09.harapan yang mulai hilang

105 12 3
                                    

Hai,assalamualaikum!!

Kabar kalian gimana ?semoga dalam keadaan sehat ya!!.

Beri tanda jika terdapat kata yang salah(typo)

Happy reading!!

-.-.-.-.-.-.-.-

Sang Surya kembali menampakan dirinya, menampakkan betapa indah dan cerahnya ia.

Hari ini berjalan dengan semestinya,semuanya melakukan kegiatannya masing-masing.Begitupun dengan Adiba yang kini sedang melakukan rutinitas wajibnya di pagi hari, yaitu membersihkan serta merapikan area rumah.Biasanya ia di bantu oleh Khalisa,hanya saja khalisa kini sudah kembali berada di asramanya.

Hari ini,ia tak begitu menikmati rutinitas harinya ini, seperti biasanya.rasanya saat ini ia sangat tidak mood dan ingin marah saja,jika di katakan ia akan datang bulan tetapi ini belum waktunya.

Jam kuliah Adiba hari ini ada pada siang jadi ia harus melakukan semuanya di pagi hari,dan mempersiapkan diri untuk kuliah nanti.

"Ya Allah,tolong berikan hambamu ini nikmat,dalam menjalankan tugas hamba ni ya Allah"ucapnya seraya menyapu namun dengan tangan yang begitu lemas.

"Kalo nggak mood udah,jangan di lanjutin"ucap seseorang dari arah belakang Adiba yang tak lain adalah sang Bunda.

"Percuma,Diba lanjutin nggak bakal bersih"lanjutnya.

"Hehehe bunda,nggak kok Diba semangat banget"ia cengengesan seraya menyapu dengan gerakan yang lebih semangat.

Nadia hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah anak sulungnya itu.

***
"Saya kira kamu bakalan nggak masuk karena,pergi kekajiannya Habib Ali"terang Fira,yang sontak membuat Adiba terkejut.Bukan karena apa tetapi ia sama sekali tidak mengetahui tentang kajian itu,mengapa Fira yang lebih dulu tahu dari pada ia?

"Yang bener aja,mungkin kamu salah liat"

"Saya beneran,nih saya lagi nonton live nya"balas Fira kembali,seraya menunjukan layar handphonenya yang menunjukan Habib Ali yang kini sedang menyampaikan materi kajiannya.

"Aaaa, nggak bisa pergi...."ucapnya dengan nada yang ingin menangis.

"Pengen ketemu habib..."rengeknya lagi.

Fira hanya terdiam tak tahu ingin melakukan apa,melihat tingkah sahabatnya itu yang kini sedang di perhatikan oleh teman-teman kampus mereka.

Salah satu lelaki yang lewat di sana sempat menyapa dan menanyakan ada apa?Namun dengan bahasa tubuh.

"Gara-gara Habib Ali"ucapnya dengan  suara yang tak bisa ia keluarkan saat ini.

Fira meninggalkan Adiba sendiri di sana,untuk menghampiri lelaki itu.katanya sih ingin menanyakan sesuatu.

"Assalamualaikum Fatih"ucapnya menyapa lelaki itu.Ya,benar lelaki itu adalah Fatih lelaki yang beberapa Minggu yang lalu menyapa Adiba dengan ucapan manisnya itu.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balasnya seraya menunduk.

"Ada keperluan apa?"tanyanya dengan pandangan yang masih kebawah.

"Ingin menanyakan kabar mu,setelah libur semester kemarin gimana?"tanya Fira yang kini ikut menundukkan pandangannya.

"Alhamdulillah baik,apakah hanya itu saja?"

"Iya itu saja,saya hanya ingin tahu"

"Itu saja bukan?"tanya lagi.

"Tak baik jika laki-laki dan perempuan hanya berdua.saya permisi assalamualaikum"ucapnya lalu melenggang pergi.Sebelum pergi ia sempat memandang Adiba yang kini sudah membaik tak lagi menangis dan kini ia malah memperhatikan interaksi dua insan itu.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas Fira.

"Saya permisi,Adiba. assalamualaikum"ucap Fatih dengan suara yang cukup keras berpamitan kepada Adiba.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas Adiba seadanya.

Fira hanya memandangi kepargian Fatih,yang kini ia merasa Fatih memiliki perasaan yang tak biasa kepada Adiba sahabatnya.Namun bagaimana jika ia memiliki perasaan yang tak biasa kepada Fatih?

"Kamu sangat menghindar dariku"

"Ku kira kamu cuek karena menjaga, tetapi nyatanya kamu tidak menginginkanku"gumamnya lalu tersenyum.

Fira kembali menghampiri Adiba yang kini sedang memandang aneh kearahnya.

"Cie,cie yang lagi mencoba ta'aruf"goda Adiba setelah melihat interaksi antar Fira dan Fatih tadi.

"Kamu berfikir terlalu jauh"balasnya lalu pergi.

Adiba hanya terdiam melihat tingkah sahabatnya yang tiba-tiba berubah,Apakah ia sedang menahan salah tingkahnya karena Adiba mengatakan itu?

***
Malam itu Adiba sedang fokus dengan layar ponselnya.tiba-tiba saja lewat suatu foto di beranda medsosnya yang membuatnya cukup sakit hati.

Ia beralih membuka room chat nya dengan Fira,lalu mengirimkan foto tadi,sempat ia temukan.

Jawaban dari pada Fira tidak memuaskan baginya,ia kira Fira akan mendukungnya dan menenangkannya namun sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jawaban dari pada Fira tidak memuaskan baginya,ia kira Fira akan mendukungnya dan menenangkannya namun sebaliknya.

"Adiba,ayo turun makan!!"ucap Nadia dari balik pintu.

"Nggak dulu,Bunda"

"Ayo keluar,kita makan malam.Ayahmu sudah menunggu"pujuk Nadia lagi.

Dengan malas Adiba beranjak dari duduknya dan keluar untuk makan malam bersama.

"Kenapa?"tanya Faisal yang sedari tadi melihat anaknya itu seperti tak berselera.

"Habib Ali,posting foto bareng cewek.."keluhnya kepada sang ayah.

Ya,orang tua nya sudah tau jika ia menyukai Habib Ali,bahkan sebelum Fira tau.

"Udah, nggak ku sedih.Nanti ayah cariin cowok lain"Balas Faisal enteng.

"Ayah ada,kenalan cowok muda,tampan dan pengusaha"Faisal mengeluarkan ponsel miliknya dan memperlihatkan sebuah foto kepada Adiba.

Tak bisa di pungkiri,lelaki di foto itu memang tampan,Tetapi mau bagaimana lagi perasaan tak bisa di paksa.

.
.
.
.

Sampai di sini dulu ya
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!

Yuk remain ceritanya lagi biar semakin semangat up nya.

Ini draft lama tapi baru di up.ada satu draft lagi,jadi kayaknya bakal double up deh.

Jangan lupa sholawat dan selalu bersyukur ya di setiap harinya

Babay assalamualaikum

Seorang Ahwal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang