10|Penyelamatan Lily

27 20 19
                                    

Selamat menikmati ceritanya-!
.....


Izora bercanda gurau dengan Salma selama berjalan di koridor menuju perpustakaan. Pembahasan mereka tidak jauh dari makhluk tidak bernyawa yang hanya sebatas kartun dari negara bunga sakura.

Salma pun tidak keberatan untuk menemani Izora mengembalikan buku hasil pinjaman. Malah ia bisa asik berbincang tentang kesukaan mereka yang sama.

"Eh Salma nggak boleh ngeharem, ya!" peringatan Izora berhasil membuat Salma cemberut.

Salma melipat tangannya di dada. "Kalau Zora bisa kenapa Salma nggak bisa coba?"

Izora tersenyum tipis. "Karena ngeharem cuman buat aku, Salma cukup Luffy aja."

"Salma juga suka oleng sama Law, apalagi Zoro pas di wano, sumpah Law sama Zoro arc wano malah adu ketampanan!" ujar Salma antusias membayangkan betapa tampannya makhluk gepeng itu.

Izora tersenyum bangga. "Husbu Zora gitu loh, Salma ingat Luffy, awas tergoda sama haremku!"

"Oleng dikit gapapa kali Zora, nanti balik lagi ke ayang Luffy kok," ujar Salma terkekeh pelan.

Sesampai di perpustakaan Izora berhadapan dengan ibu penjaga perpustakaan, sedangkan Salma lebih memilih melihat buku-buku yang tersusun rapi di rak.

"Zora mau pinjam buku lagi?"

Zora mengangkat tangannya lalu menggoyangkannya sejenak. "Nggak, bu. Mungkin lain kali lagi," balasnya menampilkan senyuman ramah andalannya.

"Ada novel baru semisal Zora mau baca, Nak." beritahu ibu penjaga perpustakaan yang hanya dibalas anggukkan pelan dari Izora.

Ibu penjaga perpustakaan memberi kembali kartu milik Izora lalu mengambil buku yang telah di pinjam Izora untuk dikembalikan pada tempatnya.

Izora mendekati Salma yang tengah melihat-lihat buku. "Tertarik baca, Sal?" tanya Izora pelan.

Salma spontan membalikkan badannya. Mengetahui dalangnya Izora, Salma menepuk pelan bahu sahabatnya itu. "Jangan ngagetin ih! Nggak terlalu, lagian aku juga nggak terlalu suka baca."

"Iya, maaf. Coba aja dulu siapa tahu keterusan."

Salma menggeleng tegas, tetap tidak mau. Mungkin setelah dirinya pinjam buku ini cuman menjadi pajangan dimeja belajarnya.

"Nggak mau, Zora. Udah ayo pergi," Salma menarik tangan Izora untuk keluar.

"Mau kemana, Sal?" tanya Izora sembari diseret oleh Salma.

"Kantin, aku udah lapar banget."

.....

Izora tersentak kaget mendengar dentuman keras kala dirinya menunggu Salma jajan di kantin. Tubuhnya berbalik untuk melihat sumber dari keributan yang tiba-tiba melanda.

"Mata lo buta, huh!" teriak seorang gadis berambut gelombang dengan jepitan yang menghiasi sebelah sisi rambutnya.

"Maaf aku nggak sengaja, dek."

Gadis berkacamata bulat itu membungkuk sebentar lalu menunduk dengan rasa panas di pahanya.

"Gue bukan adek lo, dasar sialan!"

Izora menghampiri gadis yang dikenalnya, Putri Lilyana. Mana bisa Izora berdiam dan hanya menonton saja, ini sama halnya dengan pembullyan.

"Minta maaf!" cegah Izora menarik tangan sang adik kelas.

"Siapa lo? Ngatur gue!" seru adik kelas itu, Lia.

"Nggak sopan!" lirik Izora tajam. Raut wajahnya telah berubah marah melihat teman kelasnya dipermalukan seperti ini. "Cepat minta maaf!"

Izorace:Sea SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang