10. Study Time

15 2 0
                                    

Nara menggenggam lengan kanan Yeonjun sambil membalik halaman bukunya. Mereka duduk di rooftop sekolah, menikmati semilir angin yang menerpa lembut. Nara asyik membaca, sementara Yeonjun setia menemani di sisinya.

Meskipun mereka baru saja mengungkapkan perasaan satu sama lain semalam, Nara masih merasa sedikit canggung di dekat Yeonjun. Namun, kehadiran cowok itu tetap membuatnya nyaman, jauh lebih nyaman daripada keramaian kantin saat jam istirahat.

"Lo nggak capek baca terus?" suara Yeonjun memecah keheningan.

Nara tersenyum kecil, masih fokus pada bukunya. "Ujian tengah semester sebentar lagi. Gua nggak mau nilai gua turun."

Sekolah mereka adalah sekolah elite, dan setiap ujian selalu penuh dengan soal sulit serta pengawasan super ketat. Mau tak mau, mereka harus benar-benar serius belajar.

Yeonjun mengangguk pelan lalu menyuapkan sepotong cokelat ke bibir Nara. "Kalau gitu, gua juga mau."

Nara mengerutkan kening, mengunyah cokelatnya. "Mau apa?" tanyanya bingung.

"Belajar, ajarin gua. Nilai gua kayaknya bakal hancur kalau gua belajar sendiri."

Nara tertawa kecil. "Boleh. Gimana kalau kita ke kafe? Suasana yang nyaman juga penting buat belajar."

"Tapi lo nggak kerja?" tanya Yeonjun, mengingat jadwal sibuk Nara.

Nara menggeleng sambil menutup bukunya. "Gua udah ambil cuti. Mau fokus ke ujian dulu."

Yeonjun menatapnya dalam, ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya berbisik pelan, "Ra, gua boleh minta sesuatu?"

Nara menoleh, penasaran. "Minta apa, Jun?"

Yeonjun tersenyum lembut, matanya penuh harap. "Gua mau peluk lo."

Tubuh Nara menegang seketika. Wajahnya langsung merona, dan refleks dia menjauh sambil berdeham pelan. "Kita di sekolah, Yeonjun!" bisiknya panik.

Yeonjun tertawa kecil, merasa gemas melihat tingkahnya. "Tapi di sekolah juga lo meluk tangan gua, kan?"

Nara langsung melepas genggamannya dan semakin menjauh, wajahnya makin merah.

Yeonjun semakin tergelak, menikmati reaksi malu-malu gadis di hadapannya. "Enggak lah, hahaha. Kalau gitu, panggil gua sayang, deh."

Nara semakin salah tingkah, sementara Yeonjun menatapnya penuh kelembutan, menikmati setiap detik momen manis di antara mereka.

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘


"Sayang, yang ini cara ngerjain soalnya gimana?"

"Yang, aku nggak bisa jawab yang ini."

"Bahasa Inggris yang dipelajari yang mana aja, Yang?"

"Sayang—Emph!"

Yeonjun terhenti seketika saat beberapa biskuit cokelat mendadak memenuhi mulutnya. Nara menatapnya tajam, pipinya sudah memerah karena cowok ini terus-terusan memanggilnya "Sayang" dengan suara yang cukup keras. Beberapa pelanggan kafe bahkan melirik ke arah mereka, membuat Nara makin malu.

Nara menghela napas panjang, berusaha menahan rasa kesalnya. "Cukup, Jun! Aku capek dengar kamu ngomong begitu terus!" serunya sambil melipat tangan di dada.

Yeonjun tertawa geli, menatap pacarnya yang kini terlihat kesal sekaligus malu. "Kenapa? Kamu malu, hmm?" godanya, semakin mendekat hingga wajah mereka hampir menempel.

"Yeonjun!" pekik Nara panik, wajahnya semakin merah padam saat hidung mereka bersentuhan.

"Kenapa, Sayang? Kita nggak ciuman loh, kok wajah kamu merah begitu?" Yeonjun tetap menggoda, menikmati bagaimana gadis di hadapannya kehilangan kendali.

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ② ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang