Hai,assalamualaikum!!!
Kabar kalian gimana ?,semoga dalam sehat ya!!.
Happy reading!!
-.-.-.-.-.-.-.-
Sesi pertanyaan kini sedang berlangsung.Adiba merobek kertas kecil yang berisi pertanyaan miliknya dan melipatnya menjadi lipatan yang kecil,dengan senyuman yang terus merekah.
Fira yang sedari tadi pun sudah siap dengan pertanyaan itu,memandang wajah wanita di sampingnya itu dengan heran karena tersenyum dari tadi.
Fira menoel lengan Adiba"kenapa sih senyum-senyum sendiri nanti di kira cewe gila loh"
"Kan saya memang gila-gilaan dalam mencintai habib Ali"ucapnya dengan tingkah yang semakin menjadi-jadi.
Fira memukul lengan Adiba dengan cukup keras seraya melihat kearah belakang"stop ibu-ibu di belakang kita keheranan tuh mana matanya melotot lagi!"ucapnya ngeri.
Adiba pun dengan segera menghentikan tingkahnya itu lalu beralih beranjak dan mengahapiri salah satu panitia dalam acara itu untuk menyerahkan pertanyaan miliknya serta Fira.
***
Sesi tanya jawab sudah berlangsung begitu lama namun pertanyaan milik Adiba tak kunjung di jawab bahkan di baca pun belum.Dan kini pun acara sudah selesai dengan perasaan kecewa dan kesal ia mengikuti kegiatan terakhir dari acara itu.
Malam itu setelah kegiatan selesai sebelum pulang,semua yang hadir dalam kajian majlis ta'lim itu memilih untuk berfoto terlebih dahulu dengan sang Habib muda yang tak lain dan tak bukan adalah Habib Ali Al-Hasan Assegaf.
Sebagian besar dari yang meminta foto bersama adalah seorang akhwat,begitu pun dengan Adiba dan Fira yang kini menunggu gantian mereka untuk berfoto.
Bagaimana tidak semuanya ingin berfoto dengan beliau,apalagi beliau adalah seorang yang tampan,tinggi,gaul dan tentunya Sholeh.
Adiba memandang ketenangan wajah lelaki yang kini ia kagumi itu.yang mampu membuat rasa kesal nya hilang,namun tak beberapa lama kemudian ada beberapa perempuan yang menghalangi penglihatan nya dan itu mampu membuat Adiba merasa kesal lagi,apalagi saat Habib Ali melayani perempuan itu dengan senyuman dan pandangan yang begitu dalam pada perempuan itu.
Adiba melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu dan memilih untuk pergi saja.entah mengapa ia merasa cemburu ketika melihat habib Ali dengan perempuan lain apalagi ini ia melihat secara langsung.
Fira berlari menghampiri sahabatnya yang kini berjalan dengan begitu cepat.
"Diba... Tunggu..."ucapnya dengan nafas yang sudah terengah-engah.
Adiba menghentikan langkahnya tanpa membalikan badannya"kamu kenapa sih, sebentar-sebentar marah, senyum-senyum sendiri"tanya Fira dengan nafas yang sudah Kembali stabil.
"Tanya tuh si habib sama si cewek-cewek genit."dengan mata yang sinis menatap perkumpulan perempuan-perempuan itu .
"Kamu juga genit kali!!"balas Fira dengan nada tak puas hati."cuma bedanya kamu nggak menampakan aja"
"Udah ah nggak mau tau"
"Pertanyaan saya aja nggak di baca sama sekali tadi apalagi mau di jawab"ia kembali memalingkan wajahnya.
"Emang kamu tanyain apa?"tanya fira karena tak mungkin jika salah satu pertanyaan itu di abaikan.
"Tanyain tipe istri idaman nya habib Ali"ucapnya dengan nada polosnya.
"Terus saya juga tadi sempat taruh nomor telpon sama nama saya.ya mungkin aja ummi nya beliau lagi cari calon mantu kan"lanjutannya.
"Pertanyaan yang benar-benar konyol,kalo pertanyaan kayak gitu mah mana mau di jawab,itu pertanyaan yang nggak penting"
"Ya hahaha,siapa tau pertanyaan saya di simpen kan"ucapnya dengan penuh percaya diri seraya tertawa.
"Nanti kalo udah di datengin kerumah malah ketar ketir,Tremor"
"Jangan lupa jadag-jedug juga"ucap Adiba menambah kan.
Meraka berdua tertawa dengan begitu lepas sambil berjalan keluar dari masjid tersebut.
***
Mereka berdua kini sudah sampai di depan gerbang rumah milik Adiba.adiba pun segera masuk setelah bersalaman dengan Fira."Diba!!"seru Fira yang terabaikan oleh Adiba.
"Ada tukang seblak!!"serunya kembali dan itu mampu membuat Adiba membalikan badannya dan berlari menghampiri tukang seblak itu.
Sedangkan Fira kini sedang terdiam melihat aksi yang cepat dari sahabatnya itu.
.
.
.
.Sampai di sini dulu ya
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!!Jangan lupa sholawat dan selalu bersyukur ya di setiap harinya
Babay assalamualaikum 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Ahwal
Teen Fiction"apa benar seorang Sayyid hanya di peruntukan untuk seorang Syarifah?" mencintai seseorang yang tak bisa di gapai, seseorang yang bahkan derajatnya jauh di atas mu,itu adalah hal yang tak ada hujungnya.mungkin memiliki hujung dari perasaan itu semua...