Selamat menikmati ceritanya-!
Izora mengedarkan pandangannya melihat sekitar. Melangkahkan kakinya memasuki lapangan sekolah Sanjaya, tempat tuan rumah perlombaan.
"Gugup banget, rileks dong!" ujar Ace berjalan beriringan dengan gadis itu.
Izora mendelik tidak suka, masih merasa jengkel dengan Ace. Kaki Izora berjalan cepat berusaha menghindari laki-laki itu dan mengabaikannya.
"Eh gue di cuekin? Dia masih marah, ya." monolog Ace heran. Namun Ace tidak menyerah. Ia mempercepat langkahnya mengejar Izora.
Izora menyadari Ace kembali mendekatinya. Ia dengan sigap berpura-pura tidak peduli akan keberadaan Ace. "Sa, semangat buat LCC nya, aku yakin sih itu easy buat kamu." ujar Izora tersenyum pada Aksa, ketua palang merah remaja di sekolahnya.
Aksa berkerut dan tersenyum canggung. Ia heran, bukankah Izora juga satu tim dengannya. Pandangan Aksa beralih pada Ace yang berada di samping Izora.
Ace meliriknya tajam dengan raut wajah tidak mengenakkan. Sudah jelas laki-laki itu tidak menyukai interaksi mereka. Bahkan dengan tangan kanannya sendiri. Jelas, bila Izora adalah semuanya untuk dirinya seorang.
Senyum Aksa berubah tertekan. Ia menyadari kondisi saat ini, sepertinya Izora menjadikannya tumbal kali ini. Menyeretnya masuk dalam masalah kedua orang itu sama sekali tidaklah nasib baik buatnya.
"Zora, tolong. Jangan buat gue lelah sebelum acara lomba di mulai, sana urusin singa lo." Dorong Aksa membuat tubuh Izora menabrak Ace. Lalu mempercepat langkahnya pergi.
Izora ingin pergi untuk kembali mengabaikan Ace dan berpura-pura tidak ada yang terjadi pada mereka. Namun rambut terurainya yang sedikit bergelombang tidak sengaja mengenai mata Ace.
Hal itu berhasil menimbulkan rintihan dari Ace yang membuat Izora menoleh.
Ace berhenti dan memegang matanya yang terasa pedih. "Izora tung-"
Izora menangkap kedua pipi Ace lalu menariknya untuk mendekati wajahnya. Pandangannya melihat mata Ace khawatir, takut bila itu akan mempengaruhi pertandingan nanti.
"Buka lagi biar aku lihat." ujar Izora cepat.
Ace menurut. Membuka matanya perlahan yang terasa pedih.
"Merah, ah gimana dong, maaf Ace!" Seketika Izora panik melihat mata laki-laki itu memerah sedikit akibat ulahnya.
Ace tersenyum kecil. Lucu, reaksi gadis itu benar-benar terlihat menggemaskan ketika mengkhawatirkannya.
Izora menggigit kuku-kukunya, kebiasaannya yang tidak bisa lepas ketika panik. Tangan satunya lagi berusaha menggapai mata Ace kembali dengan bergetar.
Ace menangkap tangan Izora. Memperlihatkan senyum kecil menawannya. "Akhirnya, lo ngelihat gue."
.....
Izora menguncir tinggi rambutnya akibat cuaca siang yang lumayan menyengat dan membuatnya tidak tahan untuk membiarkan rambutnya tergerai. Dan, Izora melarikan diri dari tribon sekolah Sanjaya yang sedang mengadakan pertandingan futsal. Menurutnya pertandingan itu tidaklah menarik perhatiannya.
Berakhirlah Izora berkeliling sekolah Sanjaya seorang diri. Kini, Izora membuka pintu atap sekolah. Hanya untuk mencari angin dan mengistirahatkan telinganya dari kebisingan.
Namun diluar dugaan. Izora malah melihat laki-laki yang ia temuin beberapa hari yang lalu. Senyum Izora tercetak dengan antusias.
"Zegar, oy!" panggil Izora melambaikan tangannya seraya mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izorace:Sea Secret
Teen FictionAce M.Ravenska, sosok laki-laki pemegang julukan si gila dalam dunia pergenk-an anak motor bernama Generation Crew. Bahkan Ace salah satu komandan divisi dua yang cukup aktif mengikuti segala macam kekacauan. Namun siapa sangka dibalik kegilaannya i...