12.melupakannya ?

89 11 1
                                    

Hai,assalamualaikum!!

Kabar kalian gimana ?semoga dalam keadaan sehat ya!!.

Beri tanda jika terdapat kata yang salah(typo)

Happy reading!!

-.-.-.-.-.-.-.-

Dibawah teriknya sang mentari semua makhluk Allah masih menjalankan tugasnya masing-masing dengan tekad yang begitu kuat.

Seorang gadis dengan pakaian tertutupnya itu berjalan melewati trotoar jalan, berpapasan dengan berbagai macam kendaraan."mau sekalian nggak?"suara itu menghentikan gadis itu.

"Kita satu kampus.kasian kamu nya udah cantik gini masa kena polusi udara"lanjutnya dan itu membuat Adiba membalikan badannya tanpa ragu.Bukan nya ingin menerima ajakan itu tapi dia sangat kesal dengan kalimat yang dilontarkan oleh lelaki itu.

"Kamu kira saya cewek apaan?"tanya Adiba dengan nada yang tak biasa.

"Kamu kira saya cewek yang kayak biasa kamu temuin,yang mau di bonceng kesana kemari ?"lanjutnya dan itu membuat lelaki itu malah tersenyum sinis.

Lelaki itu kembali menyalakan motornya setalah tadi sempat mematikannya"kamu wanita yang tak biasa dan saya suka"ucapnya lalu kembali menyalakan motor miliknya.

"terus kalo bukan wanita biasa,saya siluman gitu"gumamnya kesal sendiri.

Tanpa berpikir panjang Adiba kembali melanjutkan perjalanannya,ia tak ingin terlalu memikirkan lelaki asing yang tidak berpengaruh apapun baginya itu.

Setalah menempuh perjalanan yang cukup jauh,Adiba kini sudah sampai di kampus nya bahkan ia sudah berada di kelas.

"Suratnya udah sampai di habib Ali belum ya?"tanyanya pada dirinya sendiri.

***
Adiba merebahkan tubuhnya di atas kasur busa miliknya dengan handphone yang berada di tangannya .

Dring...

Deringan ponsel itu membuat Adiba bergegas untuk membalasnya.itu ayahnya yang menelepon dirinya.

"Assalamualaikum yah?"ucapnya dengan nada yang bertanya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas Faisal sari arah seberang.

"Ayah pulangnya agak malam,bilang sama bunda kamu jangan tunggu ayah"lanjutnya dan itu membuat Adiba mengerti dan tak bertanya-tanya lagi.

"Oke,pangeran surgaku.Nanti akan Diba sampaikan kepada sang bidadari surga mu"candanya kepada sang ayah.

"Diba,apa kamu sudah bertemu dengan orang itu?"setelah tadi sempat bercanda kini,berubah menjadi serius.

"Siapa yah?"ucap Adiba kembali bertanya karena ia tak mengerti maksud sang ayah.

"Lelaki yang rencananya ingin ayah jodohkan dengan kamu,ia seumuran dengan mu,Sholeh,tampan,mapan dan in syaa Allah bisa membimbing mu"terang Faisal kepada sang anak.

"Yah,Ayah taukan kalo Diba itu suka bahkan cinta sama seseorang"terangnya kepada ayahnya,inikah alasan Adiba memberi tahu orang tuanya bahwa ia sudah memiliki orang yang ia suka bahkan ia cintai.

"Tapi mau sampai kapan kamu kayak gini?selalu mengharapkan ia yang tak pasti"sungguh kalimat itu membuat Adiba terdiam seketika.

"Dia sudah pasti. Ia memiliki niat baik dengan kamu Adiba. Tidak boleh menolak niat baik seseorang"lanjutnya untuk memperjelas,agar tak terlalu terlihat memaksa.

"Besok dia akan datang kerumah"putusannya.

"Tapi yah..."belum sempat Adiba melanjutkan ucapannya sang Ayah memutuskan sambungan telepon nya.

Adiba terdiam sejenak,ia tahu ini akan terjadi walau dia sudah memberitahu orang tuanya bahwa ia sudah mencintai seseorang,tapi apakah harus begini?

Ia tahu orang yang ia sukai saat ini memanglah tak mudah untuk di gapai dan mustahil untuknya.Namun tidak harus di paksa juga kan? melupakan seseorang itu tak mudah,apalagi harus menggantikannya dengan orang lain.

Butiran bening itu keluar dari kelopak matanya ia hanya sedih karena rasanya ia tak dihargai dengan perasaan ini.

"Bunda!!"Adiba mulai terisak layaknya anak kecil.ia berlari keluar mencari keberadaan sang bunda yang  ternyata kini sedang berada di ruang tamu menunggu sang suami.

"Ada apa sayang?kenapa nangis?"tanya Nadia kepada anaknya yang kini sudah memeluknya dengan dekapan yang begitu erat.

"Tenangin diri dulu ya,tarik nafas"
Nadia mengusap punggung Adiba untuk menenangkannya.

Setelah merasa tenang Adiba mulai membuka suara"ayah mau jodohin Adiba,katanya udah capek liat Diba berharap sama habib Ali"terangnya.

"Tapi Diba nggak mau,Bun.."suaranya sedikit di rendahkan dengan dekapan bundanya yang masih terasa.

Nadia hanya terdiam mendengar penuturan anaknya itu,jika di tanya apakah ia juga berpikir seperti itu?Ya tentu saja bahkan ia berpikir lebih jauh lagi.Ntahlah ia tak dapat mengutarakannya ia hanya takut jika suatu saat nanti Adiba benar-benar tak bisa bersatu dengan Ali dan akan menjadi stres,karena ia tahu betul jika anak nya ini sangat cinta bahkan bisa di katakan obsesi.

ya mungkin Ali tidak mengenalnya, namun bisa di lihat bahwa Ali sudah bisa membawanya berubah sampai sejauh ini.

.
.
.
.

Sampai di sini dulu ya
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!

Hargai penulis dengan memberikan dukungan semacam vote dan komen.

Yuk remain ceritanya lagi biar semakin semangat up nya.

Jangan lupa sholawat dan selalu bersyukur ya di setiap harinya

Babay assalamualaikum

Seorang Ahwal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang