Hai,assalamualaikum!!
Kabar kalian gimana ?semoga dalam keadaan sehat ya!!.
Beri tanda jika terdapat kata yang salah(typo)
Happy reading!!
-.-.-.-.-.-.-.-
Kini waktu sudah menunjukan pukul 03:25.Fira terbangun dari tidurnya untuk melaksanakan solat tahajjud.
Ia mengambil air wudhu lalu mulai melaksanakan solat tahajjud di samping ibunya yang kini masih terbaring lemah.
Setelah selesai solat ia mendoakan ibunya agar lekas sembuh dan bisa melakukan kegiatan serta ibadah seperti biasanya.pada saat berdo'a itu ia di kejutkan dengan suara pintu yang terbuka dengan begitu keras.
Fira membalikan badannya dan sudah melihat ayahnya yang kini menangis di dekat ranjang ibunya.
"Ayah ada apa?"tanya Fira begitu panik.
"Maaf kan ayah,maafkan ayah seharusnya ayah tidak melakukan itu kepada ibumu"ia menangis histeris.
"Apa yang sudah ayah lakukan kepada ibu?"tanya Fira dengan suara yang berusaha untuk tenang.
"Ayah melempar vas bunga yang berada diatas meja kearah ibumu"ucapnya dengan penuh rasa bersalah.
"Ayah mengapa ayah melakukan itu, mengapa?!"Fira mulai meneteskan air matanya.
"Lihat ibu,lihat bagaimana kondisi ibu saat ini!!"ia berteriak cukup keras sambil menunjuk kearah ibunya yang masih terbaring.
Reza terdiam kaku sambil memandang istrinya,ia sungguh merasa bersalah.saat itu ia tak ada niatan sedikitpun untuk melakukan hal itu namun karena begitu marah dengan Firda yang terus saja menyalahkannya dengan kematian anak pertamanya yaitu Naufal dua tahun yang lalu,itu membuatnya melakukan hal yang tak terduga dan kejam itu.
"Maaf kan ayah,ibu mu saat itu selalu menyalahkan ayah atas kematian kakakmu dan itu membuat ayah marah besar"lirihnya.
"Fira tau ini bukan hanya salah ayah tapi salah ibu juga,tetapi apakah ayah harus melakukan hal ini?"ia kembali meninggikan suaranya.
"Sesuatu yang hampir merenggut nyawa ibu"lanjutnya lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
***
Matahari sudah menunjukan dirinya,kini Fira sudah siap untuk pergi menuju kampus.Setelah merasa siap ia menghampiri ibunya yang masih tertidur pulas lalu mengecup punggung tangannya dan keningnya.
"Kamu mau kemana ?"tanya Reza kepada putri nya yang hendak pergi tanpa berpamitan padanya.
"Kampus"balasnya singkat lalu kembali melangkahkan kakinya"jaga ibu dengan baik jangan sakiti ibu lagi"ucapnya sebelum keluar dari pintu ruangan itu.
***
Sedangkan di sisi lain kini di rumah Adiba sedang ribut dengan ayam yang tiba-tiba masuk kedalam rumah."Awas ya kamu ayam,nanti kalo udah masuk panci baru tau rasa"ucapnya dengan rasa kesal yang memuncak.
"Semakin ku kejar semakin kau jauh tak pernah letih untuk mendapatkan mu"ia berlari seraya bernyanyi,sedangkan ayam yang ia kejar kini semakin menjadi-jadi bahkan berani naik keatas sofa.
"Adiba kenapa bawa ayam masuk kesini"ucap Nadia terkejut saat melihat Adiba bermain kejar-kejaran dengan ayam.
"Bunda ayamnya yang masuk sendiri,Adiba nggak pernah undang"balasnya dengan posisi yang terus berlari.
"Ayahhh!!"teriak Adiba saat ayam itu yang kini mengejarnya.
"Masa kecil kurang bahagia"ucap Nadia lalu beranjak pergi menuju dapur.
Bukanya Adiba yang mengejar namun ialah yang di kejar saat ini,dengan sekuat tenaga ia berlari.
"Kenapa?"ucap Faisal yang masih dengan keadaan mata belum terbuka sepenuhnya.
"Adiba di kejar ayam!!"
"Mana ayamnya"Faisal mulai membuka matanya dan mencari keberadaan ayam itu.
Faisal yang memang sudah lelah melihat putrinya berlari dan teriak begitu lama,membuatnya ikut serta mengejar ayam itu.
Tak perlu waktu lama akhirnya ayam itu dapat di tangkap.
"Udahlah Adiba mau berangkat kuliah dulu"ia mengambil tasnya lalu berpamitan dengan kedua orang tuanya.
***
Waktu istirahat telah tiba seperti biasa Adiba dan Fira pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka.Kali ini Fira tak begitu banyak bicara,biasanya ia akan menceritan banyak hal kepada Adiba namun tidak untuk kali ini.
Seandainya saja Fira sedang baik-baik saja hari ini mungkin Adiba akan menceritakan kejadian tadi pagi kepadanya.
"Fir kamu kepikiran sama ibu kamu ya?"tanya Adiba.
"Iya, ibu belum siuman dari kemarin"balasnya dengan wajah yang lesu.
"Semoga ibu kamu cepet sembuh ya"Adiba mengelus punggung Fira.
Mereka duduk di salah satu bangku yang berada di kanti itu dan memesan makanan yang biasa mereka pesan.
"Setelah ini nggak ada mata kuliah lagi kan?"tanya Fira yang memang sedari tadi terlihat gelisah dan ingin cepat-cepat pulang untuk menemui ibunya.
"Iya.nanti saya,ayah sama bunda mau kesana"
***
Malam kini sudah kembali menyapa,keadaan ibu Fira kini semakin membaik bahkan sudah siuman dari tadi siang."Assalamualaikum"terlihat tiga orang dari arah balik pintu.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"balas Fira lalu menghampiri tiga orang itu tak lain adalah Adiba,Nadia serta Faisal.
"Eh om,Tante silahkan masuk "sapa Fira dengan ramah.
Sedangkan Adiba kini hanya terdiam berdiri di ambang pintu tanpa melangkah sedikit pun"ayok masuk!!"seru Fira.
"Kirain saya nggak di kasi masuk"ucapnya lalu masuk begitu saja.
Entah mengapa setelah ia masuk ia duduk disebelah Fira lalu membisiki nya"ayah kamu disini juga?,kamu nggak takut nanti ibu kamu di apa-apain lagi ?"
"Nggak, nggak papa.ayah udah berubah"balasnya dengan senyuman mengarah ke ayahnya"ibu juga udah maafin ayah.sekarang saya udah bisa rasain rasanya keluarga Cemara"
.
.
.
.Sampai di sini dulu ya
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!Double up untuk hari ini !!
Yuk remain ceritanya lagi biar semakin semangat up nya.
Jangan lupa sholawat dan selalu bersyukur ya di setiap harinya
Babay assalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Ahwal
Teen Fiction"apa benar seorang Sayyid hanya di peruntukan untuk seorang Syarifah?" mencintai seseorang yang tak bisa di gapai, seseorang yang bahkan derajatnya jauh di atas mu,itu adalah hal yang tak ada hujungnya.mungkin memiliki hujung dari perasaan itu semua...