27

21.7K 2K 139
                                    

Sudah Ryka duga Saga akan bringas jika tak ditahan, alhasil anak semata wayangnya ini diberi obat bius dan dipasung.

Ryka sudah tahu hal ini akan terjadi, karena itu ia memulangkan semua pelayan agar tak terluka, lihatlah bagaimana rumah ini berantakan karena amarah Saga.

Mulai saat ini Ryka membayar dokter kejiwaan khusus untuk anaknya, ia ingin Saga bisa sembuh walau lama. Ryka menemukan Saga dipersimpangan jalan, ia terkejut dengan keadaan sang putra yang melukai dirinya sendiri.

"Sudah kubilang jangan membiarkan Sean pergi," celetuk Harlan di ambang pintu.

Ryka menggulir matanya, ditatapnya pria yang paling ia benci di dunia ini. Darahnya terasa mendidih ingin membakar pria itu hidup-hidup.

"Kau! Apa kau ingin anakku di cap iblis?! Kau tak tahu apapun, kau selama ini hanya bisa mengomentari tanpa ada kontribusi dalam merawat atau bahkan menjaganya." Ryka menutup wajah dengan kedua tangannya, lelah rasanya saat seharusnya seorang suami menjadi pondasi kokoh malah menjadi musuh terbesarmu.

"Bukankah dia anakku juga?" cetus Harlan datar membuat Ryka terkekeh.

"Sejak kapan kau mengakuinya huh?!" Ryka menarik kerah kemeja Harlan, hatinya diremas kuat di saat maniknya bersirobok dengan si empu. "Dulu kau sangat mengecam jika dia anakmu, dulu kau selalu menanyakan segumpal darah diperutku itu anakmu atau bukan, tapi kenapa disaat dia sudah besar kau mengakuinya?! Dia cangkang sekarang, dia tak tahu jati dirinya, jiwanya seolah kosong," sambung Ryka. Ia tak bisa lagi menahan tangisnya.

"Aku tahu, dia seperti ini karena kita. Tapi semua ini dimulai darimu yang selalu membeli pria, apa kau pikir pertengkaran masa lalu dimulai dariku?" ucap Harlan tak mau kalah. Selalu saja keras kepala.

"Salahkan saja aku, lalu siapa yang memiliki anak lain sebelum menikah denganku?" Ryka mendongak dengan derai air mata, selama ini ia terlalu memendam semuanya sendiri. "Apa kau tahu bagaimana hancurnya seorang wanita yang memergoki suaminya sudah memiliki anak dengan yang lain?" sambung Ryka.

Harlan terdiam, tenggorokannya tercekat. Dari mana Ryka tahu? Kenapa wanita itu baru mengatakannya sekarang.

"Kau ... menikahi dua wanita dan aku tokoh perebut bagi wanitamu yang lain, aku hanya diam saat tahu alasanmu menikahiku karena demi uang, demi memenuhi kehidupan istrimu yang lain, aku bodoh dan selalu saja diam saat kau salahkan, karena kupikir kau memang membutuhkan uang itu," tutur Ryka. Tangisnya semakin menjadi saat luka lama kembali dibuka.

"Saat itu aku ingin meminta berpisah tapi aku tak mau keluargaku mengecam, perceraian buruk dimata mereka ditambah aku sudah hamil benihmu dan juga istrimu yang lain mengidap penyakit ginjal yang membutuhkan banyak biaya, kupikir dengan membiarkan rencana kalian berhasil bisa membantu menolong nyawanya, jadi aku pendam semuanya. Seolah aku ini manusia paling bodoh." Ryka terkekeh miris.

"Kau benar tahu semuanya?" ucap Harlan pelan, ia masih tak percaya dengan fakta ini.

"Apa dari semua kalimatku sangat membingungkan bagimu? Dari awal kehamilan aku sudah stress dan sering memeriksa kesehatan mentalku tapi aku lupa jika pikiranku  dapat mempengaruhi janin, mungkin saja putraku yang malang tertekan sampai ia lahir bahkan sampai ia dewasa, seharusnya aku meminta berpisah sejak dulu, tak peduli pandangan orang terlebih wanitamu."

Harlan hanya mampu membisu, semua yang dikatakan Ryka benar. Ia meminta izin pada istri pertamanya untuk menikahi Ryka, hanya untung mendapatkan uang. Ia melakukan semuanya demi sang istri, sampai lupa jika yang ia nikahi juga wanita yang sama akan kerapuhannya. Selama ini Ryka terlihat baik-baik saja, dan terkadang kemodisannya sangat mencerminkan betapa bahagia menjadi dirinya.

"Kau bilang aku membeli pria? Aku tak mengelak akan hal itu, tapi aku berani bersumpah pria-pria itu hanya menemaniku untuk mendengarkan keluh-kesahku, karena aku tahu suamiku tak akan mau menjadi sandaran ... aku bukan wanitanya."

Lagi Ryka mencurahkan segalanya, tak tahan akan semua perkataan Harlan yang begitu tajam selama ini. Semuanya sudah hancur, bahkan ia sudah menghancurkan hidup anaknya.

Ryka melangkah pergi meninggalkan kamar, Harlan yang melihat itu segera menyusul.

Sebulir air mata meleleh dari sudut mata yang masih terpejam, tergores ribuan kaca saat mendengar semua perkataan wanita yang ia sebut ibu, Bagaimana terlukanya wanita itu merawatnya seorang diri tanpa dukungan suami, itu sangat sulit.

Apakah cintanya juga dilain tempat akan merasakan hal sama? Merawat anaknya seorang diri dengan kepedihan? Tapi bagaimana jika anaknya seperti dirinya?

Tangannya mengepal, amarah dan sakit menjadi satu membuatnya mengejang. Saga berontak dengan teriakan, tangan dan kakinya sama-sama dipasung membuatnya semakin berontak. Ia harus mencari Sean, bukankah Sean cintanya? Dimana dia sekarang?

Pintu dibuka dengan kasar, Ryka masuk tergesa.

"Sayang ini mama." Di elusnya pipi sang anak agar tenang.

"Saga ... mari sembuh, kita akan menemui Sean setelah sembuh. Kumohon jangan seperti ini, aku berjanji akan mempertemukan kalian," bisik Ryka, air mata kembali meleleh. "Sean akan baik-baik saja, mama akan menjaganya. Kau tak perlu khawatir. Kau sakit, jadi harus sembuh dulu. Baru bertemu dengannya." Lagi Ryka berbisik, agar Saga tenang.

"Maaf telah membuat Sean pergi, tapi jika ia di sini mama takut kau melukainya. Bukankah Saga tak mau dia terluka?" Ryka mengusap sisa air mata di sudut mata sang anak, ia tersenyum tipis berusaha tenang dan kuat.

Tatapan Saga kosong, benar-benar seolah kehilangan pijakan. Anaknya jiwa yang sakit dibungkus dengan cangkang yang apik.

"Mari sembuh sayang, kau harus sembuh. Kita akan berkumpul lagi, walau melewati waktu yang lama, mama berjanji."

____

Vote 500, bakalan up cepet.
Yang belum follow, follow ya😘

Nagih lanjut follow kagak😭🙏

Broken [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang