23. Obsession

78 40 0
                                    

Jarrel menyerah dan Ella yang terus berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka. Sebenarnya ini semua salah Jarrel yang terlalu dikuasai oleh egonya sendiri. Cowok itu lebih memilih diam daripada mengatakan hal yang sebetulnya kepada Ella.

Disaat dia sudah mulai memantapkan dirinya untuk memberitahu semuanya kepada Ella. Namun semuanya telah berakhir, hubungannya dengan Ella sudah tidak ada lagi, dan juga pertemanannya yang berantakan.

Kini Jarrel tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Jarrel sangat lelah jika harus bertarung sendirian. Tapi ini demi Ella, apapun akan ia lakukan demi gadis itu walaupun awalnya dia akan menyakitinya.

Sesil memasuki kamar Jarrel sembari membawa sebuah nampan berisi bubur dan air putih. "Rel, kamu udah dua hari nggak makan. Makan dulu yuk aku bawain makanan nih,"

Karena tidak ada respon dari Jarrel yang masih terdiam di tempat tidur sambil menatap luar jendela. Sesil duduk di sampingnya sambil membelai rambut Jarrel, perlakuan itu membuat Jarrel menjadi ilfeel dan semakin tidak menyukai Sesil yang terlalu obsesi dengannya.

"Stop pegang gue!"

"Masih untung loh aku bantuin kamu, tanpa aku, kamu bakal di sakitin terus sama Ella--"

"Nggak usah bawa-bawa Ella! Masalah ini nggak ada sangkut pautnya sama dia." kata Jarrel dengan menekan setiap katanya, dia menatap Sesil dengan tatapan bencinya yang sangat kentara.

Sesil tertawa pelan. "Gue tulus bantuin lo! Lagian keluarga lo nggak ada yang suka sama Ella. Ya mending gue aja yang jadi pendamping lo, kan?"

"Lo nggak mikir apa, kalau lo nikah sama gue, otomatis perusahaan ayah lo bakal dikasih ke lo, bukan ke Deril!"

"Ya tapi nggak pakai cara ini anjing! Najis gue satu kamar sama lo setan!" kata Jarrel dengan kesal memaki-maki Sesil.

Jangan ditanyakan lagi, hati Sesil sekarang sangat sakit karena dimaki-maki oleh orang yang ia cintai. Demi apapun itu, Sesil lebih baik menikah dengan Jarrel dibandingkan harus bersama Deril. Ini jalan satu-satunya agar ia tidak bersama Deril, dan tidak memaksanya untuk terus menikah dengannya.

Sesil kembali ke Indonesia karena kedua orangtuanya bangkrut. Mereka kembali bekerjasama dengan ayah Jarrel yang merupakan teman baik ayah Sesil. Ayahnya pernah bilang kepadanya jika dia berhasil menikah dengan Jarrel, maka sebagian harta Jarrel akan diberikan juga kepadanya.

Namun Sesil tidak gila harta. Dia hanya haus akan kasih sayang ayahnya dan juga Jarrel. Dia tidak memikirkan tentang harta, dipikirannya hanya memikirkan bagaimana caranya ia bisa cepat terikat hubungan dengan Jarrel agar Deril tidak bisa menemuinya lagi, dan terus mengurungnya di rumah kosong layaknya binatang karena terlalu obsesi kepadanya.

"Keluar lo! Gue nggak butuh bantuan lo!"

"Lo butuh gue Rel--"

"Lo cuman butuh harta gue bangsat! Gue gak akan mau nikah sama lo!!" Jarrel dengan kesal membuang nampan itu hingga terjatuh ke lantai.

Sesil menutup mulutnya dan menahan tangisnya. Setelah bertahun-tahun ia tidak bersama Jarrel membuat cowok itu semakin menyeramkan. Tangannya bergetar hebat ketika Jarrel menatapnya dengan sangat tajam dan bahkan aura di kamar itu semakin dingin. Sesil tidak tau kalau Jarrel mempunyai sifat seperti ini.

"SESIL GUE BILANG KELUAR DARI KAMAR GUE!!"

"KENAPA SIH LO NGGAK PERNAH HARGAI GUE!" balas Sesil ikut meninggikan suaranya. Jarrel mengepalkan tangannya menahan emosinya yang akan meledak sebentar lagi.

Jika di depannya adalah Ella. Gadis itu tidak akan melawan dan lebih memilih menuruti permintaannya. Karena Ella tau, Jarrel akan membutuhkan pelukannya saat amarahnya sudah mulai reda. Sesil ini sangat berbeda dan sangat-sangat bukan tipe dia.

"Gue bahkan sekalipun nggak akan pernah bisa anggap lo ada! Lo cuman perusak Sil, lo cuman hama bagi gue!!"

"Gue rela ngelakuin apapun demi lo--"

"Gue juga rela ngelakuin apapun demi Ella! Stop adu nasib, Sil. Lo cuman haus kasih sayang," ucap Jarrel menyela ucapan Sesil yang menurutnya sangat dramatis.

"Deril cinta sama lo. Tapi cara dia perlakuin lo aja yang beda, karena dia takut lo ninggalin dia."

"Dia obsesi sama gue, Rel....gue nggak mau, gue tau lo juga sayang kan sama gue?"

Sesil mendekati Jarrel membuat cowok itu berdiri lalu mendorong tubuh gadis itu untuk keluar dari kamarnya. "Kita nggak cocok. Lo lebih cocok sama Deril dibanding gue,"

Saat Jarrel akan menutup pintunya, Sesil menahannya. "Lo masih punya perasaan sama gue. Buktinya lo putusin Ella demi gue, kan?"

Jarrel menundukkan kepalanya sembari terkekeh pelan. Dia tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui apa rencana jahat Sesil.

"Gue tau lo Sesil. Lo bahkan bisa ngelakuin apapun asalkan apa yang lo mau itu bisa lo dapatin." kata Jarrel dan menutup pintu kamarnya.

Jarrel sengaja memutuskan Ella karena jika Ella terus bersamanya, dan masih ada Sesil yang selalu mengekor padanya. Jarrel yakin pasti Sesil akan melakukan segala cara untuk mencelakai Ella.

Jadi biarlah Jarrel menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu. Dia tidak mau Ella terbawa di masalahnya, Jarrel tidak suka Ella menangis dan kepikiran.

"Gue kangen lo, Ella."

Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang