21. Reveal the Secret

2 0 0
                                    

Senja semakin meredup, tetapi pikiran mereka justru semakin bergejolak. Ombak yang sebelumnya terasa menenangkan kini seolah ikut membawa ketegangan yang menggantung di antara mereka. 

"Yeonjun." 

"Hm?" Yeonjun menoleh, masih dengan jemarinya yang menggenggam erat tangan Nara. 

"Aku pikir, nyerahin barang bukti ke polisi nggak ada gunanya," ujar Nara pelan. "Mereka pasti bakal disuap buat nutupin kasus ini." 

Yeonjun terdiam sesaat, lalu mengangguk. "Kita buka konferensi pers?" 

"Tapi butuh waktu lama buat nyiapin semuanya," balas Nara sambil menggigit bibir bawahnya, berpikir keras. 

Yeonjun mengusap pipi kanan Nara dengan lembut. "Aku bisa urus semuanya." 

Namun, Nara menghentikan tangannya. "Nggak bisa, Jun. Kita belum cukup umur buat buka konferensi pers, meskipun kamu anak tunggal pemilik perusahaan terbesar." 

Yeonjun menghela napas, tak bisa membantah logika itu. 

"Kita juga nggak mungkin nyabotase siaran televisi," lanjut Nara, ekspresinya serius. 

"Hmm..." Yeonjun ikut berpikir. "Lalu, apa yang bisa kita lakuin?" 

Nara mendadak tersenyum kecil. "Kita buat live di media sosial." 

Yeonjun menatapnya sejenak sebelum akhirnya tersenyum. "Ide yang bagus." 

"Tapi kita nggak bisa siaran langsung dari sini," lanjut Yeonjun, pandangannya beralih ke sekitar vila. "Mereka pasti bisa melacak lokasi kita." 

Nara mengangguk mantap. "Tenang aja. Aku punya pengalaman di dunia IT sejak umur 12. Aku bisa mengalihkan sinyal kita ke lokasi lain supaya kita nggak bisa dilacak." 

Yeonjun menatapnya kagum. "Nara, kadang aku lupa kalau kamu bukan cuma cantik, tapi juga jenius." 

Nara terkekeh kecil. "Jangan cuma ngomong, ayo kita cari tempat yang aman buat siaran langsung." 

Yeonjun berdiri, lalu meraih tangan Nara, menariknya untuk ikut berdiri. "Kita butuh tempat yang cukup jauh dari sini, tapi tetap bisa dapat sinyal yang bagus." 

Nara mengangguk. "Gedung terbengkalai." 

Yeonjun mengangkat alisnya. "Hah?" 

"Kita cari gedung kosong yang udah nggak dipakai. Biasanya gedung kayak gitu nggak terlalu diperhatikan, jadi lebih aman," jelas Nara. 

Yeonjun memikirkan usul itu sejenak, lalu tersenyum puas. "Pintar. Oke, kita cari sekarang." 

Tanpa membuang waktu, mereka mengambil barang-barang yang diperlukan lalu keluar dari vila. 

Nara menyiapkan barang barang yang diperlukan, sementara Yeonjun berjalan ke balkon dengan menempelkan ponsel ditelinganya.

"Benda itu ada di laci kantor Papa, kuncinya aku sembunyiin di batu pot tanaman bonsai."


______________



Malam mulai turun saat mereka menyusuri jalanan sepi, mencari gedung yang sesuai dengan rencana mereka. Setelah hampir satu jam berjalan dan memeriksa beberapa tempat, akhirnya mereka menemukan sebuah gedung tua yang sudah lama ditinggalkan. 

Cat dindingnya sudah mengelupas, kaca jendelanya pecah di beberapa bagian, dan tanaman liar mulai tumbuh di sekelilingnya. 

"Tempat ini kelihatan cukup tersembunyi," ujar Yeonjun, menyalakan senter ponselnya untuk menerangi jalan masuk. 

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ② ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang