33. Misunderstanding

88 29 15
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Dua tahun telah berlalu, gadis itu telah menyelesaikan sekolahnya. Dia melihat banyak perubahan dalam hidupnya, dan dia sendiri telah bertransformasi menjadi seorang gadis yang lebih dewasa dan pendiam. Dia tidak lagi terlalu bersemangat dalam pergaulan sosial, melainkan fokus pada bisnisnya di butik ibunya.

Gadis itu telah belajar banyak dari pengalaman hidupnya selama dua tahun terakhir. Dia telah belajar tentang tanggung jawab, ketekunan, dan pentingnya memiliki visi dan tujuan dalam hidup.

Banyak sekali perubahan dalam dirinya. Walaupun begitu, Ella tetap menjalin hubungan baik dengan sahabatnya semasa SMA. Ella kini sudah bertunangan dengan Izar, kenyataan bahwa ia dan Jarrel tidak akan bisa bersatu, karena tak ada restu dari kedua orangtua, Ella pun mulai membuka hati untuk Izar setelah dua tahun yang lalu menutup hatinya.

Ella pikir Izar akan bersama Rania namun perkiraannya salah. Rania tetap bersama Raksa, keduanya juga sudah berpacaran, walaupun mereka selalu LDR karena Raksa yang sudah menjadi pilot di luar negeri. Kini Ella sedang berada di restoran dekat butiknya sambil menunggu Izar menjemputnya.

"Hai, El. Sorry lo nungguin gue lama ya?" tanya Izar menghampiri Ella.

Ella menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum kecil. "Nggak kok, Zar, gue disini baru berapa menit."

"Kita jalan sekarang? Mama udah nungguin di sana." ucap Izar sambil menggenggam tangan Ella.

Tujuan mereka akan ke butik teman mama nya Izar. Karena di butik Ella tidak menjahit baju pengantin, padahal banyak yang mau Ella menjahit baju pengantin sendiri tetapi Ella tidak mau repot.

Dan setelah menempuh perjalanan beberapa menit mereka pun sampai di tempat tujuan. Izar membukakan Ella pintu mobilnya lalu mereka pun memasuki butik itu dengan tangan yang saling menggenggam.

Di ruang tunggu sudah ada mama Izar yang sedang duduk. Nensi segera menghampiri Ella dan memeluknya singkat. Dia merasa senang karena akan mempunyai menantu seperti Ella.

"Kok lama banget sih sayang. Mama udah nungguin kalian loh,"

"Maaf, Ma. Tadi di kantor ada masalah makanya Izar jemput Ella kelamaan." ucapnya meminta maaf.

Nensi tersenyum maklum lalu dia mengangguk memaafkan putra sulungnya. Wanita paruh baya itu pun membawa Ella untuk melihat-lihat baju pengantin yang sangat cantik itu.

Saat Ella sedang melihat-lihat baju itu, hatinya berdebar kencang saat matanya menangkap sosok Jarrel yang tengah berbincang dengan seorang gadis. Ella merasa hatinya berdesir, seakan-akan perasaannya masih sama seperti dulu.

Seakan takdir mempertemukan mereka kembali di dunia yang begitu sempit ini. Dengan hati yang berdebar, Ella mendekati mereka berdua. Jarrel membalikkan badannya dan matanya bertemu dengan Ella. Ada kejutan di matanya, seolah tak menyangka akan bertemu dengannya di tempat ini. Sedangkan gadis yang ada di samping Jarrel, tersenyum ramah pada Ella.

Izar yang sedang duduk di kursi tunggu pun kaget melihat keberadaan Jarrel di sini. Dia ikut menghampirinya. Ella mencoba menyembunyikan perasaannya yang campur aduk.

"El..." Izar memegang pundak gadis itu. Sedangkan Jarrel dia masih terdiam kaku menatap Ella di depannya.

Gadis itu pun tersadar lalu tersenyum menatap Jarrel, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ella melewati Jarrel dengan gadis itu sampingnya. Namun Jarrel menghentikannya dengan memegang tangannya.

"Lo sama Izar?" tanya Jarrel dengan penasaran apa hubungan mereka saat ini.

"Izar tunangan gue." jawab Ella masih mempertahankan senyumnya.

Jarrel lantas terkekeh kecil sambil menatap Izar. "Ternyata dunia itu benar-benar sempit ya?"

"Nggak sama Sesil, lo?" tanya balik Ella. Lalu balik menatap Selin yang menunduk. Sejak lulus sekolah hanya Selina yang tampak asing bagi Ella, dia tidak tahu kabar gadis itu dan ini pertemuan pertama mereka setelah dua tahun yang lalu.

Cowok itu menggeleng pelan sambil tersenyum dia menatap sekilas Selina di sampingnya. "Gue bareng dia,"

"Lo pacaran sama Selina?" tanya Izar kaget. Dan Jarrel mengangguk sedangkan Selina di sampingnya akan berbicara tapi Jarrel segera menutup mulut Selain agar tidak berbicara.

"El, ini bukan seperti yang lo kira--"

"It's okay, Sel. Gue nggak marah sama sekali." ucap Ella,  ternyata benar yang di katakan Rania dulu, Selin menyukai Jarrel sejak mereka masih berpacaran.

"Tapi lo salah paham tentang kita," Selin mencoba mendekati Ella tapi Jarrel menahannya.

"Nggak kok, serius gue nggak marah. Kita sekarang nggak ada hubungan apapun, terserah dia mau milih siapa," kata Ella dengan tersenyum simpul.

Setelah mendapatkan jawaban yang ia tunggu-tunggu, Ella pun berlalu pergi menghampiri Nensi yang sedang memilih baju untuknya.

"Ma, aku fitting bajunya nanti Minggu depan boleh nggak?" tanya Ella kepada Nensi.

Izar menghampiri keduanya. "Izar juga Ma, tadi papa nelpon katanya ada meeting penting." Bohongnya demi Ella.

"Oh ya udah deh, padahal Mama udah excited  banget buat fitting baju pengantin kalian." ujarnya dengan cemberut.

"Iya, Ella minta maaf ya, Ma,"

"Nggak apa-apa. Udah kamu anterin Ella sekarang. Mama bisa naik taksi." Nensi menepuk pundak anaknya itu lalu dia mengambil ponselnya dan memesan taksi online.

Ella dan Izar pun keluar dari toko butik itu. Sedangkan Jarrel yang melihat keduanya keluar dari butik, cowok itu menghela napasnya berat. Selina di sampingnya pun heran dengan perubahan sikap Jarrel sekarang.

"Kenapa lo nggak bilang aja, Rel? Lo tahan sakit hati lo itu sendiri!" ucap Selina menatapnya prihatin.

"Nggak apa-apa. Gue udah terbiasa, harusnya gue nggak balik lagi ke Indonesia. Gue nggak kuat lihat dia nikah sama orang lain." ucapnya sambil tersenyum masam.

" ucapnya sambil tersenyum masam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang