03|Diskusi

43 28 8
                                    

Selamat menikmati ceritanya-!
.....

Suasana hening seketika mendengar perkataan tidak terduga keluar dari mulut Alder. Mereka semua spontan melihat kearah Ace.

Ace cukup terkejut. Namun ada rasa marah dalam dirinya. Tangannya tanpa sadar terkepal tertahan. Ace masih sangat waras akan laki-laki yang menjadi lawannya berbicara kini.

Orion merasa aura disekitar mereka sudah berubah suram. Bibirnya terkekeh hambar mencoba memecahkan suasana.

"M-mungkin Alder pikir mencari kekasih seperti Izora. Benar, kan?" tanya Orion meminta kepastian dari tatapannya.

Orion tahu betul, bahkan bukan rahasia umum lagi bila Ace mencintai Izora. Tentu saja ucapan yang di lontarkan Alder akan menjadi sebuah keretakan besar bagi mereka bila benar.

Alder terkekeh pelan lalu mengibaskan rambutnya kebelakang. Akhirnya ia berhasil memancing emosi sang komandan divisi dua.

"Hanya bercanda, tapi gue puas. Lagipula tipe gue emang bener kayak Izora, cuman yang sikapnya mirip bukan Izora sendiri, toh Izora sepupu gue jadi udah gue anggap adek sendiri." jelas Alder berniat Ace tidak menganggapnya serius.

Alder bukan tipe sahabat yang akan menikung dari belakang. Alder pun tidak berniat jatuh cinta pada perempuan milik sahabatnya.

Ace merasa lega tanpa sadar. Tangannya terulur mengambil sepiring sate yang telah di hidangkan Alder. "Ya, gue harap itu candaan." sahut Ace fokus menatap makanannya.

Elena menghela napas lega. Tidak terbayang bila kedua sahabatnya itu akan berperang karena wanita.

"Ace nggak mau ajak Zora ke sini? Udah lama loh dia nggak ngumpul sama kita." ujar Elena mengalihkan topik pembicaraan.

"Nanti." balas Ace singkat, menikmati makanannya.

"Pokoknya minggu ini harus bawa Zora ke sini! Gue bakal ajak Flora, dan Kania juga buat melakukan hal menarik." ujar Elena tidak sabar.

"Kok lo bawa Flora!" sahut Abel terkejut.

"Loh kenapa? Suka suka gue dong." balas Elena seenaknya.

Abel tidak masalah jika Izora datang. Akan tetapi bagaimana bisa dirinya berada di sini bila Flora sang pencuri hatinya juga akan bergabung.

Abel saja sudah berusaha sebisa mungkin untuk hanya mengagumi gadis itu dari kejauhan. Rasanya jantungnya akan meledak bila Flora berada didekatnya.

"Sampai kapan sih mau lo sembunyikan terus rasa suka lo itu? Gue kalau jadi Flora mungkin udah tahu perasaan lo, kelihatan banget." ungkap Orion tidak habis pikir. Bisa-bisanya Abel memilih selalu kabur dan menjaga Flora dari kejauhan.

"Betul, keburu di embat orang baru tahu rasa." Timpal Liam.

"Nggak punya crush nggak di ajak!" Sindir Abel menusuk.

Ace membulatkan matanya baru menyadari informasi besar beberapa hari lalu. Senyum miring terbit dibibir tipisnya.

"Nggak sekalian ajak Hestia?" tanya Ace berhasil menghentikan pergerakan Alder.

"Hestia, siapa?" Elena mengerutkan dahinya.

Liam tampak berpikir sejenak seraya menggoyangkan gelas wine nya. "Hestia, ya? Eh bukannya dia anak sekolah nusantara!"

"Anak jurusan modeling bukan sih?" Abel seketika ingat. Seorang gadis yang cukup populer karena sempat membintangi suatu produk dalam sebuah iklan.

"Satu sekolah sama Alder." ujar Orion ikut mengingat.

Izorace:Sea SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang