7

174 11 0
                                    

Sepanjang jam istirahat, Lia memilih untuk mengabaikan teman-temannya. Dia sama sekali tidak berbicara dengan yang lain. Dia hanya sibuk makan lalu menuju ke pantry yang sepi dan duduk beristirahat disana.



Dia merasa, tidak ada gunanya ikut berkumpul dengan yang lain jika yang lain malah membicarakannya dibelakang.




Lia duduk sendiri di pantry linen sambil memainkan Hpnya.
Tidak tahu harus apa, dia hanya men-scroll sosmednya mencoba mencari hiburan.



Tugas selanjutnya dia ada di office sebagai general cleaning. Entah tugasnya apa, tapi dari yang dia perhatikan sebelumnya, anak PKL bagian itu biasanya akan bertugas membawa bunga-bunga ke setiap kamar yang akan menerima tamu check-in atau menerima perintah acak dari bagian supervisor.



Tentu itu menyenangkan jika dibayangkan, tapi horornya di office akan diawasi langsung oleh atasan yang bertugas disana.






















Tanpa sadar, ditengah kesendirian itu, Lia meneteskan air matanya.




Kesepian, itulah yang sebenarnya dia rasakan. Tidak ada satupun yang merasa bisa dipercayai nya, bahkan keluarganya sendiri. Tidak ada tempatnya berbagi keluh kesah, suka suka, dan canda tawa.





























Menyedihkan.






















Mendadak gagang pintu pantry bergerak dan segera Lia menghapus air matanya.
Beberapa saat kemudian, Bangchan muncul dari balik pintu membuat Lia memutar bola matanya malas.
Dengan santainya, ia masuk dan duduk menyender menghadap ke arah Lia.


"Ngapain disini?" Tanya Lia heran.


"Kenapa? Ini tempat umum, kan?"


"Masih banyak pantry kosong, sana cari pantry lain!" Usir Lia.



"Aduh...udah PW, males pindah lagi..." Jawab Bangchan sambil memejamkan matanya.


"Ni anak maunya apa sih?! Dimana-mana selalu aja ada dia..." Batin Lia kesal.


"Kamu ngapain disini sendiri? Gak takut entar ditemenin setan?"

"Kamu setannya! Udah sana pergi Chan...gak enak diliat orang lain berdua kayak gini!"


"Lah, emang orang lain bakal mikir apa? Kita cuma duduk doang. Otakmu aja yang traveling!" Sanggah Bangchan.


"Aish...susah emang ngomong sama kepala batu!"



Lia kembali mengalihkan pandangannya pada layar Hp nya.
Diam-diam, Bangchan melirik ke arah Lia. Dia merasa sedikit bersalah karena tau Lia tidak diikut sertakan dalam grup chat dimana dia sedang dibicarakan.







"Kenapa kamu selalu beda, sih Li? Kamu gak cantik, berantakan, emosian, galak,ngegas, keras kepala. Tapi itu cuma kesan pertama dari orang yang gak tau kamu. Cuma orang-orang yang bener-bener tau kamu, yang bisa ngeliat gimana rapuhnya kamu. Kamu selalu nutupin itu dari dunia dengan sikap keras mu..." Batin Bangchan.











Pintu pantry kembali terbuka dan kali ini Karina yang muncul.
"Lia...Bangchan...kalian disini? Aku nyariin kamu dari tadi Li..." Ucap Karina seraya duduk disebelah Lia.


Lia hanya tersenyum dan kembali menatap layar Hp nya.


"Yang lain ada di lantai atas. Gak mau kesana?" Tanya Karina yang mendapat gelengan kepala dari Lia.



Big Boy Baby. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang