Nara berjalan melewati taman yang sepi, hanya ditemani suara gemerisik dedaunan yang ditiup angin malam. Tangannya meremas kantong jaketnya, memastikan kertas-kertas berisi tulisan ayahnya dan sebuah flashdisk kecil masih ada di dalam sana.
Barang bukti.
Ini bisa menghancurkan Choi Taehyung.
Tapi… apa ini keputusan yang tepat?
Perusahaan Taehyung adalah yang terbesar, kekuasaannya begitu luas. Jika ia menyerahkan ini ke polisi, apakah mereka benar-benar akan menindaklanjutinya? Atau malah menutupinya demi kepentingan lebih besar?
Dan yang lebih penting… apa ayahnya akan baik-baik saja?
Nara mengigit bibirnya, pikirannya terus bertarung dengan keraguan. Hingga tiba-tiba—
"Nara!"
Suara seseorang memanggilnya, membuat langkahnya terhenti.
Nara menoleh.
Di seberang jalan, sosok Jay berdiri di sana. Pria itu mengenakan pakaian serba hitam, khas seperti saat ia bekerja. Tapi yang membuat Nara bingung bukan hanya keberadaannya di sini—tapi ekspresi wajahnya.
Serius. Tegang.
Dan dia berlari menyebrang jalan tanpa ragu, langsung menuju ke arahnya.
Nara mengerutkan kening. Kenapa Jay bisa ada di sini? Gudang, apartemen, bahkan rumah Yeonjun jauh dari daerah ini.
Saat Jay akhirnya sampai di hadapannya, napasnya sedikit memburu.
"Jay? Lo kok bisa ada di sini?" tanyanya curiga.
Jay menatapnya tajam, lalu berkata dengan nada berat. "Gua tahu di mana Papa lo."
Nara membelalak. "Hah?! Di mana?!" tanyanya antusias, tanpa berpikir panjang atau menyadari ada sesuatu yang janggal.
Jay tak menjawab. "Lo ikut gua. Sekarang."
Tanpa peringatan, ia meraih tangan Nara dan menariknya dengan kuat.
"Jay, pelan-pelan! Tangan gua sakit!" seru Nara, meringis.
Tapi Jay tidak peduli. Cengkeramannya tetap erat, seakan tidak mau memberi kesempatan bagi Nara untuk kabur.
Hati Nara mulai tidak tenang.
Tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa lagi, Jay sudah membukakan pintu mobil merahnya dan mendorongnya masuk.
"Yeonjun nggak ikut kita?" tanyanya bingung.
Jay hanya diam. Tanpa menjawab, ia menyalakan mesin mobil dan langsung melaju.
Keheningan memenuhi kabin.
Nara mengamati Jay dari samping, ekspresi lelaki itu gelap, rahangnya mengeras, dan tangannya menggenggam setir dengan kuat.
Ada sesuatu yang tidak beres.
Jay selalu menjadi orang yang paling tenang di antara mereka. Tidak pernah kasar. Tidak pernah bertindak tanpa alasan. Tapi sekarang…
Ada apa dengannya?
Saat mobil terus melaju, Nara mulai menyadari sesuatu yang lebih aneh.
Arah jalan ini… bukan ke rumah Yeonjun.
Di pertigaan tadi, seharusnya mereka belok kiri. Tapi Jay malah terus lurus.
Kening Nara berkerut. "Jay… ini bukan ke rumah Yeonjun, kan?"
Jay tersenyum tipis, nyaris seperti smirk. "Siapa bilang kita mau ke rumah Yeonjun?"
Nara menegang. "Jadi… Papa gue nggak ada di sana? Dia ada di tempat lain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮 | Choi Yeonjun ② ✔️
RomanceIni prequel dari cerita sebelumnya (suddenly) yang berfokus dengan kehidupan percintaan Yeonjun dan masa lalunya. Enjoy with the story!🫶🏻