chapter 91

985 120 14
                                    

kangen ga? janlup vote ya!

"I have loved you for a thousand years

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I have loved you for a thousand years. I'll love you for a thousand more." -  Christina Perri

-

"Nona?"

Bahu Kim Sae Ron terguncang pelan dengan suara kasak-kusuk yang mengganggu. Namun matanya enggan terbuka sambil menelungkupkan wajah di atas lengannya yang terlipat.

"Nona, bangun!" panggil seorang laki-laki itu lagi, kian berusaha membangunkan. "Anda tidak bisa tidur di sini. Kami sudah mau tutup."

Kim Sae Ron menggeliat pelan. Menampakkan sebagian wajahnya ketika menghadap lawan bicaranya. Masih setengah pening dan mual, satu matanya berusaha mencari tau sosok tersebut di antara silaunya sinar cahaya lampu ruangan.

"Kenapa?" tanya Kim Sae Ron serak.

"Anda harus segera pergi." ujar lelaki itu. Ia tampak keberatan dengan kehadiran Kim Sae Ron sejak awal kedatangan semalam namun tidak memiliki wewenang untuk mengusir.

"Kenapa?" tanya Kim Sae Ron setengah sendu.

Penampilan Kim Sae Ron jauh dari kata baik-baik saja. Kantong matanya menghitam gelap, rambut semrawut, pakaian berantakan, tatapan kosong tak berarah hingga lebih mirip seperti tak memiliki semangat hidup. Semuanya berbanding terbalik saat dirinya masih berada di masa kesuksesan.

"Kami sudah tutup." jawab lelaki itu.

Kim Sae Ron menatap jam dipergelangan tangan kirinya, menampakkan pukul empat pagi hari. "Tutup? Bukankah seharusnya jam enam pagi?"

"Kami sudah tutup." ulang pegawai tersebut. "Anda memiliki waktu 15 menit untuk membereskan diri sebelum pergi." lanjutnya lalu membungkuk sekilas.

Sepeninggal lelaki itu, Kim Sae Ron menegakkan punggung menatap sekitar. Hanya ada beberapa pengunjung yang juga sedang dalam tahap mengumpulkan kesadaran seperti dirinya. Tetapi bedanya adalah mereka memiliki seseorang yang mendampingi sementara Kim Sae Ron tidak.

Menyadari hal itu membuat perut Kim Sae Ron bergejolak mual. Teringat bahwa kini ia sendirian tanpa siapapun yang menemani. Tidak ada yang mencari atau mencemaskan dirinya.

Bahkan pada detik pertama saat ponselnya kembali diaktifkan, puluhan panggilan tak terjawab dan belasan pesan singkat serta mailbox hanya mempertanyakan keberadaan untuk mempertanggung jawabkan masalah dan makian akibat tak dapat dihubungi.

Kim Sae Ron muak. Dunia seakan sedang mempermainkan harga dirinya. Kenapa pula harus dirinya yang menderita?

Alunan musik bar mendadak berhenti. Sebagian lampu mulai padam dan orang-orang mulai beringsut pergi. Termasuk Kim Sae Ron yang kemudian beranjak tak seimbang.

Married with my idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang