29. Kejutan!

86 42 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Gak ada hubungan. Berarti bukan pasangan dong," kata Jarrel sambil meminum setengah gelas wine.

"Kita temenan, jelas ada hubungan," balas Izar. Dia bisa melihat bahwa Jarrel sedang menahan rasa cemburunya. Terlihat dari wajahnya yang memerah.

Ella menahan senyumnya ketika mendengar perkataan Jarrel. Itu artinya, Jarrel masih memiliki perasaan padanya, hanya saja dia bersikap acuh dan seolah tidak menyukainya.

"Jaga etika lo, kalau lagi di acara orang. Lo mau di geprek sendirian di sini? Udah berapa kali gue bilang ke lo?" ucap Izar sambil mendekati Nando. Dia memperbaiki kemeja putih yang dipakai oleh Nando.

Nando mengangguk meskipun dengan malas. Dia meminta maaf dan kemudian membawa Rika pergi bersama teman-temannya yang lain. Sebenarnya dia hanya bercanda, tetapi Nando salah memainkan permainan dengan orang yang tidak akrab baginya. Mereka tidak mengenalnya dengan baik, jadi wajar jika Jarrel dan yang lainnya selalu menganggap permainannya itu serius.

"Oke. Lupakan yang sudah berlalu, asalkan jangan lupakan yang terindah. Mari kita merayakan acara bahagia ketua kita yang terbaik,  sebagai saudara-saudara dengan darah yang berbeda namun tetap satu!"

Gareen mengambil sebotol wine dari meja dan menuangkannya ke setiap gelas mereka. Acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikit pun. Acara tersebut hanya untuk bersenang-senang dan saling mengenal antara keluarga laki-laki dan perempuan, serta teman-teman Zaga dan Zaca.

Setelah bertemu dengan teman-teman Zaca, entah mengapa dunia terasa begitu sempit. Padahal Zaga dan yang lainnya sudah berusaha menghilangkan jejak gadis itu dari kehidupan Jarrel, namun sekarang dia kembali dengan mudahnya dan bahkan sudah berada di depan mata mereka.

Zaga segera mendekati tempat mereka duduk, tetapi Zaca menghentikannya dan memintanya untuk tidak pergi. Gadis itu tidak tertarik untuk berbicara dengan keluarga Zaga.

"Lo pergi, atau gue?"

"Jangan!" Zaca menahannya saat Zaga akan pergi.

"Ya udah. Lo tetap di sini! Gue malas ngomong sama keluarga lo, sok ramah!" ucapnya dengan nada kesal, membuat Zaga terdiam. Padahal keluarga mereka terlihat cukup dekat, tetapi Zaca tetap tidak menyukai keluarga Zaga. Baginya, keluarga cowok itu hanya menambah beban keluarganya. Jika ada masalah, keluarga Zaga selalu meminta bantuan mereka, yang membuat Zaca muak karena merasa dimanfaatkan.

"Gue minta maaf, tapi tolong jangan hina keluarga gue!" ucap Zaga dengan tenang. Meskipun terlihat garang di luar, hatinya tetap baik terhadap orang yang dia sukai. Dia tidak suka mengeluarkan kata-kata kasar kepada keluarganya maupun keluarga Zaca.

Zaga sangat menghargai kedua orangtua Zaca yang selalu membantu ayahnya. Maka dari itu, dia menerima tawaran ayahnya untuk dijodohkan dengan Zaca. Dia tidak keberatan, karena sejak kecil dia sudah menyukai Zaca.

"Emang benar kan? Bokap lo tuh ngemis-ngemis mulu sama bokap gue, najis banget gue lihat muka ayah lo yang sok tersakiti, padahal kalian senang kan minjam uang di keluarga gue!"

Zaga menggelengkan kepalanya, gadis di sampingnya ini belum tau saja apa yang terjadi sebenernya sehingga mereka selalu meminta sesuatu pada ayahnya. Entah suatu saat nanti Zaca tau yang sebenarnya, detik itu juga Zaca pasti akan berlutut dihadapan Zaga.

Zaga menghela napasnya berat sedari tadi melihat teman-temannya yang sepertinya menyuruhnya untuk datang. Karena tanpanya, pesta ini akan hancur hanya karena satu orang yang tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.

