Hai,assalamualaikum!!
Kabar kalian gimana ?semoga dalam keadaan sehat ya!!.
Beri tanda jika terdapat kata yang salah(typo)
Happy reading!!
-.-.-.-.-.-.-.-
Malam ini, bulan yang begitu mulia itu datang. Semua mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Bulan yang begitu mulia, bulan di mana semua orang berlomba-lomba untuk melakukan hal kebaikan.
Suasana malam itu begitu sejuk dan menenangkan, suara rintikan hujan terdengar dari arah luar masjid.
Puluhan menit berlalu,sholat tarawih sudah selesai di laksanakan. Kini Adiba dan khalisa memilih untuk diam di masjid berencana untuk ikut tadarus.
***
Kini Adiba sudah selesai dengan rutinitas malam nya, ia memutuskan untuk merebahkan diri sejenak, mengotak-atik handphone miliknya.Ia membuka salah satu media sosialnya, melihat beberapa unggahan, sampai dimana ia melihat story dari pada medsos Ali. Terlihat disana sebuah amplop berwarna pink dengan pita di atasnya persis seperti yang ia berikan, apakah itu benar ?
Sesekali ia kembali melihat story itu, memastikan lagi dan ternyata itu benar.
Ia tak ingin terlalu memikirkan itu,kini rasanya sudah mulai hilang. Lagi pula kini ia sedang mempersiapkan diri untuk PPL, tak ada waktu untuk memikirkan itu.
Terdengar azan subuh berkumandang, Adiba beranjak dari tidur nya. Menuju kamar mandi mengambil air wudhu.
Seperti rutinitas bisanya yaitu sholat, mengadu kepada sang pencipta,dan muroja'ah sejenak.
***
"Lisa!! Lisa!!" Terlihat Adiba yang kini sedang menuruni tangga dengan suara yang begitu menggelegar memanggil sang adik.Ia mulai merasa lelah memanggil nama sang Adik. Ia beranjak dari tempatnya berdiri lalu kembali menaiki tangga menuju kamar sang Adik.
"Sudah kuduga"ucapnya setelah melihat Adiknya yang kini sedang tidur pulas di atas kasur busa.
"Baru hari pertama puasa udah malas-malasan aja" gerutunya lalu mendekat ketempat di mana khalisa kini sedang tertidur.
"Lisa bangun!!"suaranya kembali menggelar. Ia mulai menggoyang-goyangkan tubuh khalisa.
Khalisa terbangun dari tidurnya dengan wajah yang sudah mengerut karena kesal"kenapa?"tanyanya dengan nada yang masih lemas.
"Katanya mau jalan-jalan pagi"
"Udah nanti sore aja sekalian ngabuburit."tuntasnya lalu kembali merebahkan dirinya.
"Sabar ini ujian.."Adiba meninggalkan ruangan itu seraya mengusap dadanya.
Tring
Suara notifikasi masuk terdengar.Adiba membuka layar handphonenya dan mulai membaca notifikasi itu.
Ternyata dari nomor asing itu lagi.
Setelah kemarin mengaku sebagai ibu-ibu kini,malah mengaku sebagai kakak dari pada Habib Ali. Itulah yang kini Adiba pikirkan.
Tak lama dari itu, nomor asing itu menelepon dirinya. Tanpa ragu ia menyambung panggilan itu.
"Assalamualaikum?"ucap seseorang dari arah seberang, memang suara yang terdengar itu menunjukkan seorang wanita yang kini sedang berkomunikasi dengannya.
"Waalaikumussalam"
"Ali!! Ali!!" Terdengar wanita itu memanggil seseorang yang di sebut Ali. Adiba hanya terdiam.
"Kenapa?"
"Sini, ada yang cari"
"Assalamualaikum,siapa?" Kini lawan bicara Adiba sepertinya berganti menjadi seorang pria.
"Waalaikumussalam"balasnya dengan suara yang sedikit bergetar. Ia sepertinya mengenal suara itu.
