Bab 27

5K 548 35
                                    

H a p p y R e a d i n g

Saat ini keluarga Chika dan juga Keluarga Aran sudah berada dirumah keluarga Aran bersama-sama menunggu kabar dari pihak kepolisian tentang kabar Aran karna saat ini mereka sedang melakukan evakuasi korban.

"Mami hikss.. Kak Aran gak mungkin ninggalin Aku kan Mi? jawab Mami hikss" ucap Chika yang terus menangis dalam pelukan Mami Ve

"Sayang, kamu yang kuat ya.. Mami tau ini pasti berat buat kamu, kamu sabar ya sayang" ucap Mami Ve menenangkan Chika

"gak Mi.. Aku yakin Kak Aran masih hidup Mi, Kak Aran pasti tepatin janjinya buat pulang Mi" lirih Chika yang mulai melemah

"Mamahh.. hikss, Papa mana Mamahh?" tanya Freya yang mulai menangis

Chika yang melihat anaknya itu langsung memeluk Freya, dan menangis dalam pelukan Freya. ia benar-benar hancur saat ini, sakit dan kehilangan yang ia rasakan dulu sekarang terulang kembali.

"Arann, kamu dimana sayang? kamu gak mungkin tinggalin Bunda kan sayang, hikss.." tanggis Bunda Shani dalam pelukan Gracio

"Sayang tenang ya, Aran pasti gak mau liat bundanya nangis gini" ucap Gracio namun berusaha menahan air matanya

"Yah, Aran pasti pulang kan Yah? Aran gak mungkin ninggali kita Yah" ucap Shani

Gracio pun langsung memeluk erat sangat istri dan meneteskan air matanya. ia benar-benar hancur saat ini dunianya seakan hilang.

sedangkan Zio, ia yang tak tahan melihat mereka ia memilih untuk pergi ke lantai atas. Zio masuk ke dalam kamar Aran yang masih sangat rapi, ia berjalan ke arah kasur Aran dan duduk disana. diatas nakas samping tempat tidur Aran, disana ada foto mereka berdua saat kecil.

Zio mengambilnya dan tersenyum sambil meneteskan air matanya melihat foto itu. hancur, dan terluka itulah yang ia rasakan. sosok yang selalu menjadi tempat keluh kesahnya, orang yang sangat ia sayangin setelah Ayah Bunda nya, saat ini sudah pergi sangat jauh dan meninggalkannya.

Tubuh Zio perlahan mulai bergetar, ia benar-benar sudah tidak bisa menahan tanggisannya. ia benar-benar merasa kehilangan Kakaknya.

"Kakk, kenapa lo tinggalin gue dengan cara gini? hikss.. gue gak bisa Terima kenyataan ini Kak, gue gak bisa" lirih Zio sambil menangis

"mana janji lo buat balik Kak? mana? apa ini arti pesen lo semalem? kalo gue tau arti pesen lo ini, gue gak mau iyain Kak, hikss... lo jahat Kak, Kak balik Kak gue gak mau sendirian" lirih Zio saat mengingat pesan Aran padanya semalam saat mereka telponan

/flashback

"Lo jadi balik besok kan Kak?"

"iyaa jadilah, kenapa? kangen gue?"

"gak sih biasa aja, noh Ayah sama Bunda tuh khawatir lo lama baliknya"

"salamin ya sama Ayah Bunda, bilangin besok gue udah balik kok"

"iyaa, nanti gue bilangin"

"ohiya dek?"

"hm?"

"gue titip Ayah sama Bunda ya. pokoknya Ayah sama Bunda itu sekarang udah jadi tanggung Jawab lo"

Promise (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang