06|Perhatian Manis

21 20 5
                                    

Selamat menikmati ceritanya-!
.....

Ace menghembuskan napas lelah melihat Izora terus-menerus memegang ujung jaket belakangnya seraya bersembunyi di balik tubuh tingginya. Seolah mereka tengah memasuki rumah hantu.

"Sampai kapan mau sembunyi? Ini udah sampai loh." ujar Ace sudah sangat pasrah.

Izora memiringkan kepalanya membiarkan hanya kepalanya yang terlihat. Matanya beredar meneliti setiap wajah orang yang berada di ruangan ini.

Sinar dimata Izora seketika terbit dengan tersenyum senang mendapati Elena di ujung sana.

"Elenaaaa!" pekiknya keluar dari tempat persembunyiannya yaitu punggung Ace. Beralih merentang tangannya untuk memeluk sahabatnya.

Elena dengan senang hati menyambut pelukan Izora. "Lama tidak bertemu, Zora!"

"Um! Aku kangen tahu, mau kesini tapi nggak berani," Ujar Izora terus terang membuat kaum laki-laki di sana tercengang.

"Takut sama siapa sih? Komandan divisi kedua kan lebih menakutkan daripada wajah cowok di sini," Elena terkekeh sembari melepaskan pelukan mereka.

Izora melotot tidak terima lalu menggelengkan kepalanya tidak setuju akan perkataan Elena. "Aku takut di usir sama si rumus kimia, itu juga si ayam aku nggak suka dia, wajah si jeder itu udah kayak mau bunuh aku, aku nggak suka merekaaa, Elena!"

Orion yang selalu di panggil rumus kimia oleh Elena hanya bisa menundukkan kepalanya pasrah.

Sama halnya dengan Alder. Ia hanya bisa terdiam akan ucapan pedas Izora. Padahal wajahnya memang seperti ini sejak lahir, akan tetapi entah kenapa dimata gadis itu dirinya terlihat menyeramkan.

Liam menjatuhkan rahangnya dengan tatapan tajam tidak terima. Ayam dengan Liam itu sangat jauh pengucapannya tapi kenapa Izora tetap saja memanggilnya dengan sebutan menjijikkan itu.

"Nama gue Liam, L-I-A-M!" Liam menekan setiap huruf yang tertera.

Ace dan Abel hanya bisa menahan tawa melihat wajah para sahabatnya tertekan akibat kehadiran Izora. Menikmati penistaan ini terkadang lebih seru bagi mereka.

Jangan lupakan Flora dan Kania yang sibuk membekap mulut untuk tidak membiarkan tawa mereka lepas. Rasanya itu akan menjatuhkan harga diri untuk ketiga laki-laki itu.

"Iya, ayam." ujar Izora santai sembari melihat Liam malas.

"Gue nggak pernah ngusir lo, Izora." Orion membantah tuduhan yang tidak berdasar itu.

Izora mendekati telinga Elena sembari melirik Orion. "Lihat matanya Ion udah kayak mau ngusir," Bisiknya.

Elena melihat Orion dengan merapatkan bibirnya berusaha tidak tertawa. Elena sedikit setuju dengan bisikan Izora, namun bila diperhatikan lagi. Sepertinya garis mata Orion yang memang tajam terkadang mengintimidasi tanpa sengaja.

Orion mendesah pasrah. Berbicara dengan Izora tidak akan menang, siapapun tahu akan fakta itu.

Alder yang masih menekuk wajahnya sedih. Jika di mata Izora saja sudah seperti itu lalu bagaimana di mata Hestia. Apakah di mata gadis disukainya malah lebih buruk lagi?

Untuk Hestia sendiri menolak ajakan Elena yang disampaikan oleh Alder. Sebab Hestia ada jadwal photo shoot sore ini.

"Izora udah, kasian mereka kamu body shaming terus." Flora menengahi kegaduhan itu.

Izora mengangguk paham. "Kita mau kemana nih?" tanya Izora bingung untuk mulai dari mana.

"Kebetulan skincare gue lagi habis, gimana kalau ke alat make up dulu?" tawar Kania cepat.

Izorace:Sea SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang