𝐎𝟏 : Permulaan

1.1K 84 13
                                    

╍╍━━ ✶ ━━╍╍

Tokyo
5.30

"Hoaamm.."

Terdengar suara seseorang menguap sehabis bangun tidur sembari merenggangkan tangannya ke atas, ya dia (L/n) (Y/n).

".. Jam berapa ini?" ia menoleh ke arah jam dinding yang berada di kamarnya itu.

'Jam 06.00 pas sekali.' batin gadis tersebut.

Ia langsung berdiri dari kasurnya yang tadinya terdiam sebentar, ia berniat langsung mandi dan memasak sarapan. Dan ia langsung mengambil handuk yang berada di gantungannya. Sebelum ke kamar mandi, ia berkaca sebentar sembari mengucek-ucek matanya.

Setelah itu ia menatap wajahnya yang berada di pantulan kaca tersebut. Kedua pupil bintangnya yang terang, bibir merah muda alami, dan rambut bersurai ungu tua yang tergerai bebas sepunggung. Setelah itu ia tersenyum.

'Yosh. Kata ibu kemarin ada ingin yang ibu sampaikan padaku nanti. Apa ya? Ah iya habis ini harus memasak sarapan seperti biasanya. Aku harus segera mandi!' setelah itu, ia berjalan ke kamar mandi, dan membersihkan diri.

Bangun pagi sekali itu adalah hal rutin (Y/n) setiap harinya, ia harus mandi dan menyiapkan sarapan bersama ibunya di pagi hari. Setelah itu ia mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri, karena ayah dan ibunya sehabis sarapan, mereka akan bersiap-siap untuk bekerja dari pagi sampai malam. Sering juga kedua orang tuanya tidak pulang kerumah selama beberapa hari karena jadwal kerjanya yang sangat padat sehingga harus tetap diam di tempat kerjanya.

(Y/n) pun juga tidak terlihat keberatan sama sekali, karena sejak dulu ia sudah terlatih seperti itu.

Dan untuk belajar. Ia lebih memilih homeschooling, karena ia memiliki trauma pada saat SMP dulu di sekolah. Tapi kejadian itu sudah cukup lama, jadi ia saat ini sangat ingin untuk bersekolah di sekolah pada umumnya lagi.

Ia keluar rumah saja tidak sering, mungkin keluar rumah kalau ingin ada yang ingin di beli untuk kebutuhannya saja, atau jika ia ingin keluar karena ingin berolahraga. Bahkan kalau ingin keluar rumah ia harus memakai topi dan maskernya dan juga mengikat rambutnya karena tidak ingin di lihat aneh oleh tetangga. Yaah.. Seharusnya itu sih yang bikin aneh.

Kalau ada waktu senggang, ia sering sekali belajar di kamarnya sampai akhirnya ia merasa puas. Sejak dulu, kedua orangtuanya yang masih ada waktu senggang dengan kerjanya, sering sekali mengajari anaknya alias (Y/n). Maka itulah dia bisa di bilang sudah pintar sejak dini.

Pintu kamar mandi terbuka. Menandakan kalau (Y/n) sudah menyelesaikan mandinya. Segeralah dia memakai baju santai. Sebelum pergi ke dapur, ia menguncir kuda rambutnya terlebih dahulu. Sesudah itu ia langsung turun ke lantai 1 untuk ke dapur dan memasak sarapan.

Rumahnya sederhana. Satu rumah terdiri tiga kamar dan 2 kamar mandi. Dua kamar berada di lantai satu, satu kamar orang tuanya (Y/n), dan satunya lagi adalah kamar tamu, dan kamar mandi juga berada di bawah. Dan yang di atas adalah kamar (Y/n), dan di kamarnya sudah terdapat kamar mandi. Agar dia tidak kesana-kemari.

Saat ia sudah di bawah menuju ke dapur, ia sudah melihat ibunya yang sedang menyiapkan makanan-makanan yang ingin di masak.

"Ibu! Aku bantu juga." ia memanggil Ibunya dengan suara yang tidak terlalu keras dan senyuman manis menghiasi wajahnya seperti biasa.

"Oh iya, (Y/n). Tolong potong-potong bahan makanannya yang sudah ibu siapkan di situ. Sementara ibu mau mengurus ini." ujar Ibunya tanpa mengalihkan pandangan dari yang sedang ia kerjakan sekarang.

"Baik!" sahut (Y/n). Mereka mulai sibuk dengan kerjaannya, tapi berbeda dengan (Y/n) yang sedang memikirkan hal lain sambil memotong sayur. Walaupun kini ia sedang memikirkan sesuatu, tentu saja ia masih sadar kalau ia sedang memotong sayur.

【 𝐒𝐓𝐀𝐑 𝐄𝐘𝐄𝐒 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang