13. Cornered by Your Own Friend

161 91 23
                                    

"Gue gak nyangka, dua pasutri paling bucin di sekolah bahkan di luar sekolah ini tiba-tiba putus tanpa sebab--"

"Kenapa juga gue mau mutusin dia tanpa sebab. Tentu ada sebabnya!" ketusnya menyela ucapan Gareen.

"Izar?" tebak Raksa membuat mereka mengerti.

Jarrel menyesap kopinya dengan hikmat sambil mengangkat satu kakinya di kursi. Cowok itu mengambil ponsel barunya yang ia beli kemarin.

"Dulu lo gak kek gini Rel, heran gue sama sifat lo sekarang. Jangan bilang lo jadi cowok sok cool kayak gini karena Deril balik?" ucap Basta sembari mendekatkan dirinya di samping Jarrel.

Jarrel berdecak kesal karena mereka selalu menyebut-nyebut nama Deril di balik berubahnya sifatnya.

"Kita ini sahabat lo Rel, kalau lo lagi ada masalah lo bisa cerita sama kita--"

"Gak semuanya juga gue bisa ceritain masalah gue ke kalian. Gue juga butuh privasi," cowok itu memegang kapalnya dan menyugarkan rambutnya.

"Mungkin lo perlu waktu Rel. Udah kita nggak maksa lo juga kok buat cerita," ucap Gareen dengan tersenyum manis, Basta memandang cowok itu curiga karena tumben sekali Gareen tersenyum manis seperti itu. Gareen mengambil sesuatu di dalam tasnya lalu mengeluarkan dengan senang hati.

"Tadaa, gays hari ini tuh gue bakal nyatain cinta gue ke Selina. Mohon kerja samanya yah adik-adik tersayang dan tercinta ku,"

"Gue lebih tua di bandingkan lo!" sela Zaga.

"Ntar dulu lo ngomong, gue--"

Basta menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau membantunya. "Gak mau gue, lo tau sendiri Selina itu sebelas dua belas sama sifatnya Jennie. Tapi bedanya Selina lebih cool dan anti sama cowok yang gak bermodal!!"

"Gue bermodal tapi kadang-kadang aja,"

"Ya sama aja, lo tuh cowok gak bermodal dan malas ngeluarin duit!"

"Ya gue malas aja ngeluarin duit buat cewek yang gak tau malu, mentang-mentang gue cowoknya eh malah seenaknya ngabisin duit gue. Tau kok kalau gue orkay tapi yah setidaknya jadi cewek jangan murahan lah yah." ujarnya menyindir mantannya yang kebetulan baru saja lewat di depannya.

"Kan ujung-ujungnya gue diputusin, yang benar aja kan. Rugi dong!"

"Emang udah gitu kan tugas seorang cowok!" kesal cewek itu berhenti di depan Gareen.

"Emang udah gitu cantik, tapi kan belum jadi suami-istri juga kan? Ngapain gue harus nafkahin orang yang bukan muhrim gue kalau orangtua gue sendiri belum bisa gue bahagiain."

"Ih Gareen! Kesel deh pokoknya lo itu mantan gue yang paling gak bermodal!" kesalnya sambil menghentakkan kakinya lalu segera pergi.

Basta dan Zaga melihat tingkah mantan Gareen yang membuat keduanya jadi geli. "Mantan lo gaada yang beres, maunya murah doang,"

"Nah, kalau Rania nggak murah." ujarnya melirik Raksa sekilas yang kebetulan juga sedang menatapnya sinis. Memang waktu kelas 10 Gareen dan Rania pernah berpacaran tapi hanya sampai satu Minggu saja setelah itu Rania meminta putus dengan alasan mereka berteman saja.

"Kalian kan sahabat gue, harusnya kalian tuh bantuin gue gimana caranya supaya gue bisa nyatain cinta gue ke Selina ku tercinta--"

"Itu namanya bukan cinta manusia, tapi cinta monyet!" Gareen mengelus dadanya sabar.

Cowok itu berjongkok di hadapan Jarrel dengan setangkai bunga Lily di tangannya. Zaga dan Basta bertepuk tangan kagum, sedangkan murid-murid yang lewat di parkiran menatap mereka heran sekaligus di sertai tawa.

"Gue salut sama lo Ren, saking niatnya lo nembak Selina lo sampai beli bunga Lily yang melambangkan apa sih Sa?" ucap Basta berbalik menatap Raksa.

"Kesucian."

"Nah, suci, murni dan sopan. Ck keren tuh sama kek sifatnya Selin!" serunya.

Suara tawa membahana dan nyaring milik Rania tiba-tiba muncul membuat kuping mereka rasanya ingin tertutup.

"Terong kok makan terong, minimal pisang makan apel cok!" ucapnya sambil tertawa. Ella segera menarik Rania untuk kembali berjalan menuju kelas tanpa melirik ke arah mereka.

"Njir gue masih suka semangka!"

"Lo suka dua-duanya, suka yang gak berbiji sama yang berbiji!" ucap Rania mengeraskan suaranya karena jarak mereka yang mulai jauh.

"Anying lo Rania!! Gini-gini gue mantan tersayang lo!"

"Kok jadi ngebahas tentang buah-buahan sih?!" gerutu Basta, sedangkan Raksa yang sudah muak mendengar ucapan unfaedah sahabatnya langsung pergi menuju kelasnya.

"Gue paling suka pisang, kalau lo pada pengen tau!" Gareen, Zaga dan Jarrel refleks menatap Basta ngeri.

"Gak bahaya Ta?"

"Pantesan lo gak pernah deketin cewek,"

"Lo gue blacklist dari inti geng Infinixty21, soalnya lo gak normal lagi!"

Jarrel yang tau maksud dari perkataan Rania langsung membuang bunga itu sampai terjatuh tepat di kaki Selina. Gareen sangat shock bahkan saking kagetnya cowok itu memegang dadanya yang berdetak kencang.

"Gareen lo kena virus?!" tanya Jennie tiba-tiba muncul.

"Apa sih lo sana ke kelas, gak usah singgah ke sini!" kesal Gareen mengambil bunga itu tidak lupa dengan memberikan senyum manisnya kepada Selin.

"Hai adek Selina,"

Selina membalas senyum Gareen membuat Gareen salting brutal dan rasanya ingin berteriak.

"Makasih ya kak udah anterin gue pulang kemarin. Maaf lupa ngucapin makasih juga kemarin karena hujannya deras banget jadi buru-buru." ucap Selina menatap Basta.

Jdarr....Gareen memegang dadanya yang berdenyut sakit melihat gadis yang dia suka malah tersenyum manis kepada sahabatnya sendiri.

"P, maksud?"

Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang