Lia baru saja tiba di hotel tepat saat Kun baru turun dari mobilnya dan itu membuat Kun mengerutkan alisnya.
"motor siapa itu?"
Saat Lia tengah berjalan menuju office, ternyata Kun sudah menunggunya di salah satu tempat yang sepi.
"sayang...tadi kamu pakai—"
"bibirmu kenapa luka gini?" tanya Kun khawatir dan langsung menangkup wajah Lia. Mengusap pelan sudut bibir Lia yang nampak terluka.
"ah...ini...bukan apa-apa kak. Cuma ada masalah sedikit kemarin..." jawab Lia tersenyum membuat Kun keheranan.
"nanti aku ceritain, aku harus ke office dulu kak. Takut diliat orang disini..."
Lia kembali tersenyum cerah sambil menggenggam tangan Kun lalu berlari pergi.
"ada apa dengannya? jika ada masalah, kenapa dia wajahnya kelihatan bahagia?"
Lia masuk kedalam office yang sudah ada beberapa temannya untuk melihat jadwal tugasnya.
"GC..." batinnya sambil tersenyum.
"Lia, kamu nanti...astaga,Lia! Bibirmu kenapa luka gitu?" tanya Bu Dita kaget membuat seisi ruangan menoleh pada Lia.
Bu Jihan pun segera menghampiri Lia dan mengecek lukanya.
"ini kenapa, Lia?"
"ah...ini...gapapa kok buk, luka biasa,bukan masalah besar..." jawab Lia tersenyum.
"apanya yang bukan masalah besar? itu lukanya di sudut bibir. Kok bisa luka di sana?" tanya pak Juna.
"pipinya agak lebam. Kamu dipukul siapa?" tanya Bu Jihan makin membuat semua orang kaget.
Dia yang lebih dewasa tentu paham kalau luka itu bukan luka biasa apalagi kalau kata orang mungkin saja luka akibat ciuman panas. Jelas itu berbeda lukanya.
"lebam? coba sini lihat..."
pak Sanjaya ikut melihat wajah Lia.
"iya ini lebam bekas pukulan. Kamu dipukul siapa? apa kamu habis bertengkar?"
Lia menggeleng tersenyum.
"gak kok pak, cuma masalah kecil dirumah. Tapi udah selesai kok..." jawab Lia pelan.
Bangchan yang juga ada disana pun merasa sedikit khawatir.
"apa kemarin dia gak ngasi aku ke rumah karena itu?" batinnya.
"iya sudah, tapi kamu gapapa? kuat kerja? kalau gak kuat, pulang aja dulu istirahat..." ucap Bu Jihan khawatir. Masalah tugas, dia masih bisa meminta anak PKL lain untuk menggantikan. Tapi jika Lia pingsan kan lebih berat urusannya.
"kuat kok bu. Jadi tugas saya apa nih bu..."
Bu Jihan menggeleng pelan.
"kamu bawa boneka-boneka ini ke kamar sesuai catatan ini. Taruh di kasurnya secantik mungkin. Ini kunci master kamu bisa kamu bawa. Jangan lupa bawa walkie talkie nya juga..."
Lia menerima catatan dan mengambil walkie talkie nya.
"iya sudah, saya permisi dulu Bu..."
"iya..."
Lia tersenyum dan langsung keluar dari HK office itu.
"masalah di rumah sampai mukul anak, bukannya itu berlebihan?" tanya Bu Dita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy Baby. [✓]
FanfictionCerita ini hanyalah fiktif belaka dari author amatiran yang kurang kerjaan