Sebuket bunga menjadi buah tangan Saga, ia mendatangi James untuk terakhir kalinya, Saga memutuskan untuk berdamai dengan segala hal yang membuatnya luka atau bahkan yang telah ia lukai. Ray, mengatakan Saga harus bisa menerima apa yang sudah menjadi keputusan Sean.
Saga sengaja datang disaat Sean tidak ada, saat ini Sean tengah mengantar Gavi sekolah dan tentunya Mya dan Harlan tidak tahu soal kedatangannya ini."Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya si empu menyimpan buketnya di atas nakas.
"Seperti yang kau lihat, ini tidak begitu buruk," sahut James berhasil menerbitkan senyuman tipis Saga.
"Kedatanganku, aku hanya ingin membesuk sekaligus berpamitan padamu." Saga mulai mengeluarkan semua yang ingin ia katakan.
"Kau benar, titik terakhir mencintai adalah melepaskan. Terkadang perpisahan bukanlah hal buruk, pertemuan adalah awal perpisahan, Sean sudah bertemu semestanya untuk ditinggali, bukankah aku harus menerimanya?" ucap Saga, James hanya diam tak berniat menyela.
"Aku akan pulang hari ini, aku titipkan Sean padamu. Jangan menyakitinya, dia sudah cukup menerima semua luka yang kutorehkan, tolong isi lembaran hidupnya dengan tawa yang gagal kuberikan padanya dulu. Aku percaya padamu James, selain menitipkan Sean aku juga menitipkan putraku, biarlah dia hanya tahu kau ayahnya, ak-aku tak berhak menuntut lebih. Kumohon berbahagialah setelah ini, agar aku tak pernah menyesal menyerahkan Sean padamu."
Siapa yang tak akan terenyuh dengan perkataan Saga? James bahkan sampai memalingkan wajahnya karena tak kuasa melihat wajah sendu dominan dihadapannya.
"Jika ada sesuatu yang membuatmu kesulitan kau bisa menghubungiku, anggap saja kita berteman." Saga kembali berucap. "Walau nyatanya kita satu ayah," kekehnya.
James tak terkejut karena ia sudah tahu kemarin malan, Harlan yang bercerita. Berdosa rasanya ia merasa dirinya ikut andil dalam kehancuran Saga.
"Aku bisa mengembalikan Sean padamu, ak-"
"Tidak, jangan jadi egois. Sean membutuhkanmu, jika bukan karena Sean aku juga tak sudi mengalah. Tapi Sean bahagia bersamamu," sela Saga.
"Dunia itu penuh teka-teki, sampai aku tak menyangka memiliki kekasih yang telah menjadi masa lalu saudaraku. Maaf telah menjadi penghancur, aku berjanji akan menjaga dan mengisi lembar kehidupan Sean dengan tawa, Gavi juga sudah ku anggap putraku sendiri dan dia harus tahu juga siapa ayah biologisnya, aku akan memberi tahunya," tutur James.
Keduanya berbincang dengan penuh kejujuran, saling melepas dan mengikat janji. Saga melepas Sean untuk James dan James berjanji akan menepati setiap perkataan yang dikatakan Saga. Saga pikir ia hanya memutuskan hubungannya dengan sang ayah, bukan berarti ia membenci James, James tetap saudaranya bukan? Mereka tetap satu ayah dan Saga akui jika James kakaknya, terdengar lucu tapi itu kenyataan. Saga memberikan cintanya pada sang kakak. Semua akan terasa baik saat kita berdamai dengan segala rasa sakit.
"Apa kau mau memelukku?" tanya Saga, entahlah ia pikir selama ini ia sendiri tapi ternyata ia juga memiliki saudara.
James langsung memeluk Saga, darah lebih kental dibanding air."Lekas sembuh setelah ini, kau seorang dominan dan juga ayah," bisik Saga.
"Terima kasih, kau pria hebat. Kuharap kau mendapat semesta yang bisa mendekapmu dan saling menerima, kau juga harus pulih," sahut James. Beginikah memiliki saudara? Saling menguatkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken [LENGKAP]
RomanceSean harus menelan pil pahit atas berubahnya sikap sang suami padanya. Entah kenapa Saga yang dulu sangat memuja bahkan menjadi pelindungnya menjadi luka dalam bagi Sean, Saga berubah saat janji suci sudah ter-ikrar. Saga yang dulu lembut berubah ka...