08|Target Mainan

21 19 0
                                    

Selamat menikmati ceritanya-!
.....

Ace datang lalu merebahkan tubuhnya di karpet berbulu dengan perut Alder sebagai bantalan. Ia bosan di rumah makanya mengunjungi basecamp siang ini.

"Datang-datang bukannya bawa makanan, ini malah seenaknya nyolong!" sindir Liam yang tengah mengganti siaran televisi.

"Bacot mulut lo, gue lagi pusing," balas Ace tidak ada unsur persahabatan kali ini.

Orion melirik sekilas dan kembali memfokuskan matanya pada game di ponselnya. "Ada apa nih, cerita dong!"

Alder tidak mempermasalahkan tingkah Ace sebab laki-laki itu tengah tertidur akibat kelelahan begadang.

Untuk laki-laki komandan divisi ketiga, Abel. Sedang tidak hadir saat ini, mungkin laki-laki itu sibuk menemani ibunya berbelanja bulanan.

"Pusing nggak ada lawan, gue butuh hiburan!" balas Ace merebut cemilan Liam dan memakannya.

Liam berdecak kesal lalu menampar kaki Ace, tidak terima tindakan tidak sopan sahabatnya. "Beli setan, tampang doang ganteng cemilan masih maling!" sindirnya keras.

"Anak pelit pantatnya lebar," celetuk Ace sembarangan.

"Wesss menang dong! Rata kan lo semua, jangan main-main, Lord Orion nih boss!" seru Orion membanggakan diri seusai berhasil meratakan turn milik musuh.

Ace melempar bungkus cemilan yang telah dirubahnya menjadi tidak terbentuk. Tepat sasaran, bola dari plastik cemilan itu mendarat mulus di wajah Orion.

"Berisik lo, kapten ion!" desis Ace merasa terganggu.

Orion melemparkan sampah itu kembali, namun sayangnya dihindari dengan mudah dan mengenai Alder.

"Bentar, Elena mana?" tanya Ace menyadari gadis pemilik jepit kupu-kupu itu tidak berada di sini.

"Nggak tahu, nggak ada kabar." sahut Liam asik menonton tanpa mengalihkan pandangannya.

Brak!

Semuanya sontak melihat kearah pintu, termasuk Alder yang terbangun. Terlihatlah Elena datang dengan dahi berdarah membuat mereka semua berkerut tajam.

"Muka lo kenapa!" ujar Orion melepaskan ponsel dan beralih mendekati Elena.

Elena menepis tangan Orion yang ingin menggapai wajahnya. Duduk bersilang di sebelah Ace dengan napas memburu.

Alder merubah posisinya duduk setelah kepala Ace tidak lagi di perutnya. Mengambil sebagian kesadarannya sebelum kepalanya mencerna situasi sekarang.

"Siapa yang buat lo luka?" tanya Ace serius.

Liam menyodorkan tisu agar gadis itu membersihkan darah segar yang mengalir. "Musuh mana, Na?"

Elena meringis kesakitan kala tangannya berusaha menempelkan tisu itu ke arah lukanya yang masih baru. Rasanya perih bukan main.

"Urus masalah lo sama Genk motor di jalan melati!" bentak Elena meringis.

Orion bangkit lalu mencari kotak obat di laci, mengambilnya dan kembali menempatkan diri di dekat Elena.

"Sini gue obati," tawar Orion lembut.

"Masalah? Gue?" tanya Liam menunjuk dirinya sendiri. Tapi bila di ingat, dirinya bulan ini tidak membuka permasalahan. Malah anggota dalam pimpinannya tengah menikmati waktu damai tanpa adegan kekerasan.

Elena melempar tisu bekas darahnya pada Liam. "Bukan lo, bodoh!" hardik Elena cepat.

"Ngomong tuh yang jelas sama siapa, gue bukan ahli bahasa kiasan!" sentak Liam kesal.

Izorace:Sea SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang