Happy Reading
***
Rei menghidupkan hpnya dan ternyata jam sudah menunjukan pukul setengah 12 malam, Ia bangun dari tempat tidurnya kemudian turun ke bawah.
Kemana Lian? Kenapa lelaki itu belum kembali di jam seperti ini?
Rei pun memutuskan untuk mengirim pesan pada Tio, siapa tahu lelaki itu sedang bersama dengan Lian saat ini.
Rei diam. Tio ada benarnya.
Rei pun langsung memakai jaket yang tergeletak di kursi Lian kemudian keluar dari dormnya untuk mengecek keberadaan Lian di minimart.
Namun sesampainya di tempat tujuan, seseorang yang di cari Rei tidak ada. Hanya ada sekelompok anak remaja seumurannya yang nongkrong di depan toko tersebut.
Rei menghela nafasnya, Ia pun lanjut mencari Lian di tempat pedagang kaki lima yang sering lelaki itu kunjungi.
"....."
"Lho? Tumben kesini sendirian" ucap abang abang pedagang sate langganan Rei yang ada disana
"Ian dapet kesini bang?" tanya Rei
Yang ditanya menggeleng "Kagak sih"
"Oke, makasih ya bang" ucap Rei kemudian pergi dari sana
"....."
Rei melihat ponselnya lumayan lama. Ia ingin menghubungi Lian namun gengsinya terlalu tinggi untuk itu.
Kemana sebenarnya lelaki itu pergi?
~
Sedangkan di sisi lain kini Lian sedang berada di studio Jihan. Gadis itu menawarkannya untuk menginap disana karena sudah larut malam.
Lian tidak ingin kembali ke dorm terlebih dahulu karena Ia takut akan ribut lagi dengan Rei.
"Kak Lian beneran gapapa tidur di sofa?" tanya Jihan
"Gapapa, thanks ya Sha udah ngasih gue tidur di studio lo"
"Ehh g-gapapa kok kak, ini juga sebagai tanda terima kasih karena kak Lian udah bantuin aku"
Lian tersenyum kecil.
"Err.. kak Lian laper? Mau aku buatin sesuatu?"
"Ngga kok" ucap Lian, namun sedetik kemudian perutnya langsung berbunyi.
"....."
Jihan terkikik "Disini cuma ada mie, mau gak?"
Lian mengangguk "Yaudah itu aja"
"Tunggu bentar ya" ucap Jihan kemudian langsung pergi ke dapur.
Di studio Jihan memang tersedia dapur kecil untuk memasak, karena gadis itu lebih sering menghabiskan waktunya disini dari pada di rumahnya.
"Btw sha, lukisan gue udah selesai?" tanya Lian
"B-belum! Masih belum perfect!"
"Gue boleh lihat?"
"Jangan! J-jangan dulu.."
"....."
Jihan membalikkan badannya menatap Lian "Nanti kalau udah selesai, kak Lian orang pertama yang bakal aku kasih lihat"
Lian mengangguk kemudian tersenyum.
Beberapa menit kemudian Jihan pun kembali menghampiri Lian dengan membawa dua mangkuk mie di tangannya.
Ia menaruh mie tersebut di meja kemudian duduk di samping Lian.
"Selamat makan~" ucap Jihan senang.
Lian pun langsung memakan mie buatan Jihan.
"Gimana? gak terlalu lembek kan?" tanya Jihan
"Enak kok"
Jihan tersenyum senang kemudian ikut memakan mienya.
"Lo gak di marah belum pulang jam segini?" tanya Lian
"Hm? Gapapa kok, lagian papa sama mama aku gak ada di rumah"
"Oh ya? Kemana?"
"Mereka kerja" jawab Jihan
"....."
"Makanya aku lebih suka disini, kalau di rumah rasanya sepi banget"
"Lo gak punya sodara?"
"Punya, tapi mereka diem di rumah nenek"
Lian mengangguk mengerti.
"Kalau kak Lian gimana? Kenapa tinggal di dormitory?" tanya Jihan
"Rumah gue jauh"
"Kenapa gak masuk SMA yang dekat sama rumah aja kalau gitu?"
Lian terdiam sejenak kemudian terkekeh kecil "Rei pengen sekolah disini, jadi gue ngikut"
"....."
"Gue gak bisa kalau gak sama dia."
Jihan diam sejenak "Kalian berdua dekat ya" ucapnya
Lian tersenyum "Banget."
***
Lian kini sedang berdiri di depan pintu kamar dormnya. Ia menarik nafas dalam dalam kemudian mengulurkan tangannya untuk membuka pintu.
Cklek!
Belum sempat Ia meraih gagang pintu, tiba tiba pintu tersebut terbuka dan Rei keluar dari dalam kamar tersebut.
"....."
Mata Rei melebar saat melihat Lian yang kini sedang berdiri di hadapannya.
"Kemana?" tanya Rei tiba tiba
"Huh?"
"Kemana lo kemarin?"
Lian diam sejenak "Gue tidur di tempatnya Jihan" jawab lelaki itu.
Rei langsung terdiam. Pantas saja dirinya sama sekali tidak bisa menemukan Lian di tempat yang sering mereka kunjungi.
Jadi Lian bersama dengan gadis itu sepanjang malam?
"Gue mau masuk" ucap Lian
Rei pun menyingkir dari hadapan Lian dan membiarkan lelaki itu masuk ke dalam.
Ia menunduk menatap lantai di bawahnya, tangannya mengepal kuat.
Sial, hatinya sakit.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend or Boyfriend? [BL]
RomanceKatanya sahabat, tapi kok cipokan? [BL story]