13

22.6K 1.8K 148
                                    

Siders anteng banget ya ... nanti pas digantung baru muncul🙈

Bersyandaa ....

_________

Lagi, rasanya tubuh Sean remuk. Pergelangan kakinya terasa perih, Sean mengerjapkan matanya berusaha menerima bias cahaya yang terasa menyorotnya.

"Eungh ... " Lenguhan parau terdengar, saat si empu berusaha menggerakan persendiannya.

Keadaannya mengenaskan, ia telanjang. Sean rasa tadi ia dikamar tapi saat ini ia tengah meringkuk dilantai.

"Sudah bangun?"

Sean mengernyit saat cahaya senter itu menerangi wajahnya, matanya menyipit melihat Saga yang berdiri gagah di hadapannya, wajahnya dan kaki Saga sejajar.

"Ini hukumanmu, karena berani keluar tanpa izinku," ucap Saga. Ia memindahkan Sean ke gudang belakang, merantai kaki sang istri agar tak bisa kabur. Tentunya Sean tak bisa lagi menjalang diluar sana.

"Sa-saga ... ini sakit," adu Sean dibarengi ringisan. Analnya terasa perih, terlebih tubuhnya kedinginan.

"Dokter sudah memeriksamu sebelum kupindahkan ke sini, dia memberikan obat dan salep kau tak perlu khawatir." Saga berjongkok, dielusnya surai lepek itu. Ia terkekeh, melihat Sean yang telanjang dengan beberapa memar ditubuhnya itu terlihat indah baginya.

"Kau tahu? Kau terlihat sexy seperti ini, lihat." Saga mengelus puting Sean yang terluka karena gigitannya, "bukankah cantik?" sambungnya.

Sean menepis tangan sang dominan, enggan di sentuh oleh tangan yang selalu mengasarinya itu.

"Tidurlah yang nyenyak, kau tak bisa kemana-mana."

Setelah mengatakan itu Saga pergi begitu saja, meninggallkan gudang dengan kegelapan. Sean semakin meringkuk, memeluk dirinya sendiri. Selain gelap di sini juga ia kedinginan, terbaring dalam keadaan telanjang di lantai tanpa alas, itu sungguh menyiksanya. Bagaimana bisa ia terjebak di kehidupan iblis? Saga dulu bak malaikat dalam kehidupannya tapi sekarang pria itu nyaris tak memiliki empati.

Andai ia tak pernah mengenal Gea, apa kehidupannya akan seperti ini juga? Sean merutuki pertemuannya dengan Gea saat sekolah dulu, jika ia tahu kepergian Gea akan menjadi sumber masalah dalam hidupnya, Sean bersumpah tak akan mau menerima Gea sebagai kekasihnya. Tapi apa benar Gea hamil anaknya? Ia sama sekali tak merasa begitu, jangankan menyentuh orang lain, waktu itu Sean bahkan ketakutan jika disentuh orang lain dalam hal intim.

Sean korban pelecehan Alex, bagaimana bisa ia melakukan itu dengan orang lain, ia sangat ketakutan waktu itu. Tapi lambat laun ketakutan akan hal itu sirna karena menjalin kasih dengan Saga, Saga berhasil membuatnya percaya dan merasa dicintai tapi Sean rasa ia akan kembali takut, Saga memperlakukannya lebih buruk dibanding Alex. Keduanya sama saja, sama-sama kejam tak berperasaan. Padahal Sean begitu tulus mencintai Saga, pria itu cinta pertamanya tapi semua hancur bagai budah melebur dengan sikap Saga.

"Apa bisa aku pergi? Aku ingin lari jauh dari sini ... ibu apa jalang sepertimu dan anak jalang sepertiku bukan manusia? Kenapa mereka seperti anjing liar, aku sakit bu ... mereka selalu menyebut kita jalang."

Lelehan air mata mengalir begitu saja, dibiarkan meleleh melewati pipi. Akhir-akhir ini Sean terlalu sering menangis.

__________

Saga menendang-nendang kecil tubuh ringkih itu. Sean masih terlelap, ia berdecak sebal. Submisifnya ini menjadi pemalas, pikirnya.

"Hey ... bangunlah." Saga menepuk-nepuk pipi Sean, sampai sang empu membuka matanya perlahan.

"Tidur digudangpun kau nyenyak, ahh ... iya aku lupa, bahkan kau juga nyenyak tidur di meja. Tabiat jalang memang seperti itu bukan?" kekehnya.

Sean bungkam, tak ada energi untuk menampik atau sekedar membalas ucapan Saga.

"Makanlah, jangan dulu mati aku belum puas menikmatimu." Saga menyodorkan senampan sarapan. Sean mendengus, dengan kasar ia menepis nampan itu membuat makanannya berserakan.

Saga menggeram, di cengkramnya pipi Sean.

"Berani sekali, aku yang membuatnya sendiri! Hanya untukmu jalang! Kau benar-benar suka dikasari hah?!"

Ditariknya sang istri, ia tekan kepala Sean agar menjilati makanan yang sudah kotor itu.

"Makan sialan! Telan semuanya, aku tak akan membiarkanmu berani kurang ajar." Saga semakin menekan kepala Sean.

Sean mengepalkan tangannya, hatinya berdenyut nyeri, Saga memperlakukannya bak binatang. Bahkan Saga lebih menyayangi anjingnya dibanding dirinya yang notebene pasangannya. Sean dengan terpaksa, memakan makanan itu. Ia jilat setiap kuah sop dilantai kotor. Mati-matian Sean menahan air mata, jika ia menangis itu akan membuat Saga senang.

Saga mengelus surai lepek sang istri, Seannya menggemaskan jika menurut.

"Jadilah anak baik eum, jangan selalu melawan. Kau tahu? Aku suka dirimu yang penurut, kau mendengarku sayang?"

Semakin Sean melawan semakin akan ia siksa, Saga tak main-main akan ucapannya. Sean harus merasakan berkali-kali lipat apa yang dirasakan Gea, bagaimana dicampakkan oleh orang yang ia cintai dan bagaimana rasanya terluka di abaikan oleh cintanya. Ia tahu Sean begitu mencintainya, bahkan Sean bergantung padanya, ia sengaja melakukan semuanya. Karena sejak awal niatnya memang seperti ini, mengelabui si manis lalu membakarnya sampai habis.

"Suamimu akan bekerja, nanti akan ada pelayan. Aku sudah merekrutnya, jadi kau tak perlu lelah beres-beres lagi atau masak, semua sudah ada pelayan. Dan ya, akan ada pelayan yang mengurusmu juga. Aku pergi."

Suara ketukan pantofel Saga membuat Sean sedikit lega, akhirnya pria itu pergi. Entah bagaimana ke depannya, Sean hanya bisa pasrah jika saja Saga menodongkan moncong senjata pada keningnya, maka akan dengan senang hati Sean menerimanya. Mati di tangan orang yang kau cintai itu tak buruk, Sean tak masalah. Lagipula selama ini ia hidup dengan penuh kehambaran tak ada yang menjadi alasannya untuk bertahan, bangunan hubungan yang ia percayai bahkan menjadi sosok luka yang begitu perih. Dulu Sean bertahan karena Saga tapi sekarang tidak lagi, ia sudah kehilangan segalanya.

Tak ada yang spesial dalam hidupnya, tak ada orang yang berada dipihaknya. Bisakah semesta memberikannya alasan untuk bertahan? Sean nyaris putus asa saat ini.

"Aku ingin mengeluh, tapi aku tahu bukan hanya aku yang memiliki masalah didunia ini. Aku ingin mengadu tapi aku malu pada mereka yang kuat, tapi kali ini aku benar-benar putus asa. Aku tak lagi berharap, rasanya hambar ... "



______

Siap menerima makian untuk Saga😋

Broken [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang