04. Confused

17 2 1
                                    

Sehari setelah kejadian kemarin, Nara tidak bertemu lagi dengan Yeonjun. Ia menghabiskan waktunya di minimarket sampai larut malam, sibuk dengan pekerjaan sambil sesekali memikirkan tentang cowok itu. Kenapa ia masih berpikir tentang Yeonjun?

"Ini kak belanjanya, terima kasih," ucap Nara ramah sambil menyerahkan barang belanjaan kepada seorang pelanggan yang baru saja selesai berbelanja.

Minimarket tempat Nara bekerja memang sering ramai di malam hari, terutama dengan pelanggan kantoran yang baru pulang kerja. Namun, belakangan ini, Nara merasa sangat lelah. Hari-harinya penuh dengan tugas sekolah dan pekerjaan paruh waktu, dan rasanya semakin melelahkan setiap kali ia memikirkan Yeonjun.

Tiba-tiba, ia mendengar nama panggilan yang membuat lamunannya buyar.

"Ra..."

"...Nara..."

Nara menoleh dengan cepat, hampir terjatuh dari kursinya. Ternyata, suara itu datang dari Yeonjun.

"Hah, kayaknya gue kecapekan banget sampai pelanggan gue kira Yeonjun." Nara menggumam lemas, setengah bercanda.

"Ini emang gue."

Nara langsung tersadar dan wajahnya langsung memerah. Astaga, ini benar-benar Yeonjun.

"O-oh, Yeonjun! Ada apa?" Nara sedikit gugup, namun mencoba terdengar santai.

Yeonjun hanya mengangkat dua buah mie cup kuah ke hadapan Nara.

"Bayar ini."

Nara mengangguk, tidak banyak bicara. "Totalnya lima ribu won," katanya sambil memberikan nota.

Yeonjun membayar dengan uang yang sesuai, lalu langsung menyeduh mie cup di tempat itu, tampak santai.

Nara merasa suasana menjadi canggung. Biasanya, dia sering bertanya banyak hal pada Yeonjun, tapi sekarang ia merasa malas dan bingung harus memulai percakapan dengan apa.

"Lo udah makan belum?" Tanya Yeonjun tiba-tiba, membuat Nara terkejut.

"Belum," jawab Nara singkat, menggelengkan kepala.

Yeonjun menarik tangan Nara pelan, membawanya ke tempat duduk yang ada di luar minimarket.

"Nih," katanya sambil memberikan mie cup yang sudah ia seduh.

Nara terkejut, bingung. "Kenapa?" tanyanya.

"Kenapa apanya?" jawab Yeonjun sambil menatapnya bingung.

"Kenapa lo ngasih gue mie cup?" Nara penasaran, tak percaya.

"Lo belum makan kan? Jadi gue kasih. Ini juga ucapan terima kasih buat kemarin," jawab Yeonjun. "Dan maaf gue nggak cerita waktu lo nanya."

Kata-kata itu membuat hati Nara berdebar-debar, ada perasaan senang dan malu yang datang bersamaan.

"Makasih juga, Jun," ucap Nara dengan senyum kecil.

Yeonjun membalas dengan senyum hangat, dan Nara merasa jantungnya berdebar kencang. Ini pertama kalinya dia melihat Yeonjun tersenyum seperti itu.

"G-ganteng." Nara tak sadar mengatakannya, kemudian buru-buru menunduk, merasa malu.

"Terus gimana luka lo? Udah mendingan?" tanya Nara, berusaha mengalihkan perhatian.

Yeonjun mengangguk, mengunyah mie dengan santai. "Udah kok, kalau nggak ada lo kemarin, mungkin luka gue bakal lama sembuhnya."

"Nggak kok," jawab Nara malu-malu.

"Gue nggak ganggu kerja lo kan?" Yeonjun bertanya lagi, matanya mengamati Nara.

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ② ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang