Bab 25

5.3K 532 5
                                    

H a p p y R e a d i n g

Malam harinya, didalam kamar Freya merengek-rengek pada Chika agar bisa menelpon Aran. Chika sudah mencoba mengirim pesan pada Aran namun belum dibalas sama sekali, Chika merasa tak enak karena pikirnya mungkin Aran sedang sibuk.

"Manaa, hikss..hiksss mau telpon Papaa" rengek Freya

"sayang, bentar ya Papa mungkin masih sibuk sayang tunggu ya" ucap Chika menenangkan putrinya

"ndak mau, fleya mau Papaa huaaa" tanggis freya mulai pecah

Chika yang tak tau harus bagaimana, akhirnya ia langsung memeluk Freya dan menenangkannua meski freya terus menangis.

saat freya masih menangis dalam pelukan Chika tiba-tiba handphone Chika berdering dan tertera nama Aran disana. Chika pun langsung dengan cepat mengambil handphone nya dan mengangkat telpon Aran.

"Haloo.. sayang maafin Aku ya baru bisa kabarin sekarang, soalnya Aku tadi ikut kegiatan pembukaan nya jadi Aku gak ngecek handphone"

"iyaa gapapa kak, ini nih freya nangis mau telpon kamu katanya"

"kasian, yaudah aku alihkan ke vc aja ya biar bisa liat freya nya"
"haloo sayang anaknya Papa.. kenapa cantik? kok nangis, hm?"

"hikss.. Papaa fleya angen Papaa"

"ututuuu anaknya Papa, udah ya jangan nangis dong kan ini udah ngeliat Papa"

"Papa kapan puyang hikss"

"sabar ya sayang, Papa gak lama kok.. freya tungguin Papa ya"
"anak cantik Papa udah makan?"

"hikss.. udahh"

"Freya sekarang bobo ya, nanti Papa temenin lewat HP ya"

"Papaa jangan matiin"

"iyaa gak sayang, yaudah sekarang bobo ya.. selamat tidur anak cantiknya Papa"

"selamat tidul Papaa"

Freya pun langsung tidur dengan posisi memeluk boneka kesayangannya dan menghadap ke arah handphone chika yang masih terhubung dengan panggilan Aran.

10 menit kemudian, Freya akhirnya tertidur pulas karena kelelahan menangis. Chika yang melihat Freya sudah tertidur, ia pun mengambil handphone nya dan bercerita dengan Aran.

"Freya udah tidur sayang?"

"udah kok"

"kasian anak Aku, matanya sampe bengkak gitu loh karena nangis"

"dia udah dari sore waktu sampe rumah habis dari bandara, dia udah ngerek pengen telpon sama Kamu"

"cuman anaknya doang nih yang mau telponan sama Aku? Mamanya gak?"

"gak sih biasa aja tuh"

Promise (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang