19. Cowok Mokondo

139 74 51
                                    

Sesuai janji Jarrel kemarin, dia hari ini akan menjemput Ella untuk ke sekolah namun Ella sudah berangkat duluan bersama Rania. Terpaksa Jarrel berangkat sendiri ke sekolah.

Sampainya ia di parkiran sekolah, Jarrel membuka helmnya dan membawanya ke kelas, tidak lupa juga membawa helm khusus untuk Ella yang berwarna ungu. Karena jika ia menyimpan helmnya di parkiran, sudah di pastikan bahwa helmnya tidak akan aman dan rawan pencuri.

"Jarrel, gue titip tugas kimia yah sama lo. Gue buru-buru banget, ada rapat penting soalnya di ruang OSIS." Dina memberikan buku tugas kimianya kepada Jarrel.

"Gue gak langsung ke kelas,"

"Lo mau bolos pelajaran?" tanya Dina dan Jarrel mengangguk tanpa ragu.

"Ya ampun Jarrel, udah kelas 12 tapi kelakuan lo gak pernah berubah! Lo gak boleh bolos pelajaran!"

"Bacot." Jarrel dengan acuh meninggalkan Dina di parkiran yang sudah lumayan sepi karena ini sudah memasuki jam pelajaran pertama.

Dina tidak marah, dan tidak kesal juga karena ia sudah tahu sifat Jarrel itu seperti apa jadi dia biasa-biasa saja. Ella tertawa kecil dari belakang, gadis itu merangkul pundak Dina.

"Sorry yah, pacar gue kalau ngomong emang suka ngegas." ucapnya lalu melepas rangkulannya.

Ella berlari mengejar Jarrel sebelum cowok itu berbalik menuju rooftop untuk membolos. Jarrel merangkul pundak gadis itu, dan Ella juga balik memeluk pinggang Jarrel.

Keduanya naik ke atas rooftop. Bahkan sepertinya mereka sudah melupakan masalah kemarin. Begitulah mereka, sekeras apapun Ella selalu meminta hubungan mereka berakhir. Jikah kasih sayang laki-laki kepada perempuan itu sudah besar, maka dia akan terus mempertahankan hubungan itu.

"Tumben bolos, El,"" celetuk Basta berdiri dari tempat duduknya dan membiarkan Ella yang duduk di tempat duduknya tadi.

"Capek belajar," ucapnya, Basta tertawa renyah mendengarnya. Bahkan orang yang rajin belajar pun pasti akan mengeluh seperti ini.

"Gak usah rajin-rajin amat. Udah mau tamat juga, jadi santai aja dulu."

"Kantin kuy. Laper gue seharian gak makan nasi." keluh Gareen turun dari pembatas rooftop dengan cepat.

Bel istirahat baru saja bunyi dan Gareen segera keluar dari rooftop menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kurang asupan gizi. Mereka berempat pun juga mengikuti Gareen.

Di rooftop yang ramai kini semakin ramai, apalagi keramaian itu tepat di kelas 12 IPS. Gareen menembus manusia-manusia kepo itu dengan susah payah dan melihat aksi pertengkaran antara Jennie dan satu gadis yang mukanya kini sudah penuh dengan bekas cakaran dari Jennie.

Sedangkan Jennie, gadis itu tidak mempunyai kerusakan apapun di wajahnya. Hanya rambutnya yang berantakan. Jennie sangat pandai berkelahi jadi urusan seperti ini sudah menjadi hal biasa baginya.

"AKHH SIALAN!!"

"Gue gak mau lepas Nando, sebelum dia balikin semua duit yang gue kasih!!" amuknya terakhir mendorong Rika menjauh darinya.

"Gak tau diri! Nando itu pacar gue sekarang, jadi stop ngikutin dia terus!" ucap Rika tak kala kesal. Karena dia sangat bosan dengan Jennie yang masih terus mengikuti Nando, pacarnya.

Mereka baru berpacaran dua Minggu. Sedangkan Jennie dan Nando sudah berpacaran sepuluh bulan lebih. Dan selama ini yang paling ber effort hanya Jennie, gadis itu tidak terima di duakan dan di buang seperti sampah.

"Gue gak akan ikutin dia kalau dia mau balikin duit gue!! Jadi cowok modal dikit lah. Cewek tuh di biayain bukan malah cewek yang biayain cowok!!" sindirnya tepat saat Nando datang.

Jennie refleks menampar keras pipi cowok itu. Gareen beserta yang lainnya meringis ngilu melihatnya.

"Balikin duit gue!!"

"Lo yang bodoh mau nurutin apa yang gue mau," ujar Nando membela dirinya. Dia memegang tangan Rika membuat Jennie yang melihatnya semakin emosi.

"Karena gue sayang sama lo goblok! Kalau gue gak gitu mana mau gue ngasih lo duit anjing!!"

"Itu derita lo karena terlalu cinta sama gue. Lagian gue udah ada yang baru, jadi stop ganggu hubungan gue sama Rika! Dan gue juga udah capek sama sifat lo yang kekanakan." tekannya dan akan pergi dari kerumunan itu, namun Gareen menendang kaki Nando membuat cowok itu langsung terjatuh.

Semua murid yang melihatnya kaget serta Jennie yang merasa kagum dengan aksi Gareen yang tiba-tiba.

"Si brengsek ini. Udah dari dulu gue gak suka sama lo karena lo ringan tangan sama cewek. Lo gak punya Mama? Sampai gak tau cara ngehargain perempuan?"

"Modal bucin doang lo bilang udah capek? Modal tuh pakai duit bang! Percuma bucin doang, ngasih makan cewek lo kagak!!" Gareen menginjak kaki Nando dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

"Lo gak usah ikut campur urusan orang!!"

"Modal barang murah lo itu," Gareen menunjuk milik Nando yang di bawah itu sambil terkekeh kecil. Nando menahan kekesalannya dan juga malu karena banyak yang menertawainya.

"Yang gak dewasa itu lo, bukan Jennie!"

"Jauhin kaki lo bangsat!!" rintihnya kesakitan. Gareen masih ingin menyiksa cowok mokondo seperti Nando ini tapi Jennie sudah menariknya untuk pergi dari kerumunan para murid-murid.

Our Beloved Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang