Taehyung berdiri di ambang pintu, matanya tajam menatap mereka. Tanpa perlu berkata banyak, satu gerakan tangannya sudah cukup untuk mengisyaratkan para bawahannya menyerang. Namun, Beomgyu lebih cepat. Dengan lincah, ia menghadang serangan mereka, melumpuhkan satu per satu dengan gerakan yang terlatih.
"Lari sekarang!" teriak Beomgyu kepada Yeonjun dan Nara.
Yeonjun tak membuang waktu. Ia meraih tangan Nara dan menariknya keluar dari gedung itu. Nafas mereka memburu, kaki mereka menerjang genangan air di jalanan yang basah. Di luar, dunia terasa berbeda-hujan mengguyur deras, petir menyambar dengan suara menggelegar seolah langit pun sedang murka.
Namun langkah mereka terhenti.
"Cukup bermain-mainnya, anakku," suara berat Taehyung menggema di tengah suara hujan. Ia berdiri di sana, tenang di bawah payung hitamnya. Di tangannya, sebuah pistol tergenggam erat.
Yeonjun berbalik, tubuhnya menegang. Matanya menatap lurus ke arah ayahnya, penuh dengan kebencian yang telah lama ia pendam. "Sudah waktunya Papa berhenti. Berhenti menghancurkan hidup orang lain! Berhenti mengusik seseorang yang ingin aku lindungi!"
Taehyung tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. "Kau sungguh berpikir bisa melindunginya? Seperti kau melindungi ibumu?"
Yeonjun terdiam. Nafasnya memburu, amarahnya meledak dalam sekejap. "Papa sudah membunuh Mama! Dan sekarang Papa mau membunuh Nara juga? Papa sudah gila?!"
Nara menggenggam lengan Yeonjun, mencoba menenangkannya meski tubuhnya sendiri bergetar. Namun, Taehyung tidak peduli. Dengan satu isyarat lagi, para bawahannya bergerak. Dua pria kekar langsung menangkap Yeonjun, menahannya dengan kuat.
"Lepaskan aku!" Yeonjun meronta sekuat tenaga, tapi cengkeraman mereka terlalu kuat. "Jangan dekati dia!"
Suara teriakannya tertelan derasnya hujan dan gemuruh petir yang menyambar.
Taehyung melangkah mendekati Nara yang kini membeku di tempatnya. Napasnya tersengal, pikirannya kosong. Ia ingin melawan, ingin lari, tapi tubuhnya terasa lumpuh.
"Pertemuan kita waktu itu belum cukup, bukan?" suara Taehyung begitu tenang, seolah ia hanya sedang berbicara biasa.
Nara tak menjawab. Tenggorokannya terasa kering meski hujan deras membasahi tubuhnya.
"Aku sungguh tidak mengerti," lanjut Taehyung, suaranya terdengar seperti ejekan. "Kenapa semua orang ingin melindungimu?"
Nara menggigit bibirnya, mencoba mengumpulkan keberanian. "Karena aku bukan pion di permainan kotor yang Papa ciptakan. Aku bukan bagian dari rencana jahat Papa."
Taehyung hanya terkekeh pelan. "Oh, sayang sekali." Ia mengangkat pistolnya, membidik tepat ke dada Nara. "Baiklah, cukup sampai di sini, Nakamoto Nara."
DOR!
Suara tembakan menggelegar, menembus udara yang dingin. Waktu seakan melambat.
Yeonjun terdiam. Matanya membelalak, tubuhnya membeku saat melihat darah mulai mengalir dari tubuh Nara yang terhuyung ke belakang.
Tidak...
Kenangan-kenangan berputar dalam benaknya-
Senyuman Nara saat pertama kali mereka bertemu.
"Aku suka nenek, aku nggak suka hujan, aku suka kamu."
Suara Nara bergema di kepalanya, seakan memberinya tamparan yang begitu keras.
Lalu, tubuh Nara jatuh ke tanah.
"NARAAA!!!" Yeonjun menjerit sekuat tenaga, tangisnya bercampur dengan derasnya hujan yang semakin menggila.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮 | Choi Yeonjun ② ✔️
RomanceIni prequel dari cerita sebelumnya (suddenly) yang berfokus dengan kehidupan percintaan Yeonjun dan masa lalunya. Enjoy with the story!🫶🏻