14

19.1K 1.5K 91
                                    

Terhitung hampir satu bulan Sean terkurung, bedanya Saga mengurungnya dikamar. Digudang ia hanya menghabiskan waktu satu minggu, sisanya ia di rantai di kamar.

Sean tak bisa apa-apa. Setiap hari Saga akan melalukan hal intim padanya, tapi sudah tiga hari ini ia tak melakukannya lagi. Sean bersyukur atas itu, selama ini ia benar-benar sudah seperti tempat pembuangan sperma bagi Saga.

Sean menggulir matanya, melihat siapa yang membuka pintu. Hanya dua orang yang bisa menemuinya, Saga dan Megan pelayan yang Saga perintahkan untuk memberinya makan.

"Kau tak tidur?"

Itu Saga, ia baru saja pulang. Kemejanya masih rapih walau bekerja seharian. Dominan itu duduk disampingnya.

"Sampai kapan kau menghukumku?" ucap Sean lirih.

Saga mendengus tak suka akan pertanyaan si empu.

"Tak usah banyak tanya, kau mau mandi? Biar aku mandikan, selama tiga hari ini kau belum mandi karena aku sibuk," tutur Saga, ia sedikit melunak akhir-akhir ini.

Sean hanya bisa pasrah, karena selama satu bulan ini, ia benar-benar hanya bisa diam dan berbaring. Hal seperti mandi saja, Saga yang akan memandikannya.

Saga membuka rantai yang mengunci kaki kiri Sean, tercetak jelas memar yang hampir membiru di sana karena Sean yang sering kali berontak membuat kakinya terluka. Saga mengelus memar itu, lalu dengan sigap ia menggendong Sean membawanya ke kamar mandi.

Saga meraih shower, ia mulai memandikan istri lemahnya ini. Sean memeluk dirinya sendiri, ia kedinginan. Rasanya sudah biasa saat tangan kasar Saga mengelus punggungnya, menyabuni dirinya. Saga bahkan tak peduli dengan pakaiannya yang harus basah, ia memperlakukan Sean sudah seperti pada pemeliharaan.

Banyak memar dipunggung, tangan dan bagian-bagian lainnya, pelakunya Saga tentu saja. Sean sudah terlalu sering menerima sikap kasar suaminya ini, dari mulai digagahi dengan kasar, dipukul, ditampar, Sean rasa ia tak bisa menghitung berapa kali ia menerima hal itu. Semua itu selalu berakhir dengan tangisan ditengah malam, ia hanya bisa menangis menahan isakan di saat Saga memeluknya dalam tidur.

Memikirkan itu tak sadar jika ia menangis, membuat Saga menghentikan usapan dipunggungnya. Sean terisak kecil, meratapi hidup.

Diraihnya wajah yang memerah karena menangis, Saga menangkup kedua pipi Sean.

"Apa kau sakit?" tanya si empu, sungguh pertanyaan bodoh yang Sean dengar. Submisif itu hanya menggeleng, ia harus diam dan menikmati sikap Saga yang tengah lembut ini, tak mau memancing amarah sang dominan. Sean hanya ingin istirahat untuk saat ini.

"Baiklah, kau mau uang? Aku akan memberinya, kemarin ayahmu itu juga meminta lagi padaku. Kalian sangat suka uang ya?" kekeh Saga remeh.

"Saga ... aku kedinginan," adu Sean, wajahnya sedikit pias.

Saga mematikan shower lalu memangku Sean kembali, membaringkannya di ranjang membiarkan sisa tetesan air membasahi ranjang. Saga sudah biasa memakaikan pakaian pada Sean, yang sudah pasti Sean menerima dengan pasrah.

"Malam ini kau tak usah ikut ke pertemuan keluarga, aku akan mengatakan kau sakit. Nanti kau bisa kabur jika aku membawamu," ucap Saga setelah memakaikan baju Sean.

"Saga ... kenapa seperti ini?" Sean meraih tangan Saga, digenggamnya tangan yang tak pernah segan untuk menamparnya. "Saga ... apa kau tak pernah mencintaiku, sungguh?" sambungnya, Sean masih merasa ini minpi. Berbagai siksaan ini ia merasa itu semua mimpi, karena Saga mencintainya.

"Aku mencintai Gea," sahut Saga tegas, dalam hatinya hanya ada Gea.

"Jika kau lebih dulu mengenalku, apa kau akan mencintaiku?" tanya Sean lagi.

"Tidak, aku bukan gay." Saga menarik tangannya, membiarkan genggaman Sean hampa kembali, menggenggam angin.

"Jika Gea bunuh diri bukan karena aku, apa kau akan tetap membenciku?" Lagi Sean bertanya, ia hanya ingin mengetuk hati Saga agar lebih manusiawi.

"Sudah jelas itu karena kau, kau meninggalkannya di saat ia hamil. Aku tahu bagaimana Gea mengejarmu, dia sangat mencintaimu. Tapi kau mengabaikannya, kau campakkan dia setelah dia hamil," jelas Saga. Dendam kematian Gea tak pernah bisa ia bendung, baginya jika Sean tak mengabaikan Gea, mungkin gadis itu masih ada di dunia ini. Ia sudah merelakan Gea untuk Sean, tapi Sean dengan mudahnya mencampakkan sang pujaan hati.

"Kau tahu? Aku menyukai Gea seperti Gea menyukaimu, dia cinta pertamaku. Aku merelakannya untuk bersamamu, tapi kau? Kau mengabaikannya, padahal jika kau tak mau tanggung jawabpun, aku bisa melakukannya." Saga menekan kedua bahu Sean.

Kedua bola mata kelam submisif itu meredup saat mendengarnya, Gea boleh jadi cinta pertama Saga tapi cinta pertamanya Saga.

"Aku tak tahu dia hamil," sahut Sean membuat Saga terkekeh sinis, ia bosan mendengarnya. Gea bukan gadis bodoh yang akan diam saja saat ada sesuatu yang menimpanya. Walau pada ujungnya Gea bodoh, memilih mati. Dan itu semua Saga yakin, ada yang membuat semangatnya patah sampai mengakhiri hidupnya.

"Saga ... aku tak bisa menerima Gea karena aku tak bisa mencintainya, aku tak mau membohongi diriku sendiri ataupun Gea, pura-pura mencintai itu buruk Saga." Sean menghela napas. "Selama ini kamu adalah alasan aku ingin hidup, kamu memberi warna dalam kegelapan. Rasanya aku ingin hidup selamanya bersamamu, tapi saat tahu kamu hanya menjebakkaku, itu sakit. Aku roboh, sakit Saga ... di sini sakit." Sean menekan dadanya, ia menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Saga.

"Maaf Saga ... maaf telah membuat cinta mu itu pergi. Aku tak tahu jika semuanya akan berakhir seperti ini, maaf Saga ... "

Raungan putus asa terdengar menyayat hati, Sean menumpahkan segala rasa sakit yang ia tahan selama ini.

"Apa aku boleh berharap? Jika kau juga pura-pura membenciku?" Sean mendongak menatap wajah yang acuh tak acuh itu, seakan semua perkataannya hanyalah angin lalu.

"Walau kau berbuat sampai sejauh ini. Aku tetap mencintaimu, mencintai Sagaku yang sangat lembut dan penyayang. Aku merindukanmu Saga, sampai kapan aku bisa menerima sisi iblismu? Aku akan menunggu kau berubah menjadi Sagaku lagi," tutur Sean, ia memeluk Saga yang hanya diam tak bergeming sedari tadi. Membiarkan Sean bicara apapun yang ia mau dan mendekapnya sesuka hati.



______

Hayukk yang mau duke life prophecy, bisa CO di shopee harganya 180k. Bisa juga lewat wa, jangan sampe nyesel gak ikut po.

Broken [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang