Justina petra gaviandra merupakan anak tunggal dari sepasang kekasih bernama Tuan gavian dan Nyonya Tinare. Yang memiliki hubungan pertemanan baik dengan Ryna Caralyn nawa.
Justina yang memang hidup seperti sendirian di rumah berdua dengan bibi alias pembantunya. Kedua orang tuanya sangat amat sibuk bekerja. Memang jarang sekali mereka menghabiskan waktu bersama.
Justina berjalan menuju lift ia ingin sarapan pagi ini, karena sekarang hari minggu jadi pasti ada kedua orang tuanya di lantai bawah.
Dengan celana pendek dan baju oversize yang terlihat cocok di tubuhnya yang tinggi nan memiliki kulit putih bersih. Dan memakai sandal rumah yang empuk, dengan rambut yang di kuncir asal karena memang rambutnya yang hanya sebahu.
Dengan santai justina membuka pintu ruang makan tersebut.
"Morning bund, morning mah" ucap Justina yang langsung duduk di salah satu bangku di sana, di atas meja yang panjang bak meja kerajaan sudah ada makanan untuknya dan segelas minuman.
"Morning sayang" ucap keduanya bersamaan. "Sarapan dulu" ucap tinare dengan senyum yang mengembang manis di wajah perempuan berkepala empat namun wajahnya seperti gadis kuliahan.
"Ada yang mau papa omongin" kata gavian dengan wajah serius. Tak lama ia mengubah mimik wajahnya seperti biasa. "Makan saja dahulu"
Justina segera melahap makanannya dengan santai ia tak ingin buru buru.
Setelah selesai makan. Justina langsung meminum air jus jeruk nya. Lalu mengelap sekitar mulutnya menggunakan kain.
"Mau ngomong apa?" Tanya Justina.
"Bunda dan papa ada kerjaan di luar negeri, kami ingin mengurusi perusahaan yang hampir bangkrut akibat lalainya pekerjaan temen papa yang sudah di beri tanggung jawab. kami akan pindah ke germany kamu disini sendiri dengan teman papa anaknya akan menemani kamu disini. Jadi kamu mau?" Tanya gavian. "Kami akan tetap mengawasimu dan mengabarimu"
Justina sempat terdiam sebentar dengan wajah berfikir, namun tak lama ia mengubah raut wajahnya yang tadi tampak berfikir kini kembali datar seperti biasanya.
"Lalu? Pah, apa papah pikir kalau anak sebesar saya takut sendirian di rumah seperti ini? No!" Tukas Justina.
Kini gantian gavian yang tampak berfikir. "Tapi nak, saya tidak ingin kamu kesepian dan saya tidak ingin mendengar bantahan!"
Justina hanya mampu menghela nafas. Ia paling anti berhubungan dengan kepala batu nya pria yang menjadi ayahnya di depannya itu.
"Dia hanya menganggu ku" malas justina yang sebenarnya lebih ingin berdiam diri di rumah yang sunyi nan sepi.
"Kau keras kepala"
"Kau lebih,"
"Kau keturunan ku haha" tawa garing lelaki tua itu.
Tinare hanya menggelengkan kepalanya melihat interaksi dua kesayangannya.
"Jaga diri ya nak" ucap tinare sambil tersenyum hangat.
Jujurly Justina lebih menyukai bunda nya di banding papanya yang kepala batu itu. Karena tinare lebih hangat. Tidak seperti pria tua yang keras kepala nan kasar.
"Hm" jawab Justina.
Gavian tiba tiba mengeluarkan sesuatu dari dompet mahalnya. Justina kebingungan dengan Gavian yang menyerahkan sesuatu berupa barang yang berbentuk segi empat.
"Untuk apa?" Tanya Justina kebingungan.
"Untuk kau gunakan" Ucap Gavian ikut kebingungan.
Tinare yang memang sejak awal memperhatikan keduanya kini menegang jidatnya seperti orang yang baru keinget sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MORE THAN FRIEND (GxG) (Completed)
Teen Fictionkisah seorang gadis yang menyukai sesamanya, ia bernama justina petra Gaviandra. ga kepikiran buat desk nya cuii, jadi lgsg baca aja yh • GxG area !! • Homo phobic jauh jauh! • mengandung unsur toxic dan + • bantu vote :3