2

37.2K 2K 106
                                    

"Aku mencintaimu,"

"Kenapa kau melakukan ini padaku Sean!"

"Sean, aku mencintaimu!"

"Sean ... "

"Sean ... "

Sean terbangun dari mimpinya, ia menghembuskan napas berat. Akhir-akhir ini ia banyak pikiran, dan sering memimpikan masa lalu, ia beranjak dari tempat tidurnya.

Sean menuruni tangga, ia dapat melihat Saga sang suami tengah duduk santai diruang keluarga. Ya, Sean sudah melangsungkan pernikahan enam bulan lalu.

Ceritanya cukup panjang, ia menjalin kasih dengan Saga saat kuliah semester akhir, lalu tak lama dari situ ia dan Saga menikah.

Saga sangat mencintainya, begitupun dengan dirinya yang sangat mencintai Saga. Hanya saja, setelah menikah Saganya berubah, Saga miliknya berubah entah karena apa.

"Saga, maafkan aku. Aku kesiangan." Sean duduk disamping Saga, berusaha merebut atensi sang suami dari siaran televisi.

"Saga ... "

"Ck, mengapa kau berisik sekali?" Saga mendengus tak suka.

Sean merengut, ia bergelayut manja ditangan Saga yang langsung ditepis dengan kasar.

"Demi Tuhan Sean, tak bisakah kau membiarkanku istirahat? Ini hari minggu, aku butuh istirahat!"

Sean menelan salivanya, selalu seperti ini. Apa Saga bosan dengannya? Apa salahnya?

"Saga, ada apa? Kenapa Sagaku berubah?" ucap Sean lirih, mengundang decakan sebal dari Saga.

"Memuakkan."

Setelah mengatakan itu Saga pergi begitu saja, ia malas menanggapi Sean yang menurutnya manja dan menyebalkan.

Ayolah pria mana yang ingin menikah dengan pria lagi? Saga benar-benar terpaksa menikahi jalang yang sialnya pasangannnya ini.

Saga mengepulkan asap dari bibirnya, ia merokok. Tak peduli dengan larangan Sean, ia ingin merokok.

Sedangkan Sean, si manis Sean tengah menyiapkan bahan-bahan untuk masak, ia akan menyiapkan makanan untuk makan siang.

Selama enam bulan selalu seperti ini, Saga selalu mengabaikannya, bahkan bukan sekali dua kali Saga memukulnya jika ia berbuat salah.

Saga sangat menyukai masakannya, Saga juga selalu pergi menggunakan pakaian hasil mencucinya, Saga menolak layanan dari pelayan.

Sagara Gredyal suaminya, suami yang selalu ia puja ketampanannya, suami yang sudah ia anggap rumah, hanya sedang bosan saja saat ini.

Tak peduli jika Saganya tengah bosan saat ini, Sean akan membuat Saga mencintainya kembali. Karena dari awal Saga hanya untuknya.

"Wahh Tuan Gredyal tengah masak?"

Sean mendelik tak suka, Vanya perempuan yang akhir-akhir ini dekat dengan Saga, ia sungguh sangat tak menyukai Vanya.

"Tak bisakah kau menekan bel terlebih dahulu?" ucap Sean sinis.

Vanya hanya menganguk-nganggukkan kepalanya, ia tak peduli dengan ucapan Sean.

"Vanya, bisakah sehari saja kau tak datang ke rumahku?" ucap Sean.

Vanya mendengus, "ini rumah Saga, dan kau tak memiliki hak untuk melarang, karena Saga sendiri fine-fine saja aku mau datang kemari tiap haripun," kilah Vanya.

Sean menyerah, ia bisa apa? Melawan Vanya? Oh sungguh itu bukan pilihan yang baik. Ia pernah melakukannya berakhir Saga memarahi bahkan menamparnya.

"Kasihan sekali, kau menikah dengan Saga namun," Vanya menatap Sean dari bawah sampai atas, "seperti pelayan, kau memang selevel dengan pelayan," sambungnya.

Sean mengepalkan tangannya, ia menatap Vanya dengan tajam. Dengan langkah lebar Sean mendekati Vanya, lalu tanpa aba-aba ia menjambak rambut panjang perempuan dihadapannya ini.

"Lepaskan rambutku!" Vanya berontak, ia menarik-narik rambutnya yang dijambak kuat oleh Sean.

"Sialan, jika kau bukan perempuan rasanya aku ingin menghajarmu!"

Vanya memekik kesakitan, mau bagaimanapun Sean tetaplah pria walaupun ia pihak bawahnya Saga.

"Apa yang kau lakukan Sean?!"

Sean melepas jambakannya, ia terkejut dengan kedatangan Saga yang tiba-tiba.

"Saga, perempuan ini selalu menggangguku, dia bahkan ... "

"Tidak! Saga, jalangmu ini menjambak rambutku, dia cemburu, dia melarangku datang kemari," sela Vanya, mencari muka didepan Saga.

Sean menganga, Vanya memang pintar bermain drama.

Saga menarik tangan Sean, ia menyeret sang submisif, membawanya ke halaman belakang.

"Dengar sialan, sadarlah akan tempatmu, kau bukan siapa-siapa dirumah ini, aku terpaksa menikah dengan anak jalang sepertimu!" Saga menghentakan tarikannya pada Sean.

"Saga ... " lirih Sean, ia sangat terluka dengan ucapan Saga.

"Saga bukankah kau tak mempermasalahkan pekerjaan ibuku, mengapa kau menyebutnya jalang?"

Saga terkekeh sinis, ia mencengkram kedua pipi Sean, menatap pasangannya dengan penuh kebencian, tak ada cinta hanya ada rasa benci yang membungbung dimatanya.

"Anak jalang, bodoh, miskin, sebenarnya apa yang harus aku banggakan darimu?" ucap Saga, membuat air mata Sean meleleh seketika.

"Saga ... "

"Jangan karena aku menikahimu, kau bisa bertingkah seakan-akan kau nyonya Gredyal, anak jalang tetaplah jalang," ucap Saga, penuh penekanan.

Sean terisak, bukankah ini sudah biasa selama enam bulan ini, mengapa ia harus merasa sesakit ini.

"Saga, bukankah kau mencintaiku?" tanyanya disela isak tangis.

Saga terkekeh sinis, mencintai pria macam Sean? Ayolah jangan becanda, ia  bahkan sangat membenci Sean, saking bencinya saat melihat wajah Sean saja ia ingin sekali memukulnya.

"Saga ... "

Plak

"Berhenti bicara!" Saga menampar Sean, tak peduli jika akan ada bekas tamparan dipipi istrinya ini.

"Lebih baik kau bersiap, malam sekarang ibuku ingin bertemu denganmu," ucap Saga, lalu pergi begitu saja meninggalkan Sean yang hanya bisa menangis pilu, meratapi nasibnya.

Ada apa sebenarnya dengan Saga? Mengapa Saga yang lembut berubah.

"Sean, aku sudah tak sabar untuk wisuda,"

"Memangnya kenapa?"

"Hey, ayolah .... setelah wisuda, aku akan menikahimu. Menjadikanmu submisif satu-satunya dihidupku, aku akan melindungimu, menjadi suami yang baik untukmu,"

Sean tersenyum getir, mengingat janji-janji yang Saga ucapkan sebelum menikahinya, ia sangat percaya pada Saga.

Ia bukanlah anak dari keluarga bangsawan macam Saga, namun hadirnya Saga dalam hidup Sean adalah sebuah warna yang indah, Saga selalu melindunginya, bahkan setiap perkataan Saga selalu berhasil menenangkannya dari kecaman ayahnya.

Sean bukanlah anak beruntung, ia lahir dari ibu yang bekerja sebagai wanita penghibur, ia juga tak tahu ayahnya siapa, karena setiap kali ayahnya marah selalu mengatakan jika ia hanyalah anak haram, yang entah dari benih mana tumbuhnya.

Bahkan Sean pernah dilecehkan oleh ayahnya itu, namun waktu itu Saga menerimanya dengan lapang dada, dulu Sean sama sekali tak ada cita-cita menikah karena ia trauma dengan yang namanya pasangan, namun Saga? Saga merubah segalanya.

Sean sudah jatuh terlalu dalam, ia mencintai Saga dengan tulus, bahkan saat sekarang Saga memperlakukannya bak binatangpun, Sean tetap mencintai Saga.

Sean percaya, Saga akan kembali seperti Saga yang dulu, Saganya yang lembut, Saga yang selalu melindunginya.

"Saga, aku merindukanmu yang dulu. Cepatlah kembali," lirih Sean, ia menghapus air matanya kasar, setiap harinya ia bergantung pada harapannya.

Dirinya sudah milik Saga, berjanji diatas altar akan hidup bersama dengan Saga sampai akhir hayatnya. Sean tak akan menyerah begitu saja, ia akan merebut apa yang dulu sudah menjadi miliknya.




Broken [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang