Ini kisah tetang Sri Putri Anjani, seorang gadis cantik berumur 20th yang menikah dengan duda anak satu bernama Gus Raydar Ataya Alfatih. Kisahnya dimulai saat Anjani tak sengaja bertemu dengan Gus kecil berumur 3th bernama Zidan Usman Alfatih, saat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku hanyalah manusia biasa, yang bisa merindukan mu didalam diamku, lalu aku menghapus setiap air mata yang terus menetes di wajahku.
Kamu adalah salah satu orang yang selalu ada dalam doaku, tema yang selalu menjadi topik pembicaraan antara aku dan Tuhan-ku.
__Sri Putri Anjani__
Kamu mungkin berada di luar pandanganku, tetapi tidak pernah keluar dari pikiranku.
Bedanya rindu dengan luka; luka bisa sembuh, sedangkan rindu makin kambuh.
Aku sudah kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan betapa bahagianya hati ini meskipun hanya teringat senyumanmu.
__Raydar Ataya Alfatih__
🌻🌻🌻🌻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2 hari telah berlalu, apakah Raydar tidak ada niatan untuk menjemputnya pulang? Kenapa rasanya keadaan semakin rumit, pikir Anjani.
"Kamu gak ada merasa bersalah sama sekali ya mas sama aku? Gak ada sekalipun gitu niatan buat ngenjelasin semuanya sama aku? Jahat baget kamu mas, bikin aku nangis tiap malem!" ucap Anjani sambil memandang foto Raydar.
"Kamu tau, anak kita nanyain kamu terus, mas. Kapan kamu telpon, kapan kamu nemuin dia, kapan abi pulang, kapan abi main lagi sama Idan. Aku harus jawab apa, mas? Jawab mas! Jangan diem aja." tangis Anjani seketika pecah, Ia mengingat setiap kali Zidan menanyakan dan merindukan Raydar.
Anjani memejamkan mata sejenak, menetralisir rasa sesak yang menjalar memenuhi rongga hatinya, "mau kamu apa mas, apa segitu sulitnya ya buat kamu berterus terang sama aku? Katanya kalo ada masalah saling terbuka, mana mas, mana! Mungkin rasanya gak akan sesakit ini, kalo aku gak sepenuhnya menaruh hati sama kamu, mas." racau Anjani.
"Kamu buat aku terbang tinggi, sehingga aku menaruh harapan dan kepercayaan aku sama kamu. Tapi malah kamu juga lah, yang menjadi alasan kekecewaan yang aku rasakan saat ini."
