Saga terbaring lemah diranjangnya setelah disuntik obat penenang oleh Ray. Diliriknya Ziron yang berdiri kaku disisi ranjang.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?" ucap Ray.
Ziron menelan salivanya, ia merasa gugup dalam situasi seperti ini. Ia kurang tahu tentang segala persoalan keadaan sang Tuan, ia baru jadi sekertaris satu tahun itupun ia bekerja dibawah naungan Ryka bukan Saga, ia merasa begitu bertanggung jawab atas keadaan Saga sekarang.
"Dokter, Tuan tadi baik-baik saja tapi entah kenapa reaksi Tuan sangat buruk saat berkenalan dengan submisif sekertaris James, saya kurang mengerti ta-tapi saya dengan cepat menghubungi Anda," jelas Ziron. Jujur saja jika Ray tidak cekatan dan sigap mungkin Ziron akan kena hantaman sang Tuan. Tadi itu pertama kalinya ia melihat bagaimana Tuannya berontak seolah siap menghancurkan apapun yang ada didekatnya, menakutkan. Itulah hal yang terbesit dikepala Ziron tadi.
"Kau bisa sebutkan ciri orang tadi?" tanya Ray lagi.
"Eumm ... dia manis, di-dia juga punya anak manis aku tak tahu harus menjelaskan bagaimana ak-"
"Apa rupanya seperti ini?" Ray menyela dengan memperlihatkan foto diponselnya.
"Ya! Ini dia," ungkap Ziron setengah memekik merasa ucapannya tetap sasaran. Ziron takut Ray akan melaporkan kondisi Saga pada Ryka, bagaimana jika ia dipecat? Ziron tak mau sampai itu terjadi, mau bagimanapun Ray lebih dulu bekerja pada keluarga Gradyal dibanding dirinya tentu saja Ray sudah menjadi orang yang sangat Ryka percayai.
Ray menghela napas, hal yang ia takutkan sudah terjadi. Pemicu kondisi Saga memburuk adalah sosok yang selalu digumamkan sang Tuan disetiap malam dan setiap kondisinya buruk. Sean. Sean Gradyal ralat Pramugya, Ray tahu submisi itu dari Ryka. Saga mengalami kejang karena dipicu shock dan juga pikiran berlebihan yang menyerangnya tiba-tiba.
"Dokter jangan adukan ini pada direktur, say-saya tak tahu jika ini akan terjadi. Sunguh," ucap Ziron memelas.
"Tidak, untuk saat ini. Tuan harus benar-benar istirahat." Ray melangkah keluar kamar, meninggalkan Ziron yang masih berdiri kaku tak bergeming. Banyak pertanyaan diotaknya, tapi ia segera menepisnya yang terpenting Saga sudah ditangani dan ia aman tak akan ada masalah untuk saat ini.
Ziron menatap Saga khawatir, Saga terlihat rapuh dengan infus dipunggung tangannya, jika saja ia tak cekatan membawa sang empu pergi mungkin Tuannya sudah mengamuk di sana dan akan merusak reputasi perusahaan terlebih Saga sendiri, tadi itu terlalu tiba-tiba, Ziron yakin ada sesuatu di antara keduanya sampai Saga bereaksi begitu terkejut. Ziron hanya tahu jika Saga memiliki riwayat sakit kejiwaan yang sedikit berbahaya, itulah yang dikatakan direktur terhadapnya saat memperkenalkan Saga sebagai penggantinya diperusahan untuk sementara waktu.
"Semoga Anda lekas membaik Tuan." Suara Ziron mengalun dibarengi dengan suara langkahnya meninggalkan kamar.
Sepeninggalan Ziron, Saga membuka matanya. Ia pikir saat ia terkurung dikamar selama lima tahun adalah masa terburuk dalam hidupnya, tapi saat ini ia rasa itu tak benar, hal terburuk dalam hidupnya adalah saat bertemu dengan dunianya tapi ia sudah memiliki dunia lain. Seannya sudah merajut benang kehidupan dengan dominan lain, meninggalkannya dengan rasa yang masih sama.