"Kak Alisha ini siapa?"terdengar lelaki itu sedang menanyakan lawan bicaranya.
"Saya Adiba"
"Cewek yang kasih saya pertanyaan tentang kriteria istri saya?"
"Mungkin kamu salah orang"
"Kamu lupa dengan saya ? Baru saja beberapa Minggu yang lalu kamu mengirimkan saya surat"
"Habib Ali?"tanya Adiba, karena memang hanya Habib Ali lah yang ia kirimi surat dan pertanyaan seperti itu.
"Iya saya Ali"
"Saya nggak percaya"
Kini panggilan suara itu berubah menjadi panggilan video. Terlihat disana seorang perempuan berparas cantik,berkulit kuning Langsat, mata hazel serta pipi yang sedikit tembem.
"Hai,saya Alisha" wanita itu memperkenalkan dirinya dengan senyuman yang merekah di wajahnya.
"Ini Ali adik saya"kini terlihat lelaki di panggilan video tersebut yang membuat Adiba tak bisa berkata-kata . Ia terdiam setelah melihat lawan bicaranya tadi, Rasanya ia ingin menghilang dari sana menutup panggilan video itu namun tangannya tak sanggup.
Wajahnya mulai terasa memerah ia mengarahkan kameranya kearah tembok, menyembunyikan pipinya yang merah dan dirinya yang kini sedang salah tingkah.
"Adiba?"Ali kembali bersuara memastikan bahwa itu adalah Adiba si pengirim surat.
"Saya percaya.sudah cukup assalamualaikum!!" Tuntasnya dengan suara yang lantang.
Adiba mematikan panggilan video itu. Ia berteriak, melepaskan rasa grogi yang menyelimutinya. Percayalah sampai saat ini wajahnya masih memerah, ia masih salah tingkah.
Gimana reaksi kalian kalo jadi Adiba?
Mau tau isi suratnya Adiba nggak? Sini saya Spil.
Hai, assalamualaikum.
Teruntuk kamu,orang yang saat ini aku cintai.orang yang membuatku jatuh cinta sampai berkali-kali.Hari ini kamu ulang tahun ya? Barakallah Fii Umrik untuk kamu... Do'a terbaik untukmu,Tetap menjadi kamu yang sekarang yaaa..
Kalo bisa jadi lebih baik.Selain mau ucapin Barakallah Fii Umrik, aku mau kasi tau kalo aku itu beruntung banget bisa kenal kamu. Terimakasih karena sudah menjadi jalan hijrahku,yang awalnya aku hanya mengagumi dakwah mu dan sampai disini aku kagum dan cinta sama kamu.
Maaf jika lantang sudah menyebut namamu di dalam do'a ku maaf jika aku sudah lantang mengadukan namamu kepada sang pencipta.
Jauh dari semua yang aku ungkapkan ini, tentang perasaan ini. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan Barakallah Fii Umrik. Tapi sekalian aja ungkapin perasaan,capek mendemnya.
Tunggu Do'a saya nanti!! Selamat bertemu di sepertiga malam. Jangan do'ain cewek lain nanti Do'a saya mental.
Cukup sekian... assalamualaikum Babay
.
.
.
.Sampai di sini dulu ya
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!Hargai penulis dengan memberikan dukungan semacam vote dan komen.
Maaf kalo upnya kelamaan,ini sebenarnya draf cuman kemarin lagi males aja
Yuk remain ceritanya lagi biar semakin semangat up nya.
Jangan lupa sholawat dan selalu bersyukur ya di setiap harinya
Babay assalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Ahwal
Teen Fiction"apa benar seorang Sayyid hanya di peruntukan untuk seorang Syarifah?" mencintai seseorang yang tak bisa di gapai, seseorang yang bahkan derajatnya jauh di atas mu,itu adalah hal yang tak ada hujungnya.mungkin memiliki hujung dari perasaan itu semua...