📞kamu gak salah kok, Li. Semuanya itu butuh waktu berproses. Termasuk perasaan kamu juga. Atlease... Kamu gak merasa terganggu aja ada disekitarnya,kan?
📞Hhmmm... Kamu bener Chae...
Jawab Lia lirih sambil mengangguk pelan.
📞Lupain itu... Sekarang change the topic ! Apa yang mau kamu lakuin sama tu cewek?
📞Ya bales lah! Apalagi... As long as I know, dia yang bikin hubunganku sebelumnya sama kak Kun kacau...
📞Good! Jangan mau kalah sama dia. Aku percaya apapun yang kamu lakuin sama tu cewek, kak Kun pasti bakal tetep belain kamu. Jadi kamu harus percaya diri buat bisa bales dia. Gak boleh takut!
📞Not at all...
Tok...tok...tok...
"Sayang... Ayo kita turun. Waktunya makan malam...." Ajak Kun yang ternyata dalang dari pengeruk pintu kamar Lia.
📞I think you have to go now...
"Emm... Iya kak..."
📞Iya udah, aku tutup dulu, Chae. Bye...
📞Bye Lia...
Lia pun mengakhiri panggilannya dan segera keluar dari kamar. Di luar masih nampak Kun menunggunya untuk menuju ruang makan bersama.
"Kak Kun kenapa gak masuk aja sih?"
Kun tertawa pelan lalu mengusap pucuk kepala Lia.
"Aku gak mau ganggu privasimu sama Chaeryeong,sayang. I know you're my girl, dan aku punya hak untuk tau segalanya. Tapi antara sahabat, itu masalah yang beda..." Ucap Kun yang membuat Lia tersenyum tipis sedikit merasa bersalah juga. Bagaimanapun yang dia bicarakan dengan Chaeryeong juga masalah hubungannya dengan Kun.
"Ayo kita—"
Belum selesai Kun berbicara, Lia lebih dulu menyerang nya dengan pelukan erat yang membuat Kun sedikit kaget namun sedetik kemudian membalas pelukan kekasihnya itu.
Jangan tanyakan kenapa Lia mendadak memeluk Kun. Dia sendiri juga menanyakan hal yang sama pada dirinya. Apa dia merasa bersalah? Menyesal? Atau sebenarnya dia sudah merasakan perasaan lebih untuk Kun yang tak disadarinya.
Tangan kiri Kun melingkar di punggung sempitnya sedangkan tangan kanan pria itu mengusap pelan surai panjang Lia.
"What's wrong, dear? Apa kamu punya masalah di kampus?" Tanya Kun pelan mengingat Lia baru saja seminggu menjalani kegiatannya sebagai mahasiswi.
Tentu bukan hal yang mudah dibayangkan Kun mengingat bahasa Inggris bukanlah bahasa utama Lia dan ditambah lingkungan barunya disana. Ingatlah kalau itu pertama kalinya Lia menginjakkan kaki di negara orang.
Lia menggeleng pelan dalam pelukan Kun dan malah mengeratkan pelukannya.
"I just need it..." Jawab Lia hampir berbisik yang dibalas senyuman oleh Kun. Ya... Waktu pertemuan mereka memang sangat terbatas sekarang. Lia yang mulai sibuk kuliah dan Kun yang sudah mulai sibuk di kantor. Hanya ada pertemuan di jam sarapan dan makan malam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy Baby. [✓]
FanfictionCerita ini hanyalah fiktif belaka dari author amatiran yang kurang kerjaan