Saga rasa ia sudah tak pernah lagi menangis tapi saat ini air mata kembali mengalir dari sudut mataya, tak ada isakan ataupun suara lirih dari tangisannya, hanya tangis tanpa isak dan kata.
Bayangan dimana Sean dengan manis memperkenalkan diri seolah tak mengenalnya, kenapa Sean begitu mudah melupakannya.
"Submisif saya sangat ahli membuat makanan enak, sepertinya saya akan menjadi gemuk jika terus-terusan dicekoki makanan lezat terus."
"Putra saya sangat aktif, ia anak yang manis."
"Sungguh mereka kesayangan saya."
"Tuan ... maaf saya menceritakan keduanya, saya terlalu antusias."
Tangan Saga mengepal saat suara James bersahutan seakan meremas dadanya, keduanya sudah menikah? Tapi Saga tak melihat cincin pernikahan tersemat dijari James.
James bersama dengan Sean, jadi Sean benar-benar melupakannya? Ia sudah usai, tapi perasaannya tak pernah usai dunianya habis untuk Sean, bagaimana ia kedepannya ia berjuang untuk bisa sembuh tapi nyatanya yang menjadi pemicu semangat untuk sembuh sudah pergi dalam artian sudah tak bisa ia genggam lagi. Saga berharap tadi itu hanya mimpi atau ia yang salah lihat. Saga akan buktikan lagi besok pagi, tak salah bukan jika ia masih berharap itu sebuah kesalahan?
Tak berbeda jauh dari Saga, ditamaramnya malam, submisif manis itu tengah tenggelam dalam lautan kesesakan seolah memorynya kembali memaksanya memutar kembali bagaimana kejam dan pedihnya kehidupan masa lalu, Saga manusia kejam telah merusak mentalnya habis. Ia bahkan harus memeriksa keadaan mentalnya waktu itu. Sean tak akan membiarkan Saga kembali menerobos ke dalam kehidupannya, ia, James dan Gavi saja sudah cukup. Tidak lagi, ia dan Saga telah usai sesuatu yang rusak tak bisa dirangkai kembali menjadi sempurna seperti semula.
Walau disuguhi gunung emas sekalipun, Sean tak sudi jika harus kembali ke dalam kenangan pahit bersama Saga, untuk mengatakan ia mengenal Saga saja rasanya menyesakkan. Ia sudah lama memaafkan Saga tapi tidak untuk saling mengenal lagi, ia berjanji pada dirinya sendiri saat ia pergi lima tahun lalu, ia akan menjalin hidupnya tanpa Saga dan seharusnya Sagapun begitu. Keduanya harus menjalani hidup masing-masing.
Luka yang sudah mengering kembali lagi tergores hanya karena kedatangan sosok yang tak seharusnya kembali ke dalam lembaran hidupnya saat ini, kedatangan Saga hanya akan mengotori lembaran kisahnya dan James.
"Aku membencimu Saga," gumam Sean lirih. "Tak akan aku biarkan kau merebut Gavi, sosok yang sangat ingin kau lenyapkan," sambungnya. Ketakutan Sean hanya satu, Saga merebut Gavi atau yang paling buruk Saga melenyapkan putranya, segala pola pikir dan tingkah Saga tak bisa ditebak, Sean harus melindungi orang-orang tersayangnya dari monster itu. Iblis tak pernah berubah menjadi malaikat, Saga tetaplah Saga yang selalu berbuat kejam pada siapapun. Saga itu definisi manusia kejam dari yang terkejam, iblis dunia sesungguhnya adalah Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken [LENGKAP]
RomanceSean harus menelan pil pahit atas berubahnya sikap sang suami padanya. Entah kenapa Saga yang dulu sangat memuja bahkan menjadi pelindungnya menjadi luka dalam bagi Sean, Saga berubah saat janji suci sudah ter-ikrar. Saga yang dulu lembut berubah ka...