"Maaf, Ca. Kalau lo mau pergi, pergi aja. Acaranya bentar lagi selesai kok." kata Zaga lalu pergi menemui temannya. Jika harus memilih antara Zaca dan teman, maka Zaga lebih memilih temannya.

"Apaan sih. Cowok brengsek! Gini aja udah nunjukin kalau dia tuh gak ngehargai cewek!" kesal Zaca tetapi dia tidak pergi. Gadis itu berjalan menuju teman-temannya dengan raut kesalnya. Yang kebetulan juga sedang bergabung dengan teman Zaga.

"Stop! Kalian ngerusak suasana tau nggak!" lerai Zaga mencoba menjauhkan Rania dari Lila. Mereka sedari tadi tengah membahas tentang Zaga, dan Raksa yang membawanya paksa untuk keluar kota agar Jarrel tidak bisa lagi menemuinya.

Masalahnya jika Lila kembali bertemu dengan Jarrel. Cowok itu akan membawanya untuk kedua kalinya di tempat terpencil milik Deril, namun bukan untuk di pakai seperti pertama kali bertemu dengannya, tetapi akan dijadikan makanan penutup hewan buas kesayangan Deril.

Itulah sebabnya mengapa Jarrel menjadi pria idaman para perempuan, dia merayu para wanita ditempat biasa ia pergi, lalu membawa mereka kepada Deril. Jarrel hanya mampu menuruti permintaan Deril yang tidak manusiawi, asalkan pemuda itu tidak menggangu orang-orang terdekatnya lagi. Contohnya dengan menyakiti Ella.

Hanya saja Lila tidak menuruti permintaan mereka karena dia mendapatkan bayaran mahal ketika bertemu dengan Deril.

"Gue udah bilang.... gue butuh privasi, anjing! kenapa kalian selalu aja ikut campur urusan gue!" ucap Jarrel dengan menahan semua perkataannya, dia sangat marah kepada mereka yang selalu ikut campur. Pantas saja Deril akhir-akhir ini selalu mengganggu keluarganya, ternyata mainannya dilepas oleh orang lain. Ella terdiam dan mencerna apa maksud dari perkataan mereka saat Rania dan Lila sedang bertengkar. Dia sekarang mengerti mengapa Jarrel bersikap seperti ini.

Ella mencoba mendekatinya tetapi ketika melihat mata tajam Jarrel yang sepertinya menyuruhnya untuk tidak mendekat, membuatnya langsung mundur. Jarrel hanya takut melukai Ella.

"Rel, tenang dulu. Gue tau lo marah sama kita, tapi please... masalah ini kita selesaikan diluar!" kata Raksa berusaha menenangkan Jarrel yang sepertinya tidak bisa lagi menahan emosinya yang meluap. Bahkan gelas yang saat ini ia pegang pun sudah pecah, hingga membuat tangannya menjadi luka dan penuh darah.

Seluruh pasang mata menatap ke arah mereka. Brian, ayah Zaga yang mengerti pun segera meminta maaf kepada keluarga Zaca, beserta kerabat-kerabat mereka yang lainnya. Tentu saja, keluarga Zaca sedikit marah, tetapi mereka tetap memaklumi apa yang tengah terjadi.

Brian dan Kevin, selaku ayah Zaca pun menuntun para tamu untuk keluar dari ruangan. Untung saja acarnya sudah selesai hingga mereka pun benar-benar meninggalkan ruangan itu. Zaca ikut pergi bersama teman-temannya. Zaga meminta maaf kepada keluarga Zaca karena telah merusak acara ini. Begitu pula dengan anggota inti Infinixty dan teman-teman Izar yang ikut meminta maaf.

Berbeda halnya dengan Sesil yang sepertinya melihat seorang pemuda yang sedang minum di ruangan paling sudut. Jarrel menatap Sesil di sampingnya bingung, namun saat netra tajamnya ikut menatap siapa orang yang Sesil lihat, membuatnya menegangkan badannya. Karena penasaran mereka pun menatap pria berbaju hitam itu dengan setangkai bunga lobelia berwana merah.

"KEJUTAN!"




"KEJUTAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang