagi."

"Gak lah, gue bakal pastiin kalau kita itu bakal terus sama-sama kek biasa,"

Ella tersenyum sekilas, balas menatap Jarrel dengan senyum tulusnya. Jarrel memegang kedua tangan Ella dan menciumnya lumayan lama.

"Lo ada masalah?" kali ini Jarrel membalas ucapan Ella dengan mengangguk sambil memeluk Ella dengan erat.

Ella membalas pelukan Jarrel dengan mengelus punggung cowok itu. "Kenapa?"

"Mama gue masuk rumah sakit lagi."

"Kenapa lo gak bilang?" sentak Ella dengan berteriak melepas pelukannya dengan kasar.

"Tuan putri gue gak boleh banyak beban pikiran nanti sakit." kata Jarrel mengelus rambut Ella dan menatap manik mata gadis itu dengan lurus.

Ella menahan air matanya yang akan keluar. Padahal mereka ini sudah berpacaran dua tahun lebih tapi Ella rasa Jarrel belum terlalu terbuka dengannya.

"L-lo anggap gue apa? Lo sendiri yang bilang kalau gue lagi ada masalah, gue harus ngomong sama lo begitu juga dengan lo,"

"Tapi kenapa lo--"

"Maaf El." Jarrel kembali memeluk Ella walaupun gadis itu berusaha menjauh darinya.

"Gue takut bunda nyakitin lo lagi. Tau kan bunda gak suka sama lo." Ella memberhentikan tangisnya, memang benar orangtua Jarrel tidak menyukainya.

"Suatu saat nanti, bunda juga bakal suka sama kamu sayang." kata Jarrel dengan lembut sambil mengelus rambut Ella.

"Harus nunggu berapa tahun lagi? Gue capek, Jarrel," Jarrel terkekeh kecil melihat muka Ella yang memerah setelah menangis. Mengusap pelan pipi gadis itu dan merapikan rambutnya yang berantakan.

"Cengeng banget lo, pacar siapa sih ini?" Gemas Jarrel ingin kembali memegang kedua pipi Ella, tetapi gadis itu segera menghindar.

"Pulang yuk." ajak Jarrel berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Ella membantu gadis itu berdiri.

"Nggak mau!" tolak Ella membuang muka.

"Ck ayo, Gala nya El lapar nih." Jarrel menoel pipi Ella membuat sang empu berdecak kesal.

"Kita deeptalk dulu Gal." ucap Ella menarik tangan Jarrel untuk kembali duduk di sampingnya.

Jarrel kembali duduk dan menatap Ella dalam, namun belum saja mereka melakukan deeptalk seorang penjual siomay tiba-tiba muncul dengan membunyikan klaksonnya membuat keduanya kaget.

"Siomay nya mas, mba, masih panas,"

"Gak mas, istri saya alergi ikan." ujar Jarrel membuat mas penjual siomay itu mengerti lalu kembali melanjutkan jalannya.

Ella tertawa pelan mendengar ucapan Jarrel barusan. Ngomongnya elit buktiin nya sulit. Itulah Jarrel.

"Udah ayok pulang,"

"Gendong." Ella berdiri dan merentangkan kedua tangannya, Jarrel lalu berjongkok dan Ella pun segera naik ke atas punggung Jarrel.

"Lo berat, makan apa sih?" tanya Jarrel.

Ella mengalungkan kedua tangannya di leher Jarrel dan menyadarkan kepalanya.

"Makan hati."

"Emang gue pernah selingkuhin lo?"

"Pernah!"

"Dih kapan?"

"Pokoknya pernah, tapi gue tetep maafin lo!" tukas Ella.

"Kalau gue selingkuh lagi yang kedua kalinya lo bakal maafin gue?" Ella mengangguk membuat Jarrel bingung sekaligus gemas karena jawaban Ella yang di luar dari pemikirannya.

"Kenapa?"

"Jawabannya simpel aja, karena gue sayang sama lo." Jarrel terkekeh kecil dan membalas ucapan Ella dengan mencium pipi gadis itu dari samping.

"Turun dulu El, telpon mama bilang lo nginep di apartement gue." ucap Jarrel menurunkan Ella dengan hati-hati.

"Langsung pulang aja,"

"Udah jauh malam El, gue gak yakin kalau gue bawa lo pulang, lo bakal tidur." Ella menyengir lali berdecak kesal karena Jarrel mengetahui kebiasaannya yang selalu terkena insomnia.

"Oke, ayok pulang ke apartement lo!" serunya setelah mengirim pesan pada ibunya.

"Mau olahraga malam bareng gak?" tawar Jarrel membuat Ella tertawa garing.

"Galaaa!!"

"Kenapa tuan putri?"

Jarrel tertawa gemas melihat muka Ella yang malah semakin imut jika sedang salting seperti ini.

Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang