Hai,assalamualaikum!!!
Kabar kalian gimana ?,semoga dalam sehat ya!!.
Setelah cukup lama nggak nulis akhirnya saya keluarin cerita baru nih.jangan lupa pantengin terus ya.
Yuk ikuti kelanjutan cerita ini setelah kalian mengikuti keseruan cerita pertama saya.
-.-.-.-.-.-.-.-
Gadis yang menggunakan abaya berwarna hitam serta hijab yang senada pula itu berjalan menuruni tangga.
Ia berlari menuju dapur menghampiri sang Bunda.
"Bun,Adiba izin kajian ya"ucapnya merengek kepada bundanya agar di beri izin.
"Diba perginya sama Fira kok"lanjutnya.biasalah kalo kemana-mana terus nggak di kasi pasti ngorbanin temen dulu.
"Ya udah tapi jangan pulang kemalaman"balas bundanya yang masih sibuk dengan aktivitas mencuci piring nya.
Perempuan yang cantik tidak terlalu tinggi itu bernama Adiba Khanza Az-Zahra.ia adalah anak pertama dari pasangan Nadia dan Faisal.
Perempuan yang gemar sekali dengan seblak itu sekarang sedang menjalankan kuliah semester 4 nya.
Tak jauh dari kebiasaan perempuan pada umumnya,ia juga suka berbelanja hanya saja malas untuk keluar rumah,suka berdandan walaupun itu hanya untuk di lihat olehnya di depan cermin.bila baru mengenal seseorang ia akan sangat malu dan kehabisan kata,namun jika sudah akrab dengan orang itu ia akan sangat memalukan.ya cukup aneh namun bagaimana lagi memang seperti itulah kepribadian seorang ADIBA KHANZA AZ-ZAHRA.
Setelah mendapatkan izin dari sang bunda Adiba menunggu teman dekatnya ya bisa di bilang sahabatnya,di ruang tamu.
"Assalamualaikum!!"terdengar suara seruan dari luar,Adiba yang memang kenal dengan suara itu pun dengan segera berpamitan dengan Bundanya ,mengecup punggung tangan bunda nya dan tak lupa cipika-cipiki.
"Dah bunda,tunggu putrimu ini pulang ya!!"ucapnya seraya memberikan kecupan jauh untuk sang Bunda.
"Assalamualaikum!!"ucapnya lalu berlari keluar dari dalam rumah.
Setelah sampai di halaman rumahnya Adiba melambaikan tangannya dan tak lupa menjawab salam dari Fira tadi.
"Ngapain pake helm coba?"tanya Fira saat melihat Adiba sudah siap dengan helm berwana pink nya.
"Loh bukannya kita mau pakai motor?"tanyanya kebingungan saat mendapatkan pertanyaan itu dari Fira.
"Kan ane udah bilang Adiba Khanza Az-Zahra,kita jalan kaki"balasnya sedikit menekankan ucapannya.
"Emang di mana sih?"tanyanya masih kebingungan.
"Itu tuh di masjid itu"Fira menunjuk kubah masjid yang masih terlihat jelas.
Adiba yang baru sadar dengan tingkahnya,kini malah tertawa menertawakan dirinya.
"Apasih gila banget"Fira yang kini kebingungan dengan tingkah sahabatnya itu.
Bukanya semakin waras dan sadar dengan kalimat yang di lontarkan oleh Fira kepadanya,adiba malah semakin tertawa bahkan sekarang air matanya keluar karena terlalu lelah tertawa.
Sebenarnya ia hanya membayangkan bagaimana dirinya nanti jika berjalan kaki dan menggunakan helm hanya untuk menuju masjid di sekitaran komplek perumahan nya.
Biasalah jika dengan teman dekat apalagi sahabat pasti akan cepat tertawa walaupun itu tidak lucu.
"Diba,udah jangan ketawa lagi ada cowok tuh"Fira mengarahkan pandangan bola matanya kearah segerombolan lelaki yang berjalan di depan halaman rumah Adiba.
Melihat segerombolan lelaki itu dengan cepat Adiba mengembalikan tingkah biasanya dan memasang wajah datar.
"Assalamualaikum,ukhti"ucap salah satu dari mereka serta tersenyum.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas Adiba dan Fira dengan suara yang kecil dan membelakangi segerombolan lelaki itu.
"Lucu banget ti, tingkahnya"lelaki tadi kembali melontarkan kalimat.setelah mengucapkan itu lelaki itu menyusul teman-teman nya yang kini sudah berjalan lebih dulu darinya.
Adiba yang kini membelakangi segerombolan lelaki itu hanya bisa menahan malu setelah tingkahnya tadi yang bisa di bilang tak tahu malu.
***
"Ternyata ada Habib Ali!!"bisiknya pada Fira dengan nada yang penuh keriangan.Habib Ali Al-Hasan Assegaf,lelaki yang terbilang sekarang sedang di kagumi oleh Adiba,lelaki yang seumuran dengannya.namun dengan derajat yang berbeda.seorang pendakwah hebat,bisa menjadi vokalis Hadroh,seorang yang cerdas serta tampan,mungkin ini yang di katakan sempurna.
"Jangan terlalu di kagumi dek,apalagi sampai cinta.saingan kamu itu tuh banyak apalagi harus lewati Syarifah dulu"celetuk ibu-ibu yang berada di dekat Fira, yang tadi sempat mendengar bisikan dari Adiba.
Adiba memalingkan wajahnya dengan raut wajah kesal ya walaupun tak terlihat dengan jelas namun matanya cukup dapat mendeskripsikannya.
"Dengar tuh,jangan terlalu berharap saingan kamu syarifah.apalagi Habib Ali spek Idamannya wanita Tarim"Fira membisikkan kalimat-kalimat yang membuat Adiba merasa semakin tak ada harapan.
bagaimana ia akan ada harapan jika spek idamannya habib Ali adalah wanita Tarim sedangkan,ia saja masih bisa muncul di media sosial masih menampakkan diri dan tidak memiliki ilmu yang banyak.
"Ya,elah jodoh tuh nggak ada yang tahu.bisa aja kan nanti Allah akan mentakdirkan ia untuk membimbing ku"
Balasnya dengan nada yang percaya diri dan sewot."Ya deh si calon Syarifah"ucap Fira mengalah tak ingin memperpanjang percakapan yang dapat mengundang pertengkaran antara dua sahabat itu.
.
.
.
.Babay 👋assalamualaikum!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Ahwal
Teen Fiction"apa benar seorang Sayyid hanya di peruntukan untuk seorang Syarifah?" mencintai seseorang yang tak bisa di gapai, seseorang yang bahkan derajatnya jauh di atas mu,itu adalah hal yang tak ada hujungnya.mungkin memiliki hujung dari perasaan itu semua...