10. Wanna Be Yours

160 89 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Keempat inti geng Infinixty21 sekarang berada di rumah Ella, menjenguk gadis itu yang sedang demam karena mogok makan. Tanpa mendapat jawaban kenapa gadis itu mogok makan pun mereka bisa tahu, ini pasti gara-gara Jarrel.

Jarrel tidak ikut menjenguk Ella karena takut ayah Ella memarahinya lagi dan membuat Ella semakin tertekan karena setiap pergerakannya selalu di pantau oleh ayahnya. Ella mencebik kan bibirnya kesal, padahal dia ingin sekali bertemu dengan Jarrel, sudah satu hari ini dia tidak berkomunikasi dengan cowok itu.

"Padahal gue gak butuh jengukan dari kalian." gumam Ella membuang Rania melototkan matanya tidak terima.

"El, gue rela loh di ceramahin habis-habis sama kakak gue karena gue keluar malam cuman demi jengukin lo!!"

Ella membulatkan mulutnya pertanda mengerti. "Oh aja sih, emang siapa yang nyuruh kalian datang ke rumah gue?"

"Mama lo lah njir, kalau bukan teman juga gue gak mau tuh datang!" ketusnya kesal, Gareen mengusap-usap punggung Rania menenangkan gadis itu.

Raksa memukul kuat tangan Gareen yang seenaknya memegang bahu perempuan. "Lo kira cewek murah? Sampai gampang di pegang-pegang?!" tanya Raksa membuat Gareen tertawa lalu meminta maaf.

"Ya maaf, kan cuman gitu doang kok lo marah sih!" Basta dan Zaga lantas tertawa mengerti kenapa Raksa berucap seperti tadi.

"Makan El, ntar sakit lo makin parah!" ucap Zaga membuka kan bungkus nasi goreng yang sempat ia beli di pinggir jalan.

"Gue gak selemah itu kali!" dengusnya dan memasukkan sesuap nasi itu ke dalam mulutnya dengan tidak berselera. Zaga tersenyum mengejek. "Emang iya?"

Ella mengangguk mantap lalu berhenti mengunyah, menatap mereka satu persatu dengan tatapan memelasnya. "Kenapa Gala gue gak datang?"

Gareen memutar bola matanya malas. "Dia cuman nitip pesan doang, katanya--"

"Katanya apa? Gareen ayo bilang apa?" desak Ella sambil menggoyangkan lengan Gareen.

"Lo motong ucapan gue, awas aja kebahagiaan lo bakal di potong juga!" ucap Gareen kesal.

"Bacot, intinya aja!"

"Kata Jarrel tuh gini....."

"APA GAREEN, LO NGOMONG KEK LAGI MINUM AIR!" sentak Ella memukul bahu Gareen hingga berbunyi. Rania tertawa terbahak-bahak melihat muka masam Gareen yang sepertinya tertekan.

"Geli anjir gue dengernya, lagian kenapa panggilannya tuan putri sih?" ucap Rania semakin tertawa memegang perutnya.

Ella mengibaskan rambutnya ke belakang dengan bangga. "Karena gue spesial lah makanya dia manggil gue tuan putri,"

"Harusnya lo manggil dia pangeran kodok juga." celetuk Raksa membuat Ella mencebik kesal, sedangkan Rania, Gareen dan Basta semakin tertawa.

"Kata Jarrel, tuan putri gue harus cepat sembuh, jangan sakit ntar Gala ngambek."

"Huekkk geli cok!!" kesal Gareen, ternyata begitu rasanya jika sudah bucin akut tidak tertolong.

Zaga menatap Ella serius. "Lo beneran udah maafin Jarrel kan?" tanyanya membuat Ella terdiam sesaat dan mengangguk. "Gue nggak bisa benci sama dia,"

"Segampang itu yah." ucap Basta.

"Lo se sayang itu sama Jarrel? Nggak ada yang tahu sifat asli dia yang sebenarnya selain lo El," kata Zaga di angguki mereka.

Ella menghela napasnya tersenyum. "Nggak ada alasan kenapa gue bisa se sayang dan secinta itu sama dia. Karena seberat apapun masa lalunya, gue bakal berusaha buat terima dan maafin semua kesalahan dia."

Rania bertepuk tangan kagum mendengar ucapan Ella. "Gue nggak nyangka lo se tulus itu sama Jarrel, padahal di mata keluarganya Jarrel tuh gak sempurna. Sedangkan kalau di mata lo, Jarrel itu sempurna banget!!"

"Kesetiaan seorang Ella Meshazara emang gak bisa di raguin lagi!" bangga Ella dengan membusungkan dadanyam. Mereka tersenyum mengejek atas tingkat kepedean Ella.

"Bukanya dulu sebelum lo pacaran sama Jarrel, lo pernah bilang kalau lo itu di jodohin?" tanya Rania keceplosan membuat keempat cowok itu menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Sorry El, gue keceplosan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang