Nara menghela napas panjang, berusaha menahan emosinya. Janjian mereka seharusnya jam sembilan, tetapi Yeonjun tiba-tiba mengundurnya menjadi jam setengah sebelas.
Sampai kapan cowok itu mau terus membuatnya kesal seperti ini?
Dan lebih parahnya lagi, yang menjemputnya sekarang bukan Yeonjun, melainkan Jay.
Yeonjun hanya berkata santai melalui telepon, "Gue tunggu di dekat stasiun aja, lo jalan sama Jay. Deket dari apartemen lo, kan?"
Pria macam apa yang ngajak cewek kencan tapi nggak mau jemput?!
Nara melirik jam tangannya. 10.45.
Lima belas menit lagi.
Jay, yang sedari tadi menyetir dengan santai, sekilas melirik Nara yang cemberut di sebelahnya. "Jangan marah sama Yeonjun, dia ngelakuin ini juga buat keselamatan lo."
Nara mendengus kecil. "Iya, iya."
Jay tersenyum tipis, lalu menambahkan, "Dia sebenernya nggak se-nyebelin itu, kok. Tapi emang sifatnya dominan kayak setan."
Nara akhirnya tertawa kecil. "Iya, bener sih."
Setelah beberapa saat hening, Nara kembali bertanya, "Lo udah lama kerja buat Yeonjun?"
Jay mengangguk. "Udah. Dari kecil malah."
"Hah? Dari kecil?"
"Iya. Gue betah, dia ngasih gaji dua kali lipat dari yang lain."
Nara mengernyit. "Buat apa uang banyak-banyak?"
Jay tersenyum kecil, tapi ada sesuatu di matanya yang membuat Nara menyesal sudah bertanya.
"Buat nyokap gue."
Nara membuka mulut, hendak bertanya lebih lanjut. "Emang nyokap lo kenapa—"
"Udah sampai." Jay memotongnya halus sambil menghentikan mobil. "Tuh, Yeonjun udah nunggu."
Nara langsung menoleh ke luar jendela dan—
Langkahnya mendadak terhenti.
Di kejauhan, Yeonjun duduk santai sambil menyebat rokok. Ia mengenakan kaos putih polos dengan kemeja kotak-kotak yang digulung sampai siku, celana jeans hitam, dan sneakers putih yang terlihat bersih.
Tapi yang paling menarik perhatian Nara adalah piercing kecil di telinga cowok itu.
Kenapa... dia kelihatan lebih keren dari biasanya?!
Nara melongo tanpa sadar, jantungnya berdebar lebih cepat.
"Oi, turunnya kapan?" suara Jay menyadarkannya.
"O-oke, makasih, Jay!" buru-buru Nara melepas seatbelt dan turun.
Yeonjun menoleh begitu melihatnya datang. "Jay udah pergi?" tanyanya santai.
"U-udah, baru aja."
Yeonjun mengangguk. Ia kemudian mengulurkan satu cone es krim rasa stroberi ke arah Nara. "Nih, buat lo."
Nara, yang tadinya masih kesal karena cowok itu tidak menjemputnya, tiba-tiba merasa amarahnya mencair begitu saja.
Es krim? Stroberi? Favorit gue...?
Mata gadis itu membesar. Perlahan, ia menerima es krim itu dengan tatapan bingung. "Eh? Ini buat gue?"
Yeonjun mengangkat bahu. "Iya lah. Maaf nggak bisa jemput tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮 | Choi Yeonjun ② ✔️
RomanceIni prequel dari cerita sebelumnya (suddenly) yang berfokus dengan kehidupan percintaan Yeonjun dan masa lalunya. Enjoy with the story!🫶🏻