12. Problem Started

14 2 0
                                    

Sepulang sekolah, Nara langsung menggulung lengan seragamnya dan mulai membersihkan rumah. Walaupun ia tidak selalu melakukannya setiap hari, apartemennya tetap rapi. Tapi hari ini spesial—Yeonjun akan datang, dan ia ingin cowok itu merasa nyaman.

Sambil mengelap meja, ia teringat rumah Yeonjun yang besar bak istana.

"Duh, kalau dibandingin, rumahku ini pasti cuma seukuran kandang anjingnya," gumamnya, mendengus pelan.

Tiba-tiba—

Tok tok tok!

Nara tersentak. Ia buru-buru merapikan rambutnya di pantulan cermin sebelum berlari ke pintu. Saat membukanya, Yeonjun sudah berdiri di sana dengan senyum khasnya, membawa satu paper bag di tangannya.

"Masuk, Jun," ujar Nara, mempersilakannya masuk dengan semangat.

Namun, alih-alih langsung melangkah masuk, Yeonjun justru menatapnya dengan ekspresi kecewa pura-pura.

"Aku agak kecewa, Ra," ucapnya sambil menyilangkan tangan di dada.

Nara mengerutkan kening. "Hah? Kenapa?" tanyanya sambil menutup pintu.

"Harusnya kamu nyambut aku kayak di anime-anime gitu," goda Yeonjun, menaikkan sebelah alisnya dengan jahil.

Nara terkekeh, lalu menarik tangan Yeonjun ke sofa. "Mentang-mentang aku ada darah Jepang, dikira wibu," selorohnya.

Yeonjun ikut tertawa sebelum akhirnya menyerahkan paper bag yang ia bawa. "Nih, buat kamu."

Mata Nara berbinar saat membuka isi paper bag itu. "Mille crepes matcha?!" serunya girang.

Memang, sejak beberapa waktu lalu, ia pernah bilang pada Yeonjun kalau ingin mencicipi kue ini.

"Kamu peka banget, makasih, Jun! Padahal kamu nggak perlu repot-repot bawain," katanya senang, lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil piring dan pisau kue.

"Aku nggak repot kok, Ra. Cuma kebetulan pengen beli aja," jawab Yeonjun santai.

Dari dapur, Nara bertanya, "Mau minum apa?"

"Nggak usah repot-repot, kopi Starbucks aja," jawab Yeonjun iseng.

Nara mendengus. "Ih, nyebelin. Teh aja cukup."

Tak lama kemudian, Nara datang membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat dan piring dengan potongan Mille crepes.

Yeonjun sudah duduk dengan buku-bukunya terbuka di atas meja. Ia menghela napas pelan. "Aku masih bingung sama soal matematika yang kemarin kamu kasih itu. Caranya gimana?"

Nara duduk di sebelahnya dan mengambil buku Yeonjun. "Nomor berapa?" tanyanya sambil melihat sekilas halaman yang dipenuhi angka-angka.

"Nomor enam belas," jawab Yeonjun sambil mengacak rambutnya sendiri.

Nara menatap soalnya sebentar, lalu tersenyum. "Yah, ini gampang banget, Jun. Sini, aku jelasin."

Dan begitu saja, sore mereka pun dipenuhi dengan suara tawa, obrolan santai, dan sesekali keluhan Yeonjun yang makin pusing dengan matematika. Tapi di antara semua itu, satu hal yang pasti—bersama Yeonjun, segalanya selalu terasa lebih menyenangkan.

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘

Setelah berjam-jam belajar, suasana di kamar Nara kini jauh lebih santai. Yeonjun sudah menyerah pada angka-angka di buku dan kini sibuk bermain game di kasur, sementara Nara memeluknya dari belakang dengan wajah kesal. 

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ② ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang