Plak
Satu tamparan mendarat sempurna diwajah pucat si empu, submisif itu tampak marah saat ini.
"Kenapa?!" Sean memukul perut Saga membuat sang dominan tersungkur, bayangkan saja Saga baru saja selesai mendonorkan darah dan diserang tiba-tiba ia tak tahu kedatangan Sean yang tiba-tiba, Saga tengah menunggu Ziron yang tengah membeli makanan dan Ray yang tengah mengurus administrasi James.
"Kau kan yang melakukannya?" tuduh Sean enteng.
Saga bangkit, ia menggeleng pelan. Lemas rasanya hanya untuk sekedar bicara saja.
"Bukan aku," ungkapnya yang dibalas dengusan oleh si empu.
"Siapa lagi manusia kejam yang berani melakukan ini selain kau?!"
Saga memejamkan matanya saat mendengar itu, kedua tangannya mengepal sirat akan menahan kekesalan dalam dirinya.
"Kau kejam Saga. Bagaimana jika terjadi apa-apa pada James? Apa kau tak memiliki perasaan? Aku membencimu sialan!" Sean melontarkan perkataan yang begitu menghujam hati Saga sampai ia lupa akan sosok kecil yang saat ini tengah memeluk kakinya, menatap polos pria yang pernah memberikan hadiah padanya.
"Tolong jangan mengatakan itu, aku tak mau melukai diriku atau bahkan dirimu," ucap Saga lirih.
"Aku mencintai James, aku sangat mencintainya. Selama lima tahun ini ia yang menemaniku, membantuku. Pria itu selalu ada untukku, tapi kau? Kau dengan tak tahu diri ingin melenyapkannya," tutur Sean dibarengi isak tangis.
"Tolong ... Saga ... kali ini saja, biarkan aku hidup tenang. Apa semua siksaan yang aku terima belum puas bagimu? Sampai kau ingin merenggut James dariku? Kau brengsek, kau bajingan gila, kejam. Enyahlah dari hidupku sialan!"
Saga mundur beberapa langkah, demi Tuhan bukan dia yang melakukannya. Ia sama sekali tak tahu akan hal ini, walaupun pernah ia berpikir untuk melenyapkan James tapi ia bukan dalang dari celakanya James hari ini.
"Papa ... " cicit Gavi yang merasa takut akan kemarahan Sean.
"Sayang ... maaf." Sean berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Gavi. Semua itu tak luput dari pandangan Saga, darah dagingnya bahkan tak mengenalnya.
"Bukan aku yang melakukannya percayalah," ucap Saga lagi, tapi Sean seakan enggan untuk mengubris ucapannya.
Saga berniat pergi tapi langkahnya berhenti saat bersirobok dengan pria setengah baya.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Harlan. Suara ini, suara yang sudah lama Saga tak dengar. Suara ayahnya.
"Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini. Lama tak berjumpa," sahut Saga datar, walau dalam hati ia sedikit merindukan pria bajingan ini.
"James, aku mendapat kabar jika putraku yang lain masuk rumah sakit."
Kejutan, Saga pikir ini sebuah kejutan. James saudaranya juga? Diliriknya wanita yang berwajah pucat disamping sang ayah, wanita yang menjadi dunia ayahnya sampai tak bisa berpaling.
Bahkan Ryka kalah oleh wanita itu dan ia kalah oleh James, lelucon yang lucu sekali sampai rasanya Saga tak tahu harus tertawa atau berteriak marah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken [LENGKAP]
RomanceSean harus menelan pil pahit atas berubahnya sikap sang suami padanya. Entah kenapa Saga yang dulu sangat memuja bahkan menjadi pelindungnya menjadi luka dalam bagi Sean, Saga berubah saat janji suci sudah ter-ikrar. Saga yang dulu lembut berubah ka...