17.Meeting

4 0 0
                                    

Nara duduk di sofa, matanya menjelajahi setiap sudut apartemen Jay. Betapa mewahnya tempat ini—desain interior yang elegan, pencahayaan yang hangat, dan perabotan mahal yang tertata sempurna. Ini pertama kalinya ia datang ke sini, hanya untuk menemani Yeonjun membahas pekerjaan dengan Jay.

Namun, ada satu hal lain yang membuat hari ini spesial bagi Nara. Ia membolos sekolah. Untuk pertama kalinya. Bersama Yeonjun.

Jay menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap mereka berdua bergantian dengan ekspresi penasaran. “Jadi... kalian balikan?” tanyanya santai.

Nara terkekeh kecil, sementara Yeonjun hanya menggaruk tengkuknya.

“Sia-sia kalian berantem di rumah sakit kemarin,” cibir Jay.

Yeonjun menghela napas, mengalihkan pembicaraan. “Jadi, apa tugas dari Papa?”

Jay mengangkat alisnya. “Menemui klien, ada tiga tempat.”

“Di mana aja?”

“Bar, club, dan hotel.”

Mata Nara berbinar. “Aku... boleh ikut?” tanyanya penuh semangat.

Yeonjun dan Jay langsung menoleh dengan ekspresi kaget.

“Nggak!” seru Yeonjun tegas. “Itu berbahaya buat kamu!”

“Tapi aku bisa kok, Jun! Ada tiga tempat, kan? Pas banget, aku ikut ke salah satunya aja,” bujuk Nara dengan nada memohon.

Jay menghela napas panjang. “Kalau ketahuan Papanya Yeonjun, kamu bisa hilang dari muka bumi, Nara.”

Nara mendengus pelan. “Aku nggak bakal ketahuan, kok! Aku cuma pengen tahu gimana cara kalian bekerja.”

“Nara,” Yeonjun menatapnya serius, “ini bisa ngerusak masa depan kamu.”

“Aku janji nggak akan buat masalah,” kata Nara penuh keyakinan.

Jay menyandarkan tubuhnya ke sofa, menatap Yeonjun dengan tajam. “Lo nggak mungkin ngizinin dia, kan?”

Yeonjun menatap Nara yang kini memasang wajah memelas. Ia tahu ia harus menolak, tapi… ah, sial. Ia tidak pernah bisa menolak permintaan gadis ini.

“Sekali aja,” katanya akhirnya.

Jay menoleh dengan ekspresi tak percaya. “Lo serius?!”

Yeonjun mengangguk, lalu menatap Nara dalam-dalam. “Inget, kamu yang maksa buat ikut. Kalau ada apa-apa, jangan salahin gue.”

Nara tersenyum lebar dan mengangguk bersemangat. “Aku janji nggak bakal ngecewain kalian!”

Jay memijat pelipisnya. Ini benar-benar ide buruk. Tapi apa boleh buat? Ia harus mengikuti perintah tuannya.

“Oke,” gumamnya berat. “Sekarang kita ke gudang.”

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘


Yeonjun dan Nara melangkah memasuki bar dengan suasana remang-remang, lampu neon berpendar di setiap sudut, dan aroma alkohol bercampur asap rokok memenuhi udara. Musik berdentum, memekakkan telinga, namun Yeonjun tetap berjalan dengan langkah percaya diri.

Sementara itu, Nara menundukkan wajah, menyembunyikan identitasnya di balik jaket hitam oversized, masker, dan topi yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ini pertama kalinya ia berada di tempat seperti ini.

Yeonjun mendekati bartender yang sedang membersihkan gelas. Dengan suara datar, ia berkata, "5 Diva Vodka."

Bartender itu berhenti sejenak, lalu menatapnya dengan pandangan mengenali. “Pesanan Anda ada di pintu itu.” Ia mengangguk ke arah sebuah pintu di sudut ruangan.

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ② ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang