Selamat menikmati ceritanya-!
Ace mengembuskan napas panjang seraya tersenyum lembut, senyuman yang sangat jarang diperlihatkan pada siapapun. Alasan dibalik senyuman indah itu sangat sederhana. Hanya karena Izora.
Perlahan Ace mendekati Izora yang tertidur pulas di atas meja belajar. Mungkin gadis itu sudah sangat kelelahan, makanya tanpa sadar tertidur lelap. Namun bila dibiarkan terus bisa sakit semua badan gadis itu nanti.
Ace mengangkat tubuh Izora perlahan berusaha sekuat tenaga untuk tidak membangunkan gadis yang sekarang berada di gendongannya. Memindahkannya pada kasur yang lebih nyaman untuk tubuh Izora tempati.
Ace merapikan rambut-rambut nakal yang menutupi wajah imut nan damai milik Izora. Gadis yang telah menempati tahta hatinya sejak lama. Tangan Ace dengan berani mengelus pipi chubby Izora.
Selembut ini, ya. Pikir Ace sedikit mencubit pelan pipi Izora.
Mungkin bila Izora mengetahui hal ini Ace sudah pasti akan dipukulnya habis-habisan karena berani menyentuhnya.
Sekilas pikiran Ace kembali pada percakapan malam kemarin mereka. Menimbulkan senyuman yang semakin lebar di bibirnya. "Bully, ya? Gue nggak pernah ngerasa bully lo, gue ngejaga lo dari anak-anak nakal. Sedikit emosi itu wajar lagian lo kecil dulu terlalu lemah yang selalu cengeng, tapi sekarang lo udah berubah,"
Ace mendekatkan bibirnya kearah telinga Izora. Menyeringai sembari terus menatap wajah terlelap sang pujaan hati. "Bikin gue tambah terpesona, lo harus tanggung jawab, Izora." Bisiknya pelan penuh makna.
Izora menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya. Berpaling membelakangi Ace dengan menarik bantal guling sebagai pelukannya.
Ace mengambil beberapa helai rambut panjang terurai Izora. Mendekatinya lalu mencium helaian rambut itu seraya menyeringai.
Tanpa Ace sadari, Sora sang Ibunda tidak sengaja memergoki tingkah laku anaknya. Matanya membulat menyadari Ace mewariskan gen milik sang suami.
.....
Raina Maharani, sahabat yang paling dekat dengan Izora. Telah menemani Izora sejak sekolah menengah pertama hingga sekarang. Sudah terbilang lama mereka merajut persahabatan.
Izora mengabaikan cerita dari sahabat cerewetnya yang terus berbicara menceritakan Manhwa baru yang dibacanya. Padahal sebenarnya Izora sudah lebih dulu membacanya, hanya saja malas memberitahukan pada sahabatnya.
"Aksa, atur barisannya!" perintah Pak Adi selalu wali kelas pada ketua kelas.
Aksa maju ke depan. "Woy! Berhenti dulu, bentar lagi upacara di mulai!" bentaknya tegas.
"Bisa serem juga tuh bocah satu," gumam Ace kecil melihat teman dekatnya.
Semuanya mulai menghentikan aktivitas masing-masing dan fokus pada Aksa yang berada di depan. Setidaknya mereka menghargai ketua kelas mereka yang satu ini.
"Barisan saya ambil alih! Siap, gerak!" Suara bariton Aksa terdengar hingga membuat anak-anak dari kelas lain memandangnya.
Kekaguman pada sosok laki-laki berkulit kecoklatan itu tidak terhindarkan. Menurut mereka Aksa itu manis dan berwibawa apalagi ketika serius.
"Lancang depan, gerak! Siap, gerak! Oke, selesai." kata Aksa memberikan jempolnya pada teman kelasnya lalu kembali ke barisannya.
"Zora, Aksa itu manis, ya." bisik Raina pelan seraya curi-curi pandang.
Izora tersenyum menggoda. "Kalau suka sana coba deketin," balasnya menyenggol pelan bahu Raina.
Raina hanya bisa tersenyum malu. "Apaan sih, aku kan cuman suka doang."
"Suka kok pipinya merah gitu," goda Izora kembali.
Raina mengendus kesal sembari mengerucutkan bibirnya. Memegang kedua pipinya yang terasa panas, malunya.
.....
Izora menghapus keringat di wajahnya dengan tisu lalu mengibaskan buku milik Salma ke wajahnya, berusaha mencari angin untuk menyegarkan-nya.
Salma selaku teman sebangku dan sahabat dekat Izora sejak pertama kali menginjak sekolah menengah atas. Menjebol rambutnya sembarangan yang sebelumnya tergerai.
"Aksa, tolong nyalahin kipasnya dong." pinta Salma pada laki-laki di pojok sana, kebetulan kipas angin berada di dekat Aksa.
Aksa mengangguk lalu menarik tali kipas angin yang menjuntai. Menghidupkan kipas angin dengan level standar.
Salma dan Izora menikmati arah angin yang menyapu permukaan kulit mereka. Rasanya segar kala menerpa tubuh mereka yang kepanasan ini.
"Zora," panggil Salma pelan.
Izora berdehem seraya mengangkat alisnya seakan bertanya ada apa.
"Aku punya stiker one piece, loh." pamer Salma mengeluarkan bungkus bening yang menampilkan character kesukaannya.
"Zoro, ayang akuuu! Ih pesan stiker nggak ngajak-ngajak!" ujar Izora melipat tangannya kesal.
Salma berdehem dengan raut wajah sombongnya. "Tenang, karena aku istrinya ayang Luffy, aku bagi deh!"
Mata Izora berbinar binar melihat Salma, tidak akan ia lewatkan kesempatan kali ini. "Pawangnya Luffy memang tidak pernah mengecewakan!" pujinya memberikan jempol, bangga.
"Iya dong, harus!" Salma menyelipkan poni panjangnya dengan raut wajah menghayati.
.....
Bu Ratih melepas kacamata dan mengembalikan kacamatanya pada tempatnya. Waktu mengajarnya telah habis dan sekarang berganti dengan waktu istirahat.
"Pr di LKS halaman 52 di bagian pilgan dan essay." ujar Bu Ratih mengakhiri pelajarannya dengan memberi sebuah pekerjaan rumah.
Anak-anak yang mendengar perkataan guru Fisika itu hanya bisa mengendus kesal. Tidak ada pertemuan tanpa pekerjaan rumah jika bersama Bu Ratih.
"Tolong yang piket kelas hari ini bawa buku PR dan laptop ibu ke meja ibu, ya." titah Bu Ratih sebelum akhirnya pergi lebih dahulu dari kelas mereka.
"Ace dan Izora, kalian piket hari ini!" ujar Alex keras, membaca struktur piket kelas di depan.
"Bawa laptop nya, gue bawa buku ini," Ace mengangkat buku-buku pekerjaan rumah teman kelasnya.
"Mau aku bantu?" tawar Izora saat mereka jalan beriringan.
"Nggak perlu." ujar Ace seadanya, lagian buku-buku ini tidak berat.
"PMR ikut'kan lomba di sekolah Sanjaya?" tanya Ace menoleh.
Izora mengangguk pelan. "Iya, aku juga masuk daftar anggota lomba buat di kirim ke sana."
"Semangati gue, Zora." pinta Ace menampilkan senyumnya.
Izora tersenyum mengejek. "Emang kapan aku nggak pernah semangati kamu?"
"Ya, dimana ada gue harus ada lo." tutur Ace tersenyum membuat gadis disebelahnya menyenggol lengannya keras.
"Dih, awas aja nggak menang, aku gebukin sama sapu lidi nanti."
"Makanya teriakin nama gue. Kalau perlu pake embel embel sayang."
"Ih! Dasarrr yaaaa modus!"
Bersambung-!
KAMU SEDANG MEMBACA
Izorace:Sea Secret
Teen FictionAce M.Ravenska, sosok laki-laki pemegang julukan si gila dalam dunia pergenk-an anak motor bernama Generation Crew. Bahkan Ace salah satu komandan divisi dua yang cukup aktif mengikuti segala macam kekacauan. Namun siapa sangka dibalik kegilaannya i...