𝟏𝟖 : Mendapatkan kehangatan kembali

319 36 5
                                    

╍╍━━✶━━╍╍

╍╍━━✶━━╍╍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyogo
17.40

Beberapa menit berlalu sejak ia berjalan kerumahnya seorang diri tanpa mempedulikan langit yang sedang tidak mendukung. Ia meneguk ludahnya sendiri dikala ia kembali mengingat kejadian di atap tadi. ia menatap kosong jalanan yang ia pijaki sementara pikirannya kini sangat kacau dihantui oleh rasa trauma yang mulai ia lupakan malah bertambah.

Ia menghela napas lelah.

Tanpa di duga-duga, tiba-tiba saja petir menggelegar dengan keras memasuki indra pendengar orang yang berada di sekitaran, membuat orang-orang yang sedang berlalu lalang menjadi mempercepat jalannya dan menyiapkan benda untuk melindungi tubuhnya jika hujan. Tetapi berbeda dengan (Y/n) yang hanya menghentikan jalannya sejenak karena terkejut. Ia pun kembali berjalan saat suara petir tersebut sudah tidak lagi terdengar. Anehnya ia berjalan dengan tenang seakan petir itu seperti tidak ada apa-apa nya bagi dirinya.

Tak lama setelah itu, ia sudah mulai merasakan rintik air mengenai tubuhnya. Tetapi tetap saja ia tidak peduli. Ia hanya melihat orang-orang sekitar yang berusaha tidak terkena rintikan itu.

Jika orang lain meneduh atau memakai payung, maka berbeda dengan dirinya yang tidak memakai apapun itu, ia hanya memakai topi yang biasa ia pakai untuk menutupi kepalanya. Ia hanya bisa pasrah dan membiarkan rintik air hujan yang mulai membesar mengenai dirinya. Entah apa yang salah darinya, ia hanya menghargai langit yang sedang mewakilkan isi hatinya saat ini. Bahkan langit pun tahu dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Tiba-tiba saja ia kembali teringat dirinya seperti ini disaat ia menduduki kelas 8. Bayangan dirinya setelah kejadian itu, ia berjalan seorang diri tanpa mempedulikan hujan yang membasahi tubuhnya, persis sama seperti sekarang ini. Ia tersenyum kecut.

Tiba-tiba saja ia tidak lagi merasakan air mengenai tubuhnya. Ia pun mendongakkan kepalanya, kemudian pandangannya menangkap payung, ia mengerutkan dahinya bingung. Lalu ia menoleh melihat siapa yang memayungi dirinya.

"Kita-san?"

Kita menghela napas panjang, lalu menoleh menatap gadis yang sedang ia payungi, "kau tahu ini hujan, mengapa kau dengan beraninya tetap berjalan dengan keadaanmu yang seperti ini?" tanya Kita menusuk.

"Aku tidak membawa payung."

"Mengapa tidak meneduh?"

"Malas, ingin langsung pulang saja."

Kita kembali menghela napas.

Keheningan mulai menyelimuti mereka selama beberapa detik,

"Bukannya kau mengikuti klub, Kita-san? Mengapa kau disini?"

Sang kapten tim melirik gadis tepat disebelahnya saat ini yang sedang menatap jalanan, sayangnya Kita tidak bisa melihat kedua manik bintangnya itu.

"Aku tidak sengaja melihatmu berjalan pulang dengan langit yang seperti ini, jadi aku menyusul mu." (Y/n) terdiam mendengar penjelasan dari Kita.

【 𝐒𝐓𝐀𝐑 𝐄𝐘𝐄𝐒 